NATO Usir 8 Delegasi Rusia dari Brussel karena Spionase
8 Oktober 2021
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengumumkan pencabutan akreditasi 8 pejabat Rusia sebagai tanggapan atas peningkatan "kegiatan jahat'' oleh Moskow. Hubungan Barat dan Moskow jatuh ke titik terendah sejak era Perang Dingin.
Iklan
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan hari Kamis(7/10) bahwa aliansi itu mencabut akreditasi terhadap delapan anggota delegasi Rusia di NATO karena melakukan kegiatan mata-mata.
Kedelapan pejabat itu akan dicabut aksesnya ke markas NATO di Brussel mulai akhir bulan karena mereka diyakini diam-diam bekerja sebagai perwira intelijen. NATO juga mengurangi jumlah posisi delegasi terakreditasi dari Rusia dari 20 menjadi 10 orang.
"Keputusan untuk menarik akreditasi delapan anggota delegasi Rusia ke NATO dilakukan berdasarkan kegiatan intelijen, karena (mereka) ini adalah perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan," kata Jens Stoltenberg. "Kami telah melihat peningkatan kegiatan jahat Rusia, setidaknya di Eropa, dan oleh karena itu kami perlu bertindak."
Kepala NATO itu mengatakan, keputusan tersebut tidak "terkait dengan peristiwa tertentu" - namun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang dimaksud.
Titik terendah sejak akhir Perang Dingin
Selanjutnya Jens Stoltenberg menerangkan, saat ini "hubungan antara NATO dan Rusia berada pada titik terendah sejak akhir Perang Dingin. Dan itu (terjadi) karena perilaku Rusia."
Iklan
Hubungan antara Barat dan Moskow telah merosot dalam beberapa tahun terakhir sejak pencaplokan Krimea oleh Kremlin tahun 2014, dan keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina timur.
Rusia sejak lama memiliki status pengamat di NATO, yang dimaksudkan untuk mempromosikan kerja sama di bidang keamanan dalam kerangka Dewan Nato-Rusia. Namun pertemuan rutin Dewan NATO-Rusia terhenti sejak 2019 karena meningkatnya ketegangan.
Militer Jerman Bundeswehr Dalam Misi NATO
Sejak Jerman Barat bergabung dengan NATO, militer Jerman Bundeswehr telah dilibatkan dalam berbagai misi dan operasi NATO. Sejak tahun 1990, Bundeswehr juga dikerahkan untuk misi "out of area".
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Peran militer Jerman di NATO
Republik Federal Jerman Barat resmi bergabung dengan aliansi trans-Atlantik NATO pada tahun 1955. Namun baru setelah penyatuan kembali tahun 1990, militer Jerman dikerahkan dalam misi "out of area" NATO. Sejak itu, Bundeswehr telah ditempatkan di beberapa kawasan di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Bosnia-Herzegovina, misi NATO pertama Bundeswehr
Tahun 1995, pertama kali Bundeswehr terlibat dalam misi "out of area" NATO sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian di Bosnia-Herzegovina. Selama penempatan tersebut, tentara Jerman bergabung dengan anggota pasukan NATO lainnya untuk menjaga keamanan setelah terjadinya Perang Bosnia. Misi ini mencakup lebih dari 60.000 tentara dari negara anggota dan mitra NATO.
Foto: picture alliance/AP Photo/H. Delic
Menjaga perdamaian Kosovo
Sejak dimulainya misi perdamaian yang dipimpin NATO di Kosovo, sekitar 8.500 tentara Jerman telah ditempatkan di negara itu. Tahun 1999, NATO melancarkan serangan udara terhadap pasukan Serbia yang dituduh melakukan tindakan brutal terhadap separatis etnik Albania dan penduduk sipil. Sekitar 550 tentara Bundeswehr sampai sekarang masih ditempatkan di Kosovo.
Foto: picture-alliance/dpa/V.Xhemaj
Patroli di Laut Aegean
2016, Jerman mengerahkan kapal perang "Bonn" untuk memimpin misi NATO di Laut Aegean. Tugasnya termasuk melakukan "pengintaian, pemantauan dan pengawasan penyeberangan ilegal" di perairan teritorial Yunani dan Turki itu pada puncak krisis pengungsi di Uni Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/M.Schreiber
Lebih satu dekade di Afghanistan
2003 parlemen Jerman menyetujui pengiriman pasukan Bundeswehr ke Afghanistan dalam misi PBB International Security Assistance Force (ISAF). Jerman saat itu menjadi kontributor ketiga terbesar dan ditunjuk sebagai Komando Markas Regional Utara. Lebih 50 tentara Jerman tewas selama misi ini. Sekarang masih ada hampir 1.000 tentara Jerman yang ditempatkan di Afghanistan sebagai kekuatan pendukung.
Foto: picture alliance/AP Photo/A.Niedringhaus
Panser Jerman untuk Lithuania
Sejak 2017, 450 tentara Bundeswehr telah dikirim ke Lithuania sebagai bagian dari bantuan penjagaan keamanan perbatasan setelah Rusia menduduki Krimea. Selain Jerman, pasukan Kanada, Inggris dan AS juga bergabung dalam satuan pertahanan kolektif NATO di sayap timur.
Foto: picture alliance/dpa/M. Kul
Mengambil alih tongkat komando VJTF
Bundeswehr akan memimpin pasukan gerak cepat baru NATO mulai tahun 2019 yang dinamakan Very High Readiness Joint Task Force (VJTF). Kebijakan baru NATO ini adalah reaksi langsung atas agresi Rusia di Krimea.
Foto: S. Gallup/Getty Images
7 foto1 | 7
Saling terkait, peledakan gudang amunisi dan peracunan Skripal
Jens Stoltenberg menjelaskan, sebenarnya NATO "siap untuk terlibat dalam dialog yang berarti dengan Rusia, dan kami juga siap mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia." NATO sudah lama mengundang Rusia untuk melanjutkan konsultasi, kata Stoltenberg. ""Sejauh ini, Rusia belum merespons secara positif."
Delegasi Rusia di NATO sebelumnya sudah dirampingkan, setelah kasus peracunan mantan agen Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris dengan agen saraf Novichok, yang dilakukan anggota dinas rahasia Rusia. Namun Rusia hingga saat ini membantah keterlibatannya.
Media Sky News melaporkan, keputusan mengusir delegasi Rusia di NATO muncul setelah bulan April lalu terungkap informasi tentang ledakan fatal di gudang amunisi Ceko pada tahun 2014. Praha mengatakan, ledakan fatal itu melibatkan dua mata-mata Rusia - yang diidentifikasi juga terlibat dalam peracunan Skripal.
Pengungkapan kasus itu oleh Ceko menyebabkan saling usir puluhan diplomat antara Uni Eropa dan Rusia.