1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

NATO Tegaskan Dukungan untuk Ukraina “Tak akan Goyah”

30 November 2022

Para menteri luar negeri NATO bertemu di Bukarest membahas lebih banyak bantuan untuk Ukraina selama musim dingin. Sekjen NATO Jens Stoltenberg menegaskan aliansi tidak akan mundur dalam mendukung Kyiv.

Pertemuan menlu NATO di Bukraest, Rumania
Pertemuan menlu NATO di Bukraest, RumaniaFoto: Andreea Alexandru/AP/picture alliance

Para menteri luar negeri NATO melakukan pertemuan dua hari di Bukarest, Rumania, untuk membahas situasi aktual perang di Ukraina dan dukungan selanjutnya. Ukraina hari Selasa (29/11) mendesak bantuan untuk meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udaranya untuk menangkis serangan Rusia terhadap infrastruktur energi.

"Kami membutuhkan pertahanan udara, IRIS, Hawks, Patriots, dan kami membutuhkan transformer," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada wartawan di sela-sela pertemuan NATO di Bukarest.

"Jika kami memiliki trafo dan generator, kami dapat memulihkan kebutuhan energi kami. Jika kami memiliki sistem pertahanan udara, kami dapat melindungi diri dari serangan rudal Rusia berikutnya. Singkatnya: Patriot dan trafo adalah yang paling dibutuhkan Ukraina.”

Menlu AS Antony Blinken (kiri) dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg (kanan) di BukarestFoto: Vadim Ghirdau/AFP/Getty Images

Rusia "serang sasaran sipil" setelah kemunduran militernya

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, aliansi mengharapkan akan ada lebih banyak serangan rudal terhadap sasaran sipil di Ukraina setelah militer Rusia mengalami kemunduran.

Rusia "sekarang menyerang target sipil, kota-kota, karena mereka tidak dapat memenangkan wilayah dan untuk menghindari Ukraina membebaskan lebih banyak wilayah," kata Jens Stoltenberg. Selanjutnya ia mengatakan, "Kami tidak akan mundur," dan NATO tidak akan goyah dalam komitmennya terhadap Ukraina.

"Fokus utamanya adalah mendukung Ukraina dan memastikan Presiden [Vladimir Putin] tidak menang," tegas Jens Stoltenber.

Dalam pertemuan dua hari yang berlangsung sampai Rabu (30/11), para menteri luar negeri akan membahas kebutuhan yang sangat mendesak untuk bantuan penyediaan listrik, setelah lebih banyak serangan Rusia dilakukan terhadap infrastruktur energi di Ukraina.

"Pesan dari kita semua adalah bahwa kita perlu berbuat lebih banyak," kata Jens Stoltenberg. "Rusia sebenarnya gagal di medan perang. Menanggapi itu, mereka sekarang menyerang sasaran sipil, kota-kota, karena mereka tidak mampu memenangkan wilayah,” jelasnya.

Sistem anti rudal Patriot di perbatasan Polandia-UkrainaFoto: Simon Jankowski/NurPhoto/picture alliance

"Musim dingin yang panjang dan sulit"

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya memperingatkan Ukraina tentang musim dingin yang panjang dan keras, mengatakan bahwa Rusia akan terus menyerang "selama mereka masih memiliki rudal."

Di sela-sela pertemuan NATO di Bukarest, menteri luar negeri Jerman Annalena Baerbock mengadakan pertemuan negara-negara G7 dengan sekitar 20 negara mitra.

Fokus pertemuan itu adalah krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina. Annalena Baerbock mengatakan para peserta berusaha untuk "lebih memahami dan memprioritaskan kebutuhan yang paling mendesak" menjelang konferensi internasional di Paris pada 13 Desember mendatang.

hp/yf (afp, dpa, rtr, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait