Sekitar 50.000 tentara bergabung dalam latihan perang NATO di Norwegia untuk menguji pertahanan aliansi melawan "agresor fiktif." Jerman adalah peserta terbesar kedua.
Iklan
NATO menggelar latihan militer terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin pada hari Kamis (25/10) di Norwegia. Jermann mengirim kontingen militer terbesar kedua, dalam rangka mempersiapkan diri untuk memimpin pasukan gerak cepat NATO.
Latihan perang "Trident Juncture" melibatkan sekitar 50.000 pasukan, 10.000 kendaraan, 250 pesawat dan 65 kapal perang dari semua 29 anggota aliansi, ditambah Swedia dan Finlandia. Manuver ini berlangsung selama dua minggu di ruang udara dan laut di seluruh di Norwegia.
NATO Gelar Latihan Perang, Rusia Meradang
00:47
Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji dan melatih "Very High Readiness Joint Task Force" (VHRJTF) NATO, yang nantinya akan berada di bawah komando Jerman. Pasukan gabungan gerak cepat ini dirancang untuk mempelopori pertahanan negara anggota aliansi yang menghadapi serangan dari luar.
VHRJTF NATO dirancang aliansi pertahanan Atlantik Utara itu pada tahun 2014 setelah aneksasi Rusia di Semenanjung Krimea.
Rusia protes latihan gabungan NATO
Rusia, yang berbatasan dengan Norwegia, diundang NATO untuk memantau latihan perang itu. Namun Kementerian Pertahanan Rusia mengecam manuver besar-besaran itu.
"Aktivitas militer NATO dekat perbatasan kami telah mencapai tingkat tertinggi sejak masa Perang Dingin," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu hari Rabu (24/10). Dia menambahkan, Trident Juncture adalah "simulasi tindakan militer ofensif."
Wakil pemimpin Partai Kiri- "Die Linke" di parlemen Jerman, Dietmar Bartsch, mengeritik latihan gabungan itu sebagai "menggelikan, berbahaya, dan provokatif terhadap Rusia."
"Ada ancaman perang yang lebih besar. Presiden AS mengancam lomba persenjataan nuklir terhadap Rusia dan Cina serta membatalkan perjanjian perlucutan senjata nuklir," kata Dietmar Bartsch kepada harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung.
Menguji kesiapan menghadapi agresor
Dalam Trident Juncture, skenarionay adalah: pasukan aliansi akan menguji kesiapan mereka untuk merebut dan mengembalikan kedaulatan Norwegia setelah diserang oleh "agresor fiktif."
Militer Jerman Bundeswehr berpartisipasi dalam manuver dengan sekitar 10.000 tentara dan 4.000 kendaraan. Selain itu, Bundeswehr mengerahkan pesawat tempur Tornado dan Eurofighter dan tiga kapal perang.
Awal 2019, Jerman akan mengambil alih komando VHRJTF NATO selama setahun.
Zapad-2017: "Permainan" Perang Ala Rusia
NATO dan negara di Eropa Barat gugup, saat Rusia menggelar latihan militer masif bersama Belarus. Rusia bersikeras latihan mengikuti aturan hukum internasional, jadi tak perlu kuatir. Ada teka-teki apa di balik Zapad?
Foto: Reuters/V. Fedosenko
Apakah Zapad?
Zapad, berarti "barat" dalam bahasa Rusia, adalah latihan militer gabungan yang dilakukan tentara Rusia dan Belarusia, di perbatasan Rusia barat laut dengan Eropa. Kawasan ini juga merupakan wilayah NATO. Latihan 2017 yang dimulai dari 14- 20 September, adalah satu dari empat latihan militer regional tahunan. Tujuannya untuk menguji strategi militer dan kesiapan pasukan lewat simulasi perang.
Foto: picture-alliance/dpa/A.Druginyn
Seperti Apa Rupa Penampakan Zapad Dulu?
Zapad awalnya berasal dari Uni Soviet. Latihan terakhir berlangsung tahun 2009 dan 2013. Setelah latihan berakhir, NATO menyebut Rusia diam-diam telah mempersiapkan taktik untuk melakukan invasi militer ke Georgia (tahun 2008) dan Krimea serta Ukraina timur (tahun 2014). NATO juga menuduh Rusia menargetkan negara-negara Eropa sebagai target serangan nuklir dalam simulasi perangnya.
Foto: picture-alliance/dpa/A.Druginyn
Seperti Apa Zapad Tahun Ini?
Menurut Dokumen Wina 2011 yang dirilis Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), suatu negara harus mengizinkan negara lain memantau latihan militer mereka jika pasukan yang terlibat lebih dari 13.000 tentara. Rusia mengaku hanya melatih 12.700 tentara. Namun, analis keamanan barat mengungkap bahwa jumlah tentara yang dilatih berkisar 100.000 orang.
Rusia Menampik Memiliki Motif Tersembunyi
Rusia membantah tuduhan NATO yang menyebut Zapad-2017 memobilisasi pasukan dan melanggar kesepakatan internasional. Rusia menegaskan persiapan dan pelaksanaan Zapad 2017 sepenuhnya transparan. Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin (foto) kepada DW berkata Zapad-2017 "benar-benar damai, dan benar-benar bersifat defensif." Dia juga membantah bahwa manuver latihan tersebut diarahkan ke NATO.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudryavtsev
'NATO Tetap Tenang dan Waspada'
Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg sambut baik pengakuan pasukan Rusia, namuna ia juga mengatakan aliansi militer Barat berdasarkan Perang Dingin memiliki "setiap alasan untuk percaya bahwa mungkin lebih banyak pasukan yang berpartisipasi daripada yang resmi dilaporkan", menilik latihan sebelumnya. "NATO tetap tenang dan waspada," katanya pada awal September saat berada di Estonia (di atas).
Foto: Reuters/I. Kalnins
Jerman Khawatirkan Ada Lebih Dari 100.000 Tentara
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen mengklaim Rusia melibatkan lebih dari 100.000 tentara dalam Zapad-2017. Januari lalu, Jerman mengirim 450 tentara ke Lithuania sebagai bagian dari misi NATO. Lithuania, bekas Uni Soviet, tidak setuju dengan latihan perang Rusia tersebut. Von der Leyen (foto, kanan) bersama Presiden Lithuania, Dalia Grybauskaite memantau pasukan Jerman.
Foto: Getty Images/AFP/P. Malukas
Demonstrasi di Belarus
Bukan hanya politisi yang angkat suara terkait Zapad-2017. Seminggu menjelang manuver dimulai, sekitar 200 orang Belarus turun di jalanan ibukota, Minsk, memprotes latihan militer. Sekitar 7.200 tentara Belarus berpartisipasi, kata Rusia, dan latihan militer terkonsentrasi di negara yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia tersebut. Sebuah spanduk protes bertuliskan "Untuk Belarus yang damai."