1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NASA Selidiki Misteri Matahari

28 Juni 2013

Teleskop kecil diluncurkan oleh NASA dengan misi meneliti bagaimana matahari memanaskan atmosfirnya dan menjelaskan mengapa badai matahari bisa mengganggu sistem telekomunikasi di bumi.

A solar flare erupts from the sun in this image taken by NASA's SOHO satellite Monday, July 1, 2002. The solar eruption is what astronomers call an eruptive prominence, a loop of magnetic fields that trap hot gas inside. Scientists note that the sun is experiencing ``solar max,'' a period of strong activity that happens about every 11 years and lasts for about three or four years. These disturbances on the sun blast radiation and particles out into space, some of which can affect Earth. The planet's magnetic field channels the radiation around the Earth, funneling some of it to the poles to produce the most commonly noticed effect, the glowing auroras. The powerful electromagnetic pulses also can affect satellites and communications and can even disrupt electrical service over long distances. (AP Photo/NASA)
SonneFoto: AP/NASA

NASA meluncurkan teleskop Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS) untuk menginvestigasi bagaimana matahari memanaskan atmosfirnya hingga jutaan derajat kelvin. Teleskop baru ini akan melacak angin matahari, fenomena yang diharapkan mampu menjelaskan mengapa korona matahari jauh lebih panas ketimbang permukaan.

Perubahan Suhu Drastis

Di inti matahari, inti atom hidrogen diubah menjadi inti helium lewat proses reaksi fusi. Dalam perjalanan melewati berbagai lapisan matahari, suhu menjadi lebih dingin. Tapi di lapisan kromosfer, suhu kembali meningkat dan mencapai puncaknya di lapisan terluar matahari korona. Panas suhu bisa hampir mencapai 1 juta derajat kelvin.

Roket Pegasus yang membawa teleskop IRISFoto: NASA TV

Para peneliti berharap, IRIS akan memberi informasi tambahan mengapa hal ini bisa terjadi. Mereka ingin mengetahui, bagaimana "proses misterius" ini bisa menghasilkan angin matahari, yang merupakan aliran partikel bermuatan (plasma) yang menyebar ke segala arah dari korona. "Setiap kami meneliti matahari, ada jendela baru yang terbuka bagi kami," ujar Jeffrey Newmark, ilmuwan program IRIS di markas NASA di Washington DC.

Matahari Pengaruhi Iklim Bumi

Pengatahuan baru ini bisa membantu memprediksi cuaca antariksa yang bisa mengganggu sinyal komunikasi di bumi. Aktivitas matahari mempengaruhi iklim bumi secara langsung. Semburan matahari misalnya, bisa memutuskan jaringan listrik, mengganggu sinyal radio, komunikasi, sistem navigasi dan satelit lain yang berada di orbit.

IRIS dirancang agar mampu merekam gambar pergerakan cahaya dari permukaan matahari atau fotosfer ke dalam kromosfer dan mencatat data terkait kondisi tersebut.

IRIS panjangnya 1,2 meter dan bobotnya sedikit lebih dari 200 kilogram. Teleskop ini akan mengamati matahari dari jarak sekitar 640 kilometer di atas bumi. IRIS diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base, Kalifornia, dengan wahana khusus yang dilengkapi roket. Roket akan mendorong wahana dan teleskop di dalamnya menuju orbit.

vlz/ml (rtr, ap)