Naturalisasi Jadi Warga Jerman Catat Rekor Tertinggi
29 Mei 2024
Lebih dari 200.000 orang dari 157 negara berbeda memperoleh kewarganegaraan Jerman pada tahun 2023 — sebuah rekor baru setelah tahun 2000. Mulai Juni 2024, menjadi warga negara Jerman akan lebih mudah.
Iklan
Lebih dari 200.000 orang dinaturalisasi menjadi warga negara Jerman pada tahun 2023, jumlah tertinggi dalam satu tahun sejak pergantian milenium. Demikian menurut statistik baru pemerintah Jerman yang dirilis pada hari Selasa (28/05).
Angka tersebut dipublikasikan hanya satu bulan sebelum aturan baru yang lebih longgar mengenai kewarganegaraan Jerman dan kewarganegaraan ganda akan diberlakukan di Jerman pada akhir Juni.
Jumlah total naturalisasi meningkat sekitar 31.000 (atau 19%) dibandingkan pada tahun 2022, peningkatan yang sedikit lebih kecil dibandingkan perbandingan tahun 2021, dengan peningkatan sekitar 37.000 (28%).
Kami Berasal dari Sini: Kehidupan Keturunan Turki-Jerman dalam Gambar
Untuk merayakan ulang tahun ke-60 kesepakatan penerimaan pekerja migran asal Turki di Jerman, museum Ruhr memamerkan foto-foto karya fotografer asal Istanbul, Ergun Cagatay.
Fotografer Ergun Cagatay dari Istanbul, pada 1990 mengambil ribuan foto warga keturunan Turki yang berdomisili di Hamburg, Köln, Werl, Berlin dan Duisburg. Ini akan dipajang dalam pameran khusus “Kami berasal dari sini: Kehidupan keturunan Turki-Jerman tahun 1990” di museum Ruhr. Pada potret dirinya dia memakai pakaian pekerja tambang di Tambang Walsum, Duisburg.
Dua pekerja tambang bepose usai bertugas di tambang Walsum, Duisburg. Dipicu kemajuan ekonomi di tahun 50-an, Jerman menghadapi kekurangan pekerja terlatih, terutama di bidang pertanian dan pertambangan. Menindak lanjuti kesepakatan penerimaan pekerja migran antara Bonn dan Ankara pada 1961, lebih dari 1 juta “pekerja tamu” dari Turki datang ke Jerman hingga penerimaan dihentikan pada 1973.
Ini foto pekerja perempuan di bagian produksi pelapis interior di pabrik mobil Ford di Köln-Niehl. “Pekerja telah dipanggil, dan mereka berdatangan,” komentar penulis Swiss, Max Frisch, kala itu. Sekarang, komunitas Turki, dimana kini sejumlah keluarga imigran memasuki generasi ke-4, membentuk etnis minoritas terbesar di Jerman dengan total populasi sekitar 2.5 juta orang.
Foto menunjukan keragaman dalam keseharian orang Turki-Jerman. Terlihat di sini adalah kedelapan anggota keluarga Hasan Hüseyin Gül di Hamburg. Pameran foto di museum Ruhr ini merupakan liputan paling komprehensif mengenai imigran Turki dari generasi pertama dan kedua “pekerja tamu.”
Saat ini, bahan makanan seperti zaitun dan keju domba dapat ditemukan dengan mudah di Jerman. Sebelumnya, “pekerja tamu” memenuhi mobil mereka dengan bahan pangan itu saat mereka balik mudik. Perlahan-lahan, mereka membangun pondasi kuliner Turki di Jerman, untuk kenikmatan pecinta kuliner. Di sini berpose Mevsim, pemilik toko buah dan sayur di Weidengasse, Köln-Eigelstein.
Anak-anak bermain balon di Sudermanplatz, kawasan Agnes, Köln. Di tembok yang menjadi latar belakang terlihat gambar pohon yang disandingkan dengan puisi dari Nazim Hikmet, penyair Turki: “Hidup! Seperti pohon yang sendiri dan bebas. Seperti hutan persaudaraan. Kerinduan ini adalah milik kita.” Hikmet sendiri hidup dalam pengasingan di Rusia, hingga dia meninggal pada 1963.
Di sekolah baca Al-Quran masjid Fath di Werl, anak-anak belajar huruf-huruf Arab agar dapat membaca Al-Quran. Itu adalah masjid dengan menara pertama yang dibuka di Jerman pada tahun 90-an. Sejak itu warga Turki di Jerman tidak perlu lagi pergi ke halaman belakang untuk shalat atau beribadah.
