NATO menggelar latihan militer gabungan hanya 150 kilometer dari perbatasan Rusia. Aksi tersebut bertujuan memperkuat kerjasama antara negara dan menjadi peringatan terhadap Moskow.
Iklan
Sebanyak 10.000 serdadu dari 13 negara ikut serta dalam latihan militer gabungan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di tiga negara Baltik. Menurut militer Estonia, manuver bernama "Serangan Saber" itu digelar hanya 150 kilometer dari perbatasan Rusia.
NATO berdalih latihan militer di Baltik bertujuan mempererat kerjasama antara satuan militer dan mendemonstrasikan dukungan, kata perwira militer Amerika Serikat, Brigade Jendral Jeffery Kramer di Estonia.
Untuk operasi tersebut Amerika Serikat memindahkan berbagai jenis kendaraan lapis baja dari pangkalan militer di Jerman ke Estonia.
Sejak pendudukan Rusia atas semenanjung Krime, Estonia dan sejumlah negara anggota NATO di Eropa timur mengkhawatirkan keamanan perbatasannya. Sebab itu NATO menambah jumlah pasukan di kawasan tersebut dan rajin menggelar latihan mililter.
Dalam pertemuan puncak pada 8 dan 9 Juli mendatang, NATO berniat membahas langkah lanjutan sebagai peringatan terhadap Rusia.
Beberapa hari siilam Polandia mengerahkan 31.000 pasukan dalam latihan besar bernama sandi "Anakonda." Dalam latihan tersebut militer mensimulasikan serangan Rusia terhadap Polandia.
"Target latihan ini sudah jelas," kata Presiden Polandia, Andrzej Duda. "Kami mempersiapkan diri menghadapi aneksasi." Rusia mengecam keras manuver tersebut. NATO pun tidak mengungkapkan dukungan langsung terhadap aksi Polandia.
Namun Duda menggertak balik. Menurutnya selama ini "Polandia selalu mengirimkan pasukan untuk NATO. Tapi NATO tidak pernah mengirimkan pasukan untuk kami," tuturnya.
NATO Bersiap Perang Hadapi Rusia
Ketegangan di Ukraina ikut menyeret NATO. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu pun bersiap menghadapi skenario terburuk, yakni perang dengan Rusia, dengan membentuk satuan cepat dan menggelar latihan militer di Polandia
Perang Gerilya Melawan Rusia
Skenario perang yang dipilih NATO tidak jauh dari konflik Ukraina. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu mempersiapkan pasukannya untuk terlibat dalam perang geriliya, melawan pasukan pemberontak yang disokong jiran Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Unjuk Gigi di Polandia
Untuk itu NATO memilih Polandia, negara anggotanya yang berada paling dekat dengan Rusia. Di Zagan, NATO menurunkan helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan elit dari berbagai negara. Salah satu yang dilibatkan adalah tank Leopard 2 teranyar milik militer Polandia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Manuver Terbesar
Manuver di Zagan, Polandia, adalah latihan militer terbesar yang pernah digelar NATO. Untuk memindahkan 2100 serdadu dari sembilan negara beserta puluhan alat tempur dan amunisi, NATO membutuhkan 17 pesawat kargo, sembilan kereta barang dan sebuah konvoi berisikan 30 truk.
Foto: DW/B. Wesel
Speerspitze buat Eropa Timur
Buat menangkal ancaman Rusia, NATO membentuk satuan elit gabungan bernama "Speerspitze" alias ujung tombak, yang berisikan 5000 serdadu dengan berbagai alat tempur termutakhir. Pasukan gerak cepat ini khusus dilatih untuk melindungi negara-negara di timur Eropa dari tentara pemberontak sokongan Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Hujan Duit
Untuk membiayai satuan elit terbaru itu NATO telah mempersiapkan dana sekitar 20 Miliar Euro atau sekitar Rp. 300 trilyun hingga tahun 2025. Dana tersebut akan dipakai buat membeli tank tempur, pengangkut personel lapis baja, artileri, helikopter dan berbagai perlengkapan serdadu. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan TNI tahun ini tercatat sebesar 84,5 Triliyun Rupiah.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Tanpa Serdadu
NATO juga menyambut usulan Amerika Serikat untuk menempatkan lebih banyak alat tempur di Eropa Timur. Saat ini NATO tidak bisa menempatkan serdadu di perbatasan timur secara permanen. Penyebabnya adalah perjanjian damai dengan Rusia yang diratifikasi tahun 1997.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Menghalau Ancaman di Langit
Salah satu sistem alutista yang ingin ditempatkan NATO di perbatasan timur adalah MEADS, alias Medium Extended Air Defense System. Sistem pertahanan udara teranyar itu tidak cuma mampu menghalau rudal atau obyek terbang di berbagai ketinggian, tapi juga dapat berpindah tempat secara fleksibel.