Ribuan peralatan perang Rusia di Ukraina jadi rongsokan. Sebagian dipotong jadi besi rongsokan, sebagian lagi dijadikan benda seni. Tapi apakah ada pembuangan sampah perang tersistem di negara itu?
Iklan
Sedikitnya ada 7.600 objek militer Rusia ditinggalkan di Ukraina sejak Moskow melancarkan perang ke negara tetangganya itu. Para pakar dari proyek “Oryx“ dari Belanda, menganalisis foto dan video dari kawasan pertempuran, mengidentifikasi sedikitnya 2.750 tank, 5.580 kendaraan lapis baja, 4.170 mobil, 1.770 sistem artileri dan ratusan sistem penangkis serangan udara, helikopter dan pesawat terbang.
Hampir 4.700 objek militer rusak parah atau hancur dan dibiarkan begitu saja di jalanan atau lokasi terbuka. Kemenetrian pertahanan di Kyiv kini membentuk pasukan khusus, yang dijuluki “Kanibal“, untuk mengecek apakah masih ada sukucadang yang bisa dimanfaatkan ulang, untuk mereparasi alat perang Ukraina.
Negara Pemasok Senjata ke Ukraina
Perang yang dilancarkan Rusia di Ukraina terus berkobar. PBB berusaha medorong dialog damai. Namun, sejumlah negara NATO mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina. Senjata apa yang sudah dan akan disuplai ke Ukraina?
Foto: Thomas Imo/photothek/picture alliance
Amerika Serikat, Beragam Senjata
Pentagon memasok beragam persenjataan ke Ukraina senilai 2,5 miliar USD. Antara lain peluru kendali anti pesawat terbang Javelin buatan Inggris (foto). Selain itu, AS merencanakan pengiriman 300 kendaraan lapis baja dan sejumlah meriam artileri yang bisa dikendalikan lewat GPS lengkap dengan amunisinya. Juga Washington akan kirim 11 helikopter transport tipe MI-17 buatan Uni Sovyet.
AS juga mengirim sekitar 300 Drone Switchblade yang dipuji gampang dikendalikan dan tidak perlu stasiun peluncur canggih di darat. Dengan bobot hanya beberapa kilogram Switchblade bisa diangkut dengan ransel dan punya daya jelajah hingga 10 km. Drone sekali pakai ini bisa dikendalikan secara presisi untuk diledakkan menghancurkan target musuh.
Foto: AeroVironment/abaca/picture alliance
Jerman, Tank Gepard
Pemerintah Jerman sudah menyetujui pengiriman senjata berat, berupa tank anti serangan udara jenis Gepard. Dikembangkan tahun 1970-an, tank ini selama tiga dekade jadi tulang punggung sistem pertahanan anti serangan udara Jerman. Dilengkapi meriam kaliber 23mm yang mampu menembus lapis baja, dulu terutama dirancang untuk melumpuhkan helikopter tempur MI-24 buatan Rusia.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Turki, Drone Bayraktar
Turki sudah memasok 20 drone tempur Bayraktar TB2 ke Ukraina. Penjualan drone ini pada tahun 2021 mulanya tidak ada kaitannya dengan perang yang dilancarkan Rusia. Tapi seiring perkembangan situasi di Ukraina, drone buatan Turki ini jadi salh satu senjata berat yang dikirim ke Ukraina dari salah satu anggota NATO.
Foto: Mykola Lararenko/AA/picture alliance
Republik Ceko, Tank T-72 M4
Republik Ceko menjadi negara pertama anggota NATO yang mengirim senjata berat ke Ukraina. Bulan Januari 2022 seiring penguatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, Praha mengirim amunisi dan granat anti panser. Setelah invasi Rusia, Republik Ceko mengirimkan tank tipeT-72 M4 buatan Uni Sovyet (foto) dan panser tipe MBP.
Foto: Jaroslav Ozana/CTK/dpa/picture alliance
Polandia, MIG-29
Polandia merencanakan pengiriman sejumlah pesawat tempur tipe MIG-29 buatan Rusia ke Ukraina lewat negara ketiga. Namun NATO menolak rencana ini, karena dengan itu berarti pakta pertahanan Atllantik Utara akan dianggap terlibat secara langsung dalam perang di Ukraina. Warsawa akhirny hanya mengirim senjata tempur dan amunisinya.
Foto: Cuneyt Karadag/AA/picture alliance
Negara NATO Lain, Akan Kirim Senjata Taktis
Anggota NATO lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, Belgia dan Kanada sudah menjanjikan pengiriman bantuan persenjataan ke Ukraina. PM Inggris Boris Johnson sesumbar akan mengirim rudal anti armada laut, sementara PM Belanda Mark Rutte menjanjikan akan mengirim panser tempur. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan pengiriman senjata (as/yf)
Foto: U.S. Army/Zuma/imago images
7 foto1 | 7
Besi tua untuk diperdagangkan atau industri?
Sejak serangan balasan militer Ukraina awal tahun sukses memukul mundur tentara Rusia dari Kyiv, sejumlah pedagang besi tua sudah mengincar rongsokan tank, panser dan artileri Rusia itu. Taksiran majalah Forbes menyebutkan, nilai besi tua yang ditinggalkan Rusia di Ukraina mencapai sedikitnya 45 juta dolar.
Tapi pedagang besi tua Ukraina menaksir nilainya jauh lebih rendah dibanding Forbes. Masalahnya adalah komposisi khusus metal yang digunakan untuk tank dan panser, yang sulit didaur ulang di pabrik peleburan logam.
“Lapis baja pelindung tank dan panser dibuat dari baja khusus dengan sifat istimewa, misalnya titik lebur yang sangat tinggi tapi sulit dibentuk. Rongsokan alat perang ini tidak bisa diolah di pabrik logam besar“ kata Valentyn Makarenko, direktur perusahaan "Interpipe Vtormet".
Perhimpunan logam sekunder "UAVtormet" juga menyebutkan, saat ini pasar untuk besi tua sedang mengalami stagnasi. Ekspor sejak beberapa tahun terakhir dihambat oleh bea dan pajak tinggi. Juga permintaan di dalam negeri Ukraina sejak pecah perang turun drastis, gara-gara penutupan banyak pabrik baja dan pabrik pengolah logam.
“Produksi baja Ukraina dalam 9 bulan pertama tahun ini turun 66%, sementara permintaan besi tua dan besi rongsokan turun sekitar 73,5 % pada kisaran hanya 830.000 ton“, kata laporan perhimpunan produsen logam Ukraina. Sementara pabrik logam terbesar, ArcelorMittal di Krywyj Rih kepada DW mengatakan, memiliki cadangan besi tua cukup besar untuk produksinya. “Kami punya persediaan 80.000 ton lebih. Juga logam dari peralatan militer tidak cocok untuk produksi kami“, kata Volodymyr Haydash, direktur komunikasi perusahaan itu.
Potret Kota-kota di Ukraina yang Luluh Lantak Diserang Rusia
Pasukan Rusia terus meningkatkan intensitas serangannya ke kota-kota di Ukraina termasuk ibu kota Kiev dan kota penting Kharkiv.
Foto: Carlos Barria/Reuters
PLTN terbesar di Eropa terbakar
Salah satu dari enam reaktor yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia terbakar Jumat (04/03) dini hari waktu setempat, akibat serangan pasukan Rusia. PLTN Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar di benua Eropa. Sebanyak 25% pasokan listrik Ukraina berasal dari PLTN ini.
Foto: Zaporizhzhya NPP/REUTERS
Apartemen hancur
Foto udara menujukkan sebuah bangunan apartemen di kota Borodyanka yang hancur akibat serangan Rusia. Pasukan Rusia terus memborbardir kota-kota di sekitar ibu kota Kiev, termasuk kota Chernihiv dan Irpin.
Foto: Maksim Levin/REUTERS
Ratusan ribu orang mengungsi
Ratusan ribu warga Ukraina dilaporkan mengungsi, baik ke kota-kota lain di dalam negeri seperti Lviv atau ke negara-negara lain di Uni Eropa. Foto udara memperlihatan area perumahan di kota Rivnopillya, dekat Kiev, yang terbakar.