Cagatay, sang fotografer berbaur dengan para tamu di sebuah pesta pernikahan di Oranienplatz, Berlin-Kreuzberg. Di gedung perhelatan Burcu, para tamu menyematkan uang kepada pengantin baru, biasanya disertai dengan harapan “semoga menua dengan satu bantal.” Pengantin baru menurut tradisi Turki akan berbagi satu bantal panjang di atas ranjang pengantin.
Tradisi juga tetap dijaga di tanah air baru ini. Di pesta khitanan di Berlin Kreuzberg ini, “Masyaallah” tertulis di selempang anak sunat. Itu artinya “terpujilah” atau “yang dikehendaki tuhan.” Pameran antara lain disponsori Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain di Essen, Hamburg dan Berlin, pameran juga akan digelar di Izmir, Istanbul, dan Ankara bekerjasama dengan Goethe Institute. (mn/as)
Lebih dari sepertiga warga baru Jerman berasal dari Suriah
Warga negara Jerman yang baru dinaturalisasi berasal dari 157 negara, dengan mayoritas (56%) berasal dari Suriah, Turki, Irak, Rumania, dan Afganistan. Mereka rata-rata berusia 29,3 tahun, dan jauh lebih muda dibandingkan usia rata-rata penduduk Jerman (44,6 tahun). Lebih dari setengahnya (55%) adalah laki-laki, 5% lebih banyak dari rata-rata nasional Jerman.
Iklan
Mantan warga negara Suriah saja mencakup lebih dari sepertiga (38%) dari total naturalisasi, dan jumlah mereka meningkat sebesar 27.100 (lebih dari 56%), menjadi sekitar 75.500-an orang pada tahun 2023.
Warga yang berasal dari Suriah yang menerima paspor Jerman pada tahun 2023 rata-rata berusia 24,5 tahun dan 64% berjenis kelamin laki-laki. Pelamar yang berhasil telah tinggal rata-rata selama 6,8 tahun di Jerman sebelum mendapat status kewarganegaraan. Pada tahun 2023, sebuah desa di Jerman bahkan memilih seorang pengungsi Suriah sebagai wali kotanya.
"Tingginya jumlah naturalisasi warga Suriah berkorelasi dengan tingginya jumlah pencari suaka asal Suriah yang bermigrasi (ke Jerman) antara tahun 2014 dan 2016,” demikian bunyi siaran pers pemerintah, dengan masa tinggal minimum yang biasanya diperlukan sebelum orang memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan."[Mereka] kini semakin memenuhi kriteria kewarganegaraan, termasuk kemampuan bahasa dan masa tinggal minimum.”
Foto Ikonik Krisis Pengungsi Di Eropa
Jutaan pengungsi hijrah ke Eropa antara tahun 2015 dan 2016. Pemberitaan migrasi gelap dan penderitaan para pengungsi beberapa tahun terakhir turut mempengaruhi opini publik di Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
Upaya mempertahankan hidup
Pengungsian dan penderitaan: Ratusan ribu orang, kebanyakan berasal dari Suriah, masuk ke Yunani dari Turki tahun 2015 dan 2016. Sekitar 10.000 orang terdampar di pulau Lesbos, Chios dan Samos. Tahun 2017, tercatat sudah lebih dari 6.000 pengungsi yang datang dari Januari sampai Mei.
Foto: Getty Images/AFP/A. Messinis
Berjalan kaki menembus Eropa
Tahun 2015 dan 2016, lebih satu juta orang mencoba mencapai Eropa Barat dari Yunani atau Turki melalui rute Balkan - lewat Makedonia, Serbia dan Hungaria. Aliran pengungsi hanya terhenti ketika rute ini ditutup secara resmi. Saat ini, sebagian besar pengungsi memilih rute Mediterania yang berbahaya dari Libya ke Eropa.
Foto: Getty Images/J. Mitchell
Kemarahan global
Gambar ini mengguncang dunia. Mayat bocah Aylan Kurdi berusia tiga tahun dari Suriah hanyut di pantai di Turki, September 2015. Foto ini tersebar luas dengan cepat lewat jejaring sosial dan menjadi simbol krisis pengungsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/DHA
Kekacauan dan keputusasaan
Kerusuhan di menit-menit terakhir: Ribuan pengungsi mencoba masuk ke dalam bus yang sudah penuh sesak dan kereta api di Kroasia setelah mengetahui rute melalui Eropa akan segera ditutup. Pada Oktober 2015, Hongaria menutup perbatasannya dan membuat kamp penampungan tