1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndonesia

Nasib Ratusan Mobil Listrik yang Digunakan Selama G20

17 November 2022

Penggunaan kendaraan listrik di KTT G20 disebut-sebut sebagai pembuktian komitmen Indonesia terkait transisi energi dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan. Lantas akan diapakan ratusan mobil itu pasca G20?

Mobil listrik terparkir di pintu gerbang lokasi KTT G20 di Bali
Mobil listrik terparkir di pintu gerbang lokasi KTT G20 di BaliFoto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Indonesia sukses menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Selama KTT G20 ini, beberapa pemimpin negara dan delegasi menggunakan kendaraan listrik.

Kendaraan listrik ini disediakan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20. Tak cuma kendaraan pejabat, kendaraan pengawal hingga panitia penyelenggara KTT G20 juga memakai kendaraan listrik.

Menurut Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama, kendaraan listrik ini adalah pembuktian komitmen Indonesia terkait transisi energi dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan.

"Untuk itu dalam KTT ini karena itu adalah salah satu tema dari KTT ini kita gunakan mobil listrik. Kita utamakan mereka yang punya pabrik di Indonesia. Tapi ada juga yang belum punya pabrik di Indonesia tapi bersedia bekerja sama dengan kita menjadi mitra untuk meminjamkan mobil, pinjam pakai istilahnya, kita gunakan juga mobil-mobil mereka," kata Setya dalam sebuah video yang diunggah channel Youtube Sekretariat Presiden.

Lalu, akan dikemanakan mobil listrik yang telah digunakan delegasi di KTT G20? Menurut Setya, kendaraan listrik itu akan dikembalikan kepada pabrikan yang meminjamkannya.

"Karena kita pinjam pakai ya kita akan kembalikan kepada mereka. Mungkin akan dijual atau dilelang ya terserah mereka. Tapi yang jelas mereka sudah menyumbang untuk kita dengan meminjamkan ini," ujarnya.

Dia bilang, total ada lebih dari 800 kendaraan listrik yang disiapkan untuk rangkaian VVIP selama KTT G20 di Bali. Itu juga termasuk untuk kendaraan delegasi dan panitia.

"Kalau termasuk kendaraan patwal yang listrik juga itu sekitar 1.500 lah semua. Selebihnya masih mobil-mobil fosil, mobil-mobil combustion engine," sebutnya.

Setya menambahkan, penggunaan kendaraan listrik di KTT G20 ini adalah sebuah pesan bahwa mau tidak mau kita harus beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan. Sebab, semakin lama energi fosil juga semakin berkurang.

"Dan inilah saatnya kita menunjukkan, ini showcase-nya saja," pungkasnya. (gtp)

Baca artikel selengkapnya di: Detik News

KTT G20 Selesai, Mobil Listrik Bekas Delegasi Bakal Dijual?

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait