Sejak lama negara-negara Baltik meminta NATO menambah pasukan di perbatasan timur. Mereka mengkhawatirkan sikap "agresif" Rusia dan takut bernasib serupa seperti Ukraina.
Iklan
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mempertimbangkan rotasi empat batalyon di perbatasan timur Eropa. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, sebagai reaksi atas sikap "agresif" Rusia.
Negara anggota NATO di kawasan Baltik, Estonia, Latvia dan Lithuania, sebelumnya telah meminta penambahan pasukan di wilayahnya. Kekhawatiran meningkat setelah Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina, 2014 silam.
Menurut Carter, empat batalyon NATO akan ditugaskan menjaga negara-negara Baltik dan Polandia. Harian AS, Wall Street Journal, melaporkan jumlah pasukan yang bakal diterjunkan mencapai 4000 personil yang terbagi antara Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lain.
"Ini adalah salah satu opsi yang sedang dibahas," kata Carter di sela-sela kunjungan tiga harinya di Jerman. Kepada kantor berita Reuters seorang perwira militer AS mengaku pihaknya sedang akan memperkuat pengamanan perbatasan timur Eropa untuk mengimbangi ancaman Rusia.
Pemerintah Washington dikabarkan telah meningkatkan anggaran latihan untuk satuan militer yang ditempatkan di Eropa. Carter antara lain dijadwalkan bertemu dengan Jendral Curtis Scaparrotti yang bakal diangkat sebagai panglima militer NATO di Eropa.
Dalam uji kelayakan dan kepatutan di Senat AS April silam Scaparotti mengritik Rusia yang dinilainya menampilkan "perilaku agresif yang bertentangan dengan nilai internasional dan bahkan kerap melanggar hukum internasional."
NATO Bersiap Perang Hadapi Rusia
Ketegangan di Ukraina ikut menyeret NATO. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu pun bersiap menghadapi skenario terburuk, yakni perang dengan Rusia, dengan membentuk satuan cepat dan menggelar latihan militer di Polandia
Perang Gerilya Melawan Rusia
Skenario perang yang dipilih NATO tidak jauh dari konflik Ukraina. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu mempersiapkan pasukannya untuk terlibat dalam perang geriliya, melawan pasukan pemberontak yang disokong jiran Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Unjuk Gigi di Polandia
Untuk itu NATO memilih Polandia, negara anggotanya yang berada paling dekat dengan Rusia. Di Zagan, NATO menurunkan helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan elit dari berbagai negara. Salah satu yang dilibatkan adalah tank Leopard 2 teranyar milik militer Polandia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Manuver Terbesar
Manuver di Zagan, Polandia, adalah latihan militer terbesar yang pernah digelar NATO. Untuk memindahkan 2100 serdadu dari sembilan negara beserta puluhan alat tempur dan amunisi, NATO membutuhkan 17 pesawat kargo, sembilan kereta barang dan sebuah konvoi berisikan 30 truk.
Foto: DW/B. Wesel
Speerspitze buat Eropa Timur
Buat menangkal ancaman Rusia, NATO membentuk satuan elit gabungan bernama "Speerspitze" alias ujung tombak, yang berisikan 5000 serdadu dengan berbagai alat tempur termutakhir. Pasukan gerak cepat ini khusus dilatih untuk melindungi negara-negara di timur Eropa dari tentara pemberontak sokongan Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Hujan Duit
Untuk membiayai satuan elit terbaru itu NATO telah mempersiapkan dana sekitar 20 Miliar Euro atau sekitar Rp. 300 trilyun hingga tahun 2025. Dana tersebut akan dipakai buat membeli tank tempur, pengangkut personel lapis baja, artileri, helikopter dan berbagai perlengkapan serdadu. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan TNI tahun ini tercatat sebesar 84,5 Triliyun Rupiah.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Tanpa Serdadu
NATO juga menyambut usulan Amerika Serikat untuk menempatkan lebih banyak alat tempur di Eropa Timur. Saat ini NATO tidak bisa menempatkan serdadu di perbatasan timur secara permanen. Penyebabnya adalah perjanjian damai dengan Rusia yang diratifikasi tahun 1997.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Menghalau Ancaman di Langit
Salah satu sistem alutista yang ingin ditempatkan NATO di perbatasan timur adalah MEADS, alias Medium Extended Air Defense System. Sistem pertahanan udara teranyar itu tidak cuma mampu menghalau rudal atau obyek terbang di berbagai ketinggian, tapi juga dapat berpindah tempat secara fleksibel.