1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Tambah Pasukan di Afghanistan

19 Februari 2009

Pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Krakau, Polandia Jumat (19/2) menyepakati penambahan pasukan di Afghanistan. Selain Amerika yang berjanji akan mengirim 17.000 pasukan, kini Jerman pun bersedia menambah 600 pasukan

British Defense Secretary John Hutton, front right, greets Spain's Defense Minister Carme Chacon Piqueras as they stand with other ministers during a group photo at a meeting of NATO defense ministers in Krakow, Southern Poland on Thursday Feb 19, 2009. Front row left to right, Czech Republic's Defense Minister Vlasta Parkanova, Poland's Defense Minister Bogdan Klich, NATO Secretary General Jaap de Hoop Scheffer, Norway's Defense Minister Anne-Grete Stroem-Erichsen, and U.S. Secretary for Defense Robert Gates. (AP Photo/Czarek Sokolowski)
Delegasi negara anggota NATO di Krakau, Polandia.Foto: AP

Langkah pengamanan ekstra ketat membayangi pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Krakau, Polandia. Seperti tahun sebelumnya, situasi keamanan di Afghanistan masih mendominasi agenda pertemuan.

Meski keterlibatan dunia internasional dalam pembangunan kembali Afghanistan telah berlangsung selama beberapa tahun, situasi keamanan di negara tersebut belum juga stabil.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebelumnya telah mengumumkan akan mengirimkan 17.000 pasukan tambahan ke Afghanistan.

Langkah Washington tersebut semakin menambah tekanan terhadap anggota NATO yang lain. Reaksi Jerman melalui Menteri Pertahanan Franz-Josef-Jung di Krakau:

„Saya menyambut penambahan pasukan dari pihak Amerika Serikat. Terutama jika memantau situasi kemanan yang kritis di daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Langkah tersebut memperkuat kemanan di kawasan. Jadi sebab itu saya kira, itu merupakan langkah yang tepat. Tapi kita tentu tidak boleh cuma memperhatikan aspek keamanan saja, melainkan juga mendorong seluruh instrumen yang diperlukan untuk menjamin stabilitas keamanan dan mendorong program pembangunan kembali", ujarnya.

Jung berangkat ke Krakau tidak dengan tangan kosong. Jerman berencana akan kembali memperkuat keberadaan militernya di Afghanistan dengan tambahan 600 pasukan.

Sebagian dari pasukan tersebut akan dikirim bulan Agustus mendatang. Jung juga meyakini, pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Presiden Obama lebih menitikberatkan pada keseimbangan antara bantuan militer dan bantuan sipil dan pendidikan di Afghanistan.

Namun NATO memiliki masalah terkait semakin pudarnya kepercayaan penduduk lokal pasukan internasional. Menurut data PBB, tahun lalu saja korban sipil yang terbunuh oleh pasukan Afghanistan dan pasukan internasional hampir mencapai angka seribu.

Sekretaris Jendral NATO Jaap de Hoop Scheffer mengatakan, pihaknya akan melakukan segala upaya guna mengurangi jumlah korban sipil.

„Sayangnya tidak mungkin menghindari sepenuhnya jatuhnya korban sipil. Tapi saya belum pernah melihat serdadu NATO ataupun pasukan dari negara mitra yang membunuh warga sipil yang tidak berdosa dengan sengaja. Kesengajaan tersebut, yakni membunuh ribuan warga sipil adalah milik musuh kami, Taliban, dan bukan pada NATO," tandasnya,

de Hoop Scheffer juga menekankan, dunia internasional tidak bisa menerima kekalahan di Afghanistan. "Tidak stabilnya situasi di kawasan yang memang sudah tidak stabil, tempat persembunyian bagi jaringan terorisme internasional dan penderitaan yang luar biasa rakyat Afghanistan merupakan kosekuensi yang tidak mungkin dapat diterima," katanya.

Selain membahas Afghanistan, pertemuan tingkat menteri NATO itu juga merencanakan misi anti bajak laut di perairan Somalia. Uni Eropa sebelumnya pernah mengambil alih misi pengamanan di tanduk Afrika itu dari NATO. Namun kini NATO bersedia untuk mengirimkan kapal perang ke perairan Somalia. (rzn)