NATO Sambut Baik Niat Finlandia dan Swedia untuk Bergabung
12 Mei 2022
Finlandia diperkirakan akan segera mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan NATO. Swedia juga kemungkinan akan melakukan hal serupa, kata para diplomat. Keinginan itu muncul setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Iklan
Sekutu Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) mengharapkan Finlandia dan Swedia akan diberikan keanggotaan tanpa penundaan, lima diplomat dan pejabat mengatakan kepada Reuters.
Jika itu terwujud, selama satu tahun ratifikasi keanggotaan mereka, sekut akan meningkatkan kehadiran pasukan di wilayah Nordik, mengadakan lebih banyak latihan militer dan patroli angkatan laut di Laut Baltik, dan mungkin merotasi pasukan Amerika Serikat dan Inggris melalui Finlandia dan Swedia. Namun, Finlandia dan Swedia tidak akan mendapat manfaat dari klausul pertahanan kolektif NATO sampai parlemen dari 30 negara anggota telah meratifikasi keputusan tersebut.
Sebelumnya, Norwegia, Denmark, dan tiga negara Baltik sudah menjadi anggota NATO, dan dengan masuknya Finlandia dan Swedia kemungkinan akan memicu kemarahan Rusia, yang mengatakan bahwa perluasan NATO merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.
Iklan
Keinginan Finlandia bergabung dengan NATO
Helsinki, yang berbagi perbatasan 1.300 km dan masa lalu yang sulit dengan Moskow, secara bertahap meningkatkan kerja samanya dengan NATO sejak pencaplokan Krimea pada 2014.
"Pesan saya jelas: Finlandia akan memastikan keamanannya. Itu tidak merugikan siapa pun," kata Presiden Sauli Niinisto pada pekan lalu setelah bertemu dengan komite pertahanan parlemen.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Finlandia Ilta-Sanomat pada April lalu, dia berkata: "Jika itu terjadi seperti yang terlihat bahwa Finlandia dan Swedia akan bergabung (NATO), maka itu akan menciptakan kawasan Utara baru bagi kita, yang bertanggung jawab, stabil, dan kuat,” kata Niinisto.
Dukungan publik Finlandia untuk bergabung dengan NATO telah meningkat selama beberapa bulan terakhir, dengan jajak pendapat terbaru yang dilakukan penyiar publik YLE menunjukkan 76% orang Finlandia mendukung dan hanya 12% menentang.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Finlandia dan Swedia agar tidak bergabung dengan NATO, dan mengancam "konsekuensi militer dan politik yang serius."
Ketika ditanya pada hari Rabu (11/05), apakah Finlandia akan memprovokasi Rusia dengan bergabung dengan NATO? Niinisto mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin yang harus disalahkan.
"Tanggapan saya adalah Anda yang menyebabkan ini. Lihat cermin," kata Niinisto.
Rudal S-400: Siluman Rusia Meneror NATO di Udara
Rusia akhirnya sepakat menjual sistem pertahanan udara S-400 kepada anggota NATO, Turki. Seberapa mematikan peluru kendali berdaya jelajah tinggi yang hingga kini masih dianggap belum tersaingi itu?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Malgavko
Momok bagi Pesawat Tempur
S-400 adalah sistem pertahanan udara paling canggih di dunia. Meriam langit ini memiliki daya jelajah sejauh 400 kilometer, mampu menghancurkan target di ketinggian hingga 27 kilometer dan membidik 300 sasaran sekaligus. Entah itu pesawat tempur, pesawat pembom, wahana nirawak, peluru kendali atau bahkan pesawat siluman, tidak ada yang luput dari ancaman S-400.
Foto: picture-alliance/AA/S. Karacan
Meriam Tanpa Tanding
Dikembangkan sejak dekade 1980an, S-400 adalah evolusi termutakhir sistem pertahanan udara Rusia. Saat ini negeri beruang merah itu telah memiliki sebanyak 152 unit sistem rudal S-400 yang terbagi dalam 18 divisi. Menurut klaim Institut Perdamaian dan Kebijakan Keamanan di Jerman (IFSH), NATO saat ini belum memiliki solusi jitu atas ancaman S-400.
Foto: picture alliance/dpa/A.Vilf
Burung Besar dan Enam Peluncur
Sebuah resimen S-400 terdiri atas sebuah pusat komando dan radar 91N6 yang dijuluki Birg Bird E dan enam peluncur sekaligus. Namun ragam susunan S-400 bisa diubah sesuai dengan misi yang diemban. Daya jelajah S-400 yang tinggi antara lain berkat sistem peluncur yang menembakkan roket ke ketinggian 30 meter dengan gas sebelum mesin roket dinyalakan.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Malgavko
Menebar Takut di Udara
Kekhawatiran terhadap ancaman sistem rudal Rusia memaksa koalisi bentukan Amerika Serikat di Suriah mengkandangkan semua armada udaranya ketika Moskow menempatkan sejumlah resimen S-400 di pangkalan udara Khmeimim, Damaskus. Mereka sebaliknya memilih menyerang target dengan rudal Tomahawk dari kapal perang di Teluk Persia. Tapi meski digdaya, S-400 bukan tanpa kelemahan.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Malgavko
Jawaban NATO
Salah satu jawaban NATO atas ancaman S-400 adalah pesawat tempur EA-18G Growler yang memiliki kemampuan perang elektronik dan bisa melumpuhkan sistem navigasi S-400. Namun meski efektif mengurangi daya pukul S-400, EA-18G tidak mampu melumpuhkan sistem pertahanan udara itu sepenuhnya. Cara lain adalah menyerang S-400 dengan puluhan rudal sekaligus. Tapi teori tersebut sejauh ini belum terbukti.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Dua Pendamping
Terlebih militer Rusia sudah lebih dulu menyadari kelemahan S-400. Sebagai pelengkap, S-400 akan ditemani oleh sistem pertahanan udara jarak pendek 42S6 Morpheus dan sistem rudal 50R6 Vityaz yang berdaya jangkau hingga 120 kilometer. Kedua peluru kendali darat ke udara itu bertugas mengeliminasi ancaman terhadap S-400, terutama oleh pesawat tempur serupa EA-18G.
Foto: picture-alliance/dpa/V. Sharifulin
Komponen Asing di Sistem NATO
Kini Turki menyepakati pembelian S-400 senilai dua setengah milyar Dollar AS dengan Rusia. Moskow nantinya akan menyerahkan dua unit baterai S-400 dan memberikan lisensi bagi Turki untuk membangun dua unit s-400 lain. Pembelian itu turut menjadi masalah, karena S-400 tidak bersinergi dengan sistem pertahanan NATO yang dimiliki Turki saat ini.
Foto: Getty Images/AFP/N. Kolesnikova
7 foto1 | 7
Menanti keputusan Swedia
Partai Sosial Demokrat diperkirakan akan memutuskan bergabung atau tidaknya Swedia pada hari Minggu (15/05).
Partai terbesar dan paling berkuasa di Swedia selama 100 tahun terakhir itu menggelar tiga pertemuan pada pekan ini guna mendiskusikan keanggotaan NATO. Parlemen Swedia juga akan meninjau lebih jauh kebijakan keamanan nasional berdasarkan laporan lembaga negara yang dijadwalkan pada 13 Mei 2022.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi Swedia dan Finlandia pada hari Rabu (11/05) dan mengatakan dia telah menyetujui kesepakatan baru dengan kedua negara untuk meningkatkan keamanan Eropa, menjanjikan dukungan untuk angkatan bersenjata mereka jika mereka diserang.