NATO: Jadwal Penarikan Pasukan dari Afghanistan Tidak Dapat Diubah
22 Mei 2012Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO tetap memegang jadwal rencana untuk mengakhiri operasi militer mereka di Afghanistan pada tahun 2014. Selain itu, NATO kembali menegasakan komitmen mereka untuk melakukan kemitraan strategis jangka panjang dengan Afghanistan setelah jadwal tersebut.
Saat ini, 130.000 tentara asing ditempatkan di Afghanistan, tergabung dalam ISAF, sekitar 90.000 dari jumlah tersebut berasal dari AS. Jadwal penarikan pasukan internasional dilakukan hampir 11 tahun setelah invasi internasioanal pimpinan Amerika Serikat, yang dipicu oleh serangan teror 11 September di New York dan Washington DC.
Walaupun pemimpin al Qaida Osama bin Laden telah tewas dalam serangan AS di Pakistan, Mei 2011, namun kelompok Taliban tetap belum terkalahkan meski satu dekade perang yang dilancarkan koalisi internasional.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui bahwa Taliban tetap merupakan “musuh yang kuat“ dan bahwa penarikan pasukan NATO “tidak menandai akhir dari tantangan Afghanistan“. “Saya tidak berpikir ada satu alasan yang optimal untuk mengatakan “Semua telah selesai dan sempurna, sesuai yang kita harapkan. Dan sekarang kita bisa mengepak peralatan dan pulang“,“ dikatakan Obama. “Ini merupakan satu proses dan kadang proses yang berantakan.Kita bisa mencapai Afghanistan yang stabil yang tidak akan sempurna,“ lanjut Obama.
Kemitraan pasca Perang
Ke 28 negara anggota NATO merencanakan untuk mengucurkan sekitar 4,1 miliar Dollar AS untuk mendukung 230.000 pasukan Afghanistan, yang diharapkan akan dapat memegang tanggung jawab penuh keamanan di tahun 2013. Sampai saat ini, dana yang telah ‘terkumpul' mencapai 1 milyar Dollar AS, demikian menurut pejabat AS dan Inggris.
Dalam pernyataannya, NATO menyebut bahwa transisi tanggung jawab keamanan di Afghanistan “tidak dapat diubah”, dan menyatakan bahwa aliansi akan tetap terlibat dalam pelatihan dan sebagai penasehat keamanan setelah pasukan asing ditarik seluruhnya.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan bahwa para pemimpin negara anggota NATO “membuat komitmen tegas untuk masa depan jangka panjang Afghanistan”. “Pesan bagi rakyat Afghanistan adalah bahwa kita tidak menelantarkan mereka,” dikatakan Cameron. “Dan pesan kepada pemberontak juga jelas: kalian tidak dapat memenangkan pertempuran. Kalian harus menghentikan peperangan dan mulai berunding.”
Perancis Jadwalkan Penarikan Lebih Awal
Tidak semua negara anggota NATO menyetujui jadwal penarikan pasukannya. Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan tetap berpegang pada janji yang ia katakan dalam kampanye pemilu untuk menarik 3.300 pasukan Perancis sampai akhir tahun 2012. Membela keputusannya, Hollande mengatakan bahwa misi Perancis dalam “aksi dan pertempuran” telah selesai. “Tidak ada kompensasi yang harus dibayar atau bahkan untuk berfikir mengenai hal itu. Kami telah melakukan tugas kami. Dan saya mengingatkan, bawa Perancis telah kehilangan 83 tentara dan banyak yang terluka.”
Presiden Hollande juga mengatakan bahhwa Paris belum membuat komitmen untuk ambil bagian dalam pengumpulan dana bagi membantu tentara Afghanistan, yang jumlahnya sebesar 4,1 miliar Dollar AS. “Kami belum meberikan jawaban. Pada prinsipnya, kami akan mempertimbangkan. Tapi kami belum menetapkan jumlahnya. Dan kami tidak terikat oleh apa yang Jerman dan negara lain dapat lakukan,“ papar Hollande.
Masalah Rute Pasokan
Sampai sekarang, Amerika Serikat dan Pakistan belum mencapai kesepakatan mengenai pembukaan kembali rute pasokan darat ke Afghanistan melalui Pakistan. Rute ini ditutup menyusul insiden pada bulan November 2011, saat serangan udara AS menewaskan 24 tentara Pakistan di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Presiden Zardari diundang untuk menghadiri pertemuan puncak NATO dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang tegang antara NATO dan Islamabad. Dan Obama mengatakan, telah dicapai kemajuan dalam sengketa rute pasokan. Saat ini, NATO memasok pasukannya lewat udara dan melalui rute utara, yang menurut pejabat AS biayanya dua sampai tiga kali lebih mahal daripada melalui Pakistan.
Presiden Obama hanya sempat berbicara singkat bersama dengan Presiden Zardari dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Ditanya mengenai tema yang dibicarakan dengan kedua mitranya ini, dalam konferensi pers Obama mengatakan, “Pakistan harus menjadi bagian dari solusi di Afghanistan. Merupakan kepentingan kami untuk melihat sebuah Pakistan yang demokratis, makmur dan stabil,“ kata Obama dalam konferensi pers.
yf (dpa/rtr/ap/afp)