Gempa bumi di Palu diklaim bergerak dalam kecepatan 14.760km per jam di sepanjang sesar Sulawesi. Temuan tersebut mengubah persepsi dan pemodelan ilmiah tentang kecepatan gempa bumi.
Iklan
Gempa bumi yang meluluhlantakkan kota Palu di Sulawesi Tengah September 2018 silam tergolong peristiwa langka yang cuma terjadi sebanyak 15 kali dalam catatan sejarah geologi. Gelombang seismik bergerak menelusuri sesar Bumi dengan kecepatan super yang memecahkan batas kecepatan geologis, klaim ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA (JPL) di Pasadena, California, AS.
Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Geoscience itu mengungkap retakan bergerak di sepanjang sesar dalam kecepatan yang sangat tinggi dan memicu gelombang naik turun atau sisi ke sisi yang mengguncang permukaan tanah dan menyebabkan likuifaksi. Getaran yang tercipta jauh lebih kuat ketimbang pada gempa bumi yang lebih lambat.
Untuk mengungkap temuan tersebut ilmuwan menganalisa pengamatan resolusi tinggi spasial terhadap gelombang seismik yang disebabkan gempa bumi, radar satelit dan citra optis. Metode ini diperlukan buat menghitung kecepatan, tempo dan tingkat magnitudo gempa berkekuatan 7,5 pada skala Richter di Sulawesi Tengah.
Menurut JPL, gempa di Palu bergerak dalam kecepatan stabil, yakni 14,760 km per jam, dengan getaran terbesar terjadi selama satu menit. Gempa bumi biasanya terjadi dalam kecepatan antara 9.000 hingga 10,800 km per jam. Ilmuwan menemukan, dua sisi dari sesar sepanjang 150 kilometer itu bergeser sepanjang lima meter - jumlah yang menurut ilmuwan sangat besar.
"Memahami bagaimana sesar bergerak pada gempa bumi besar bisa membantu menyempurnakan pemodelan bahaya seismik dan desain bangunan serta infrastruktur lainnya agar bisa menahan gempa bumi di masa depan," kata salah satu penulis studi, Eric Fielding, ilmuwan JPL.
Menurut studi, Sesar yang retak menciptakan ragam jenis gelombang di tanah, termasuk gelombang geser yang menyebar dengan kecepatan 12.700 km per jam. Dalam gempa berkecepatan tinggi seperti di Palu, retakan yang bergerak cepat menyalip gelombang geser yang lebih lambat dan menciptakan efek domino yang menghasilkan gelombang seismik yang lebih mematikan.
"Getaran yang intensif serupa seperti dentuman sonik pada pesawat jet," kata Lingsen Meng, seorang profesor di University of California dan salah satu penulis studi.
Ilmuwan terkejut oleh kecepatan gempa di Palu yang sangat konstan, mengingat bentuk sesar di Sulawesi Tengah sendiri. Selama ini ilmuwan meyakini gempa bumi berkecepatan tinggi alias supershear hanya terjadi pada sesar yang berbentuk lurus sehingga tidak menciptakan banyak rintangan bagi pergerakan gempa bumi.
Daftar Gempa Bumi Paling Langka dalam Sejarah
Gempa bumi supershear yang bergerak dengan kecepatan di atas 11.000 km/jam tergolong peristiwa langka. Sejauh ini hanya 16 yang tercatat, salah satunya di Palu pada 2018 silam. Simakbeberapa gempa bumi supershear.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Adimaja
Yushu, Tibet (2010)
Meski berkekuatan 6,8 pada skala Richter, gempa bumi di Yushu, Cina, pada 2010 menyebabkan 2,698 korban tewas dan lebih dari 12.000 menderita luka-luka. Mautnya gempa di Yushu diyakini disebabkan oleh dentuman seismik yang dipicu kecepatan gelombang gempa yang mencapai 4,7km/detik hingga 5,8km/detik atau 16.920km/jam hingga 20.800 km/jam.
Foto: AFP/Getty Images
Denali, Alaska 2002
Karena pusat episentrum yang terletak di kawasan terpencil, gempa bumi di taman nasional Denali, Alaska, tidak menyebabkan kerugian besar. Meski demikian buat ilmuwan peristiwa seismik ini tergolong istimewa karena termasuk gempa bumi supershear. Berbagai studi mencatat kecepatan gerakan gelombang seismik di Denali mencapai 5,5km/detik atau 19.800km/jam dengan rata-rata kecepatan 11.880km/jam
Foto: Getty Images/AP Photo/B. Bohrer
Tajikistan 2015
Pada 7 Desember 2015 sebuah gempa bumi berkekuatan 7.2 pada skala Richter menyapu Tajikistan dan menyebar ke negeri jiran, Afghanistan, Pakistan dan Kirgistan. Gelombang seismik yang tercipta dicatat ilmuwan melaju dengan kecepatan 4,3km/detik hingga 5km/detik atau sekitar 15.480km/jam dan 18.000km/jam. Gempa dahsyat ini ikut menciptakan bendungan Usoi (tampak di depan) di sisi danau Sares.