Foto: Maxar Technologies/AP/picture alliance
Gedung-gedung di Kiev hancur
Seorang petugas keamanan Ukraina sedang memantau kondisi gedung di Kiev yang hancur akibat serangan Rusia.
Foto: Carlos Barria/Reuters
Mengumpulkan persediaan makanan
Warga di Kiev dilaporkan ramai-ramai mengantre di pasar swalayan dan kios-kios untuk membeli bahan-bahan kebutuhan pokok. Tampak pada gambar seorang laki-laki dengan tas belanja berjalan di sebuah jalan di Kiev.
Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters
Kendaraan militer rusak
Dalam invasinya, Rusia menargetkan fasilitas-fasilitas militer milik Ukraina serta infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Tampak pada gambar seorang laki-laki berjalan melewati sisa-sisa kendaraan militer pasukan Rusia yang hangus terbakar di kota Bucha.
Foto: Serhii Nuzhnenko/AP/picture alliance
Kantor polisi tak luput dari serangan
Kantor polisi di kota Kharkiv hancur terkena serangan rudal yag ditembakkan pasukan Rusia pada hari Rabu (02/02).
Foto: Ukraine State Emergency Service/AA/picture alliance
Ratusan orang tewas
Lebih dari 200 warga sipil dilaporkan tewas dan lebih dari 500 orang lainnya mengalami luka-luka selama invasi Rusia ke Ukraina. Petugas medis mengevakuasi jenazah dari balai kota Kharkiv yang porak-poranda akibat serangan Rusia.
Foto: Sergey Bobok/AFP/Getty Images
Balai kota rusak parah
Seorang petugas layanan darurat Ukraina mengamati gedung balai kota Kharkiv yang rusak parah. Balai kota yang terletak di alun-alun kota kharkiv ini jadi target serangan pasukan Rusia. (Ed: rap/as)
Foto: Pavel Dorogoy/AP/picture alliance
9 foto1 | 9
Dijadikan monumen
Di kota Krywyj Rih tank dan peralatan tempur Rusia yang hancur, kini dipajang sebagai monumen di tengah kota. “Ini jadi pameran tetap, untuk mengenang sukses serangan terbaru kami di kawasan Kherson, dan juga harapan kemenangan berikutnya“, kata wakil walikota Serhiy Milyutin kepada DW.
Pemerintah di Kyiy sejak bulan April lalu sudah memberikan dorongan semangat, untuk membuat monumen peragaan semacam itu di berbagai kota di Ukraina. Selain itu juga membat pameran serupa di luar negeri.
Di kota Odessa, para seniman sejak September lalu ikut serta membuka pameran tank dan panzer Rusia yang berhasil dihancurkan. Seniman Ihor Matroskin mewarnai dan merekayasanya. Ia mengatakan, karya seni sebagai pengingat kepada warga, betapa dekatnya front pertempuran.
Iklan
Apakah Ukraina mampu tuntaskan masalahnya?
Terlepas dari aksi pameran seni atau monumen perang, pada akhirnya besi tua dan besi rongsokan sisa perang harus diolah atau dimusnahkan agar tidak mencemari lingkungan. Direktur "Interpipe Vtormet", Makarenko menyebutkan, pemerintah Ukraina tidak punya pengalaman dalam bidang ini.
Rongsokan peralatan militer Ukraina, selama beberapa tahun terakhir, jauh sebelum pecah perang, juga hanya ditumpuk dan dikumpulkan di pabrik atau gudang penimbunan. Baru sekarang kementerian pertahanan membahas rencana bagaimana mengolah dan mengatasi masalah sampah alat perang ini.
“Masalahnya, negara tidak punya anggaran untuk mengolah atau memusnahkan sampah berupa tank, panser dan artileri yang hancur dan terbakar“, kata Makarenko. Untuk itu, perlu bantuan internasional. “Khususnya dari perusahaan daur ulang besi tua di Eropa yang memiliki pengalaman dan teknologi untuk itu“, pungkas direktur "Interpipe Vtormet" itu.