NASA merayakan penemuan 219 Eksoplanet baru, 10 diantaranya berukuran serupa Bumi dan diyakini memenuhi syarat bagi terbentuknya kehidupan.
Iklan
Ilmuwan NASA menemukan 219 kandidat baru Eksoplanet, 10 di antaranya berbatu dan memiliki massa serta temperatur serupa Bumi. Temuan tersebut diumumkan setelah NASA menganalisa data terakhir Teleskop Kepler. Tujuh dari sepuluh Eskoplanet mengitari bintang induknya seperti Bumi mengorbit Matahari.
Kendati tidak membuktikan adanya kehidupan di luar Bumi, penemuan tersebut membuktikan Eksoplanet bisa memenuhi syarat bagi terbentuknya kehidupan. "Apakah kita sendirian?" tanya ilmuwan NASA Mario Perez, "mungkin Kepler secara tidak langsung mengatakan bahwa kita sebenarnya tidak sendirian."
Ke-sepuluh Eksoplanet temuan NASA diyakini memiliki cairan di permukaannya, menyusul posisi orbit yang berada di zona habitasi. Area tersebut juga disebut sebagai zona kehidupan karena memungkinkan planet untuk memiliki cairan di permukaannya.
Planet Paling Ganjil di Alam Semesta
Karakter sejumlah Eksoplanet mendefinisikan ulang konsep neraka: sebagian dihantam badai kaca atau disaput uap panas, yang lain bersuhu 1700 derajat Celcius. Inilah daftar eksoplanet paling misterius di alam semesta
Foto: ESO/L. Calçada
Cincin Monster
Berlokasi 434 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa 40 kali lipat lebih besar ketimbang Jupiter, J1407B mendapat julukan Super Saturnus lantaran cincin kosmiknya. Berbeda dengan Saturnus, cincin J14070B membentang sepanjang 120 juta kilometer, alias 200 kali lipat lebih besar ketimbang planet terindah di sistem tata surya itu. Ilmuwan berspekulasi J1407B sedang dalam proses membentuk bulan
Foto: NASA/Ron Miller
Planet Es yang Terbakar
Planet ini memiliki inti batuan dan permukaan yang diselimuti es. Gliese 436b mengorbit bintang induknya dalam jarak dekat. Tidak heran jika temperatur di permukaannya mencapai 439 derajat Celcius. Keunikan Gliese 436b adalah awan hidrogen yang menyelimuti planet dan menyisakan jejak di sepanjang jalur orbitnya. Lantaran karakternya itu Gliese 436b dijuluki planet es yang terbakar
Foto: NASA/public domain
Lebih Pekat dari Arang
Di antara eksoplanet, TrES-2b adalah yang paling misterius. Pasalnya planet ini hanya memantulkan 1% cahaya dari bintang induknya. Tidak heran jika TrES-2b dicatat sebagai planet paling gelap di semesta dan memiliki permukaan yang lebih pekat ketimbang arang. Ilmuwan meyakini TrES-2b adalah raksasa gas serupa Jupiter.
Foto: NASA/Kepler/TrES/David A. Aguilar (CfA)
Mengorbit Tiga Bintang
HD 188753 Ab merupakan planet pertama yang diketahui mengorbit tiga bintang induk sekaligus. Planet ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Polandia tahun 2005 setelah melakukan observasi dengan teleskop raksasa di Mauna Kea, Hawaii. Namun upaya lanjutan untuk menemukan kembali planet misterius ini gagal, meski menggunakan metode yang sama.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Neraka Kaya Intan
55 Cancri e adalah dunia api yang mengorbit bintang induknya dari jarak yang 25 kali lipat lebih dekat ketimbang jarak Merkurius ke Matahari. Keunikan terbesar planet ini adalah susunan elemen pembentuknya yang diyakini didominasi karbon, sehingga tidak menutup kemungkinan permukaan 55 Cancri e dipenuhi intan. Hanya saja temperatur di permukaannya melebihi 1700 derajat Celcius.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Biru tapi Mematikan
Meski berwarna biru layaknya Bumi, HD189733 bukan surga kehidupan. Sebaliknya temperatur di permukaan HD189733 melebihi 1000 derajat Celcius. Terlebih setiap pengunjung eksplanet ini harus bersiap menghadapi hujan kaca yang menyapu dengan kecepatan 7000 kilometer per jam.
Foto: NASA/ESA/M. Kornmesser
Bumi Raksasa
Penemuan Gliese 581 C sempat memicu harapan tinggi bahwa ada benda langit lain serupa Bumi. Pasalnya Gliese 581 C mengorbit bintang induknya di zona hijau dan diyakini memiliki temperatur serupa Bumi. Namun rotasi Gliese 581C terkunci gaya gravitasinya, sehingga hanya satu sisi saja yang menghadap bintang induknya.
Foto: ESO
Berselimut Uap Panas
Planet GJ1214b serupa kolam panas. Pasalnya permukannya dilapisi samudera berukuran raksasa, namun temperatur di permukannya mencapai 230 derajat Celcius. Tidak heran jika hasil observasi menujukkan GJ1214b diselimuti atmosfir yang terbuat dari uap dan awan tebal.
Foto: ESO/L. Calçada
8 foto1 | 8
Selama empat tahun menjalani misi, Kepler menemukan sebanyak 4.034 Eksoplanet, termasuk 50 batuan langit yang berukuran dan memiliki temperatur serupa Bumi.
Teleskop antariksa itu juga mengungkap, Eksoplanet yang berukuran hingga 1.75 kali lipat lebih besar ketimbang Bumi bertendensi memiliki permukaan berbatu.
Planet yang disebut juga sebagai "Bumi Super" itu sebenarnya tergolong jenis yang paling banyak ditemukan di antariksa, kecuali di sistem tata surya. "Sangat menarik bahwa kita tidak memiliki tipe planet paling umum di galaksi," kata Benjamin Fulton, mahasiswa Astronomi yang membantu menganalisa data Kepler.
Benih Kehidupan di Enceladus?
Berjarak 1,2 milyar km dari Bumi, membeku dalam suhu -130 derajat Celcius dan dibekap oleh lempengan es tebal, Enceladus saat ini adalah harapan terbesar umat manusia untuk menemukan mahluk hidup di luar Bumi.
Foto: picture-alliance/AP
Sumber Kehidupan di Enceladus
Adalah wahana nirawak, Cassini, yang mengungkap kemungkinan adanya sumber energi hidrotermal di dasar samudera yang menyelimuti Enceladus. Jika benar, maka samudera Enceladus yang ditutupi lempengan es tebal bisa menopang kehidupan meski suhu yang dingin dan tanpa sinar matahari. Namun ilmuwan belum menemukan bukti kehidupan di bulan membeku milik Saturnus itu.
Foto: picture-alliance/AP
Api dan Air
Hasil analisa data wahana penelitian Cassini yang menyelidiki semburan es dan debu di permukaan Enceladus membuktikan keberadaan molekul Hidrogen dalam jumlah besar. Satu-satunya penjelasan ilmiah mengenai pembentukan elemen tersebut adalah reaksi hidrotermal yang berlangsung secara terus menerus ketika batuan panas bersentuhan dengan air samudera di perut satelit Saturnus ini.
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS/NASA
Benih Kebumian
Selain Hidrogen, ilmuwan juga menemukan keberadaan Karbondioksida pada semburan es dan debu Enceladus. Kedua senyawa merupakan bahan dasar Metanogenesis alias pembentukan gas Metana. Bumi misalnya juga memiliki sumber hidrotermal kaya mineral di dasar samudera yang menopang kehidupan satwa di laut dalam.
Foto: picture-alliance/AP
Kehidupan Primitif
Sejak lama ilmuwan meyakini benda langit membeku itu memiliki sumber panas di perutnya karena gaya gravitasi Saturnus 'memeras' inti berbatu Enceladus hingga mencair yang kemudian memanaskan lempengan es menjadi samudera air. Dengan begitu Enceladus memiliki resep kedua kehidupan, yakni energi. Tidak heran jika ilmuwan berspekulasi mengenai kehidupan primitif serupa mikroba di bulan Saturnus itu
Foto: picture-alliance/Photoshot
Cincin buat Saturnus
Enceladus yang memiliki diameter 504 kilometer merupakan bulan terbesar keenam yang mengitari Saturnus. Sejak 2005 silam citra yang dibuat Cassini telah membuktikan semburan es dan debu di kutub selatan Enceladus ke angkasa secara berkala. Semburan tersebut juga bertanggungjawab atas terbentuknya cincin terluar Saturnus.
Foto: picture-alliance/United Archives/WHA
Ragam Paras Enceladus
Keunikan lain Enceladus adalah wilayah kutub selatannya yang sama sekali bebas dari kawah hasil benturan meteorit. Ilmuwan meyakini kawasan itu mengalami peremajaan menyusul aktivitas geologis di perutnya, serupa seperti pada bulan Io yang mengitari Jupiter. Permukaan Enceladus yang dipenuhi patahan, lanskap bergelombang dan geyser juga mengindikasikan keberadaan air di bawah permukaan.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Bulan Kembaran
Benda langit berselimut samudera dan es bukan barang langka di sistem tata surya. Selain Enceladus, Europa yang mengitari Jupiter juga diyakini menyimpan samudera di balik permukaannya. Hasil analisa data wahana nirawak Galileo mengindikasikan keberadaan laut sedalam 100km yang tertutup lempengan es setebal beberapa kilometer di bulannya Jupiter itu.