1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Gelar Manuver Militer di Georgia

6 Mei 2009

Latihan militer NATO di Georgia hendak menyampaikan beberapa pesan sekaligus.



Latihan perang NATO di Georgia yang dimulai hari Rabu (6/5) dan berlangsung beberapa pekan, menjadi tema komentar dalam tajuk sejumlah harian internasional.

Harian Inggris The Independent yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar :

Latihan perang NATO di Georgia hendak menunjukkan kepada pimpinan di Tbilisi, bahwa permintaan mereka untuk diterima menjadi anggota aliansi pertahanan Atlantik utara itu tidak dilupakan, walaupun untuk sementara permohonannya dibekukan. Manuver ini hendak memperingatkan Rusia, agar tidak terus memperluas kekuatan militernya ke Georgia, juga jika hal itu memang sudah dilakukan. Dan latihan militer NATO itu hendak menunjukkan, bahwa Kaukasus selatan yang merupakan jalur potensial penting terbaru untuk pemasokan energi, tetap menjadi kawasan kepentingan barat. Semua ini bukannya pesan yang tidak bijaksana. Akan tetapi, apakah latihan militer semacam itu merupakan cara terbaik untuk mengelola sumber daya NATO, atau merupakan cara yang bijaksana, itu pertanyaan lain.

Sementara harian Polandia Dziennik yang terbit di Warsawa, mengkaitkan harapan Georgia untuk menjadi anggota NATO dengan upaya kudeta militer di Tbilisi sebagai tema komentar dalam tajuknya :

Presiden Georgia, Mikhail Saakashvili bersikap bermusuhan terhadap Rusia. Sementara dalam tindakan konkret, ia justru sesuai dengan gaya Moskow. Saakashvili melontarkan sejumlah argumen, yang menyebutkan negaranya tidak dipandang sebagai kandidat serius untuk keanggotaan NATO maupun Uni Eropa. Ia juga menimpakan semua kekalahan dan masalah kepada agen dinas rahasia Rusia. Mereka ini dituduh bersalah melakukan destabilisasi negara, menyebabkan kekalahan dalam perang dengan Rusia serta bertanggung jawab atas runtuhnya ekonomi Georgia. Sementara presiden Georgia itu tetap menjadi orang tanpa kelemahan dan pembela sejati negaranya. Padahal di Georgia terdapat cukup banyak warga yang menuntut agar Saakashvili mundur. Mereka ini bukan agen dinas rahasia, melainkan para patriot yang melihat, bahwa ia membawa Georgia ke arah keruntuhan. Memang agen dinas rahasia menjadi sebuah masalah di Georgia, tapi Saakashvili sendiri justru menjadi masalah terbesar di negaranya.

Tema lainnya yang menjadi komentar harian Eropa adalah pergantian penguasa di kawasan Baskia Spanyol, setelah kelompok teror ETA kalah dalam pemilu regional. Harian konservatif Spanyol ABC yang terbit di Madrid berkomentar :

Jika PM baru di kawasan Baskia melaksanakan janjinya, akan terjadi reformasi radikal di kawasan tsb. Kepala pemerintahan baru dari partai Sosialis menjanjikan apa yang ingin didengar mayoritas warga Baskia, setelah 30 tahun kekuasaan kubu Nasionalis. Sekarang menjadi tugas warga untuk membuktikan, bahwa keberpihakan mereka kepada kelompok teroris ETA dan kurangnya solidaritas terhadap korban aksi teror, merupakan masalalu yang telah lewat. Negara demokratis Spanyol akan bersosok lain, jika mulai saat ini institusi di Baskia benar-benar berusaha untuk menghancurkan ETA, menghormati korban teror dan memajukan kehidupan bersama yang damai di kawasan Baskia.



AS/dpa

Editor:Asril Ridwan