Foto: DW/G. Faskhutdinov
Izmit, Turki 1999
Sebanyak 17.000 penduduk meninggal dunia, 42.000 luka-luka dan setengah juta kehilangan rumah setelah gempa berkekuatan 7,4 pada skala richter mengguncang Izmit di barat daya Turki. Gempa ini tercatat sebagai salah satu gempa supershear paling kuat karena bergereak dengan kecepatan 4,8 km/detik atau sekitar 17.280 km/jam di sepanjang patahan Anatolia Utara.
Foto: picture-alliance / dpa
Düzce, Turki 1999
Gempa bumi di Düzce, Turki, yang juga terjadi di sepanjang sesar Anatolia Utara terjadi hanya tiga bulan setelah bumi bergoyang di Izmit. Sebanyak 845 orang dikabarkan meninggal dunia. Menurut ilmuwan gempa di Düzce menciptakan gelombang seismik yang bergerak dengan kecepatan 4,3km/detik atau 15.480 km/jam di sepanjang patahan.
Foto: Getty Images/AFP/M. Deghati
Palu, Indonesia 2018
Gempa di Palu boleh jadi merupakan satu-satunya gempa bumi supershear yang bisa diamati secara detail oleh ilmuwan. Gempa yang memicu gelombang seismik berkecepatan 14,760 km per jam itu ikut memicu likuifaksi. Selama ini ilmuwan meyakini sesar berkelok dua seperti di Palu tidak bisa menciptakan gempa supershear. Namun anggapan itu kini terbantahkan. (rzn/as - dari berbagai sumber)
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Adimaja
6 foto1 | 6
Namun citra satelit patahan Palu justru menampilkan dua lekukan besar. Data menunjukkan gelombang sesimik bergerak dalam kecepatan konstan melalui dua lekukan tersebut.
Temuan tersebut mengubah persepsi ilmuwan dan pemodelan ilmiah terkait retakan gempa bumi, klaim penulis lain, Jean-Paul Anmpuero dari Université Côte d'Azur di Nice, Prancis. Meski begitu dia mengatakan pemodelan ini dikembangkan dengan jenis patahan yang ideal dan terdiri atas material yang homogen.
"Patahan asli dikelilingi oleh batuan yang retak atau sudah diperhalus oleh gempa bumi sebelumnya," kata dia seperti dikutip di laman JPL. "Dalam teorinya, kecepatan yang tidak mungkin terjadi pada batuan yang sempurna bisa terjadi pada batuan yang sudah rusak."
Tidak lama setelah gempa mengguncang Sulawesi Tengah, lembaga antariksa Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan European Space Agency (ESA) memutar satelitnya agar bisa mengambil citra yang lebih detail dari Sulawesi untuk membantu analisa ilmiah. Data tersebut mendasari penelitian UCLA.
rzn (jpl, ucla)
Balaroa Amblas Akibat Likuifaksi
Perumahan Balaroa adalah lokasi terparah yang terdampak gempa dan tsunami di Palu. Rumah amblas hingga lima meter akibat likuifaksi. Korban selamat mengungsi di tenda darurat, menanti alat berat bisa memulai evakuasi.
Foto: DW/N. Amir
Likuifaksi 'tanah bergerak'
Hampir seluruh rumah di Perumnas Balaroa di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah amblas hingga lima meter. Struktur tanah di lokasi yang dihuni sekitar 900 kepala keluarga tersebut mengalami pergerakan akibat efek likuifaksi, yakni tanah yang muncul ke permukaan dalam bentuk lumpur akibat adanya tekanan gempa, dan bukan karena tsunami.
Foto: DW/N. Amir
Kubah masjid bergeser
Salah satu masjid di kelurahan Balaroa bergeser jauh dari lokasi awal akibat gempa terjadi di Palu. BNPB menyebutkan proses evakuasi di Balaroa baru bisa dilakukan jika alat berat tersedia di Palu.
Foto: DW/N. Amir
Evakuasi tersendat
BNPB memprediksi masih ada ratusan korban yang tertimbun di perumahan Balaroa. Evakuasi sulit dilakukan karena posisi tanah yang tidak stabil. Tim SAR gabungan berupaya menyisir lokasi secara manual.
Foto: DW/N. Amir
Pengungsian warga
Warga yang selamat dari gempa dan tsunami di Balaroa mengungsi dengan menggunakan tenda darurat yanng dipasang seadanya. Lokasinya yang terletak di kawasan berbukit, membuat wilayah ini tidak langsung mendapat banyak bantuan.
Foto: DW/N. Amir
Banyak anak-anak
Sejumlah anak-anak yang mengungsi bersama keluarganya mulai menderita sakit. "Penanganan sampai sekarang dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat belum ada sama sekali yang hadir, kami butuh sekali logistik, tenda, air..." ungkap Rahmatsyah, Lurah Balaroa (01/10/2018).
Foto: DW/N. Amir
Bantuan sembako
Sejumlah anggota TNI mengawal persediaan sembako yang akan dibagikan kepada pengungsi korban gempa dan tsunami yang berada di Balaroa, Palu.
Foto: DW/N. Amir
Rumah sakit lapangan
Bagi warga yang terluka, Yonkes 2 Kostrad telah membangun rumah sakit lapangan. Sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit ini adalah korban yang menderita patah tulang akibat gempa dan tsunami di Palu. (nar/Ed:ts/na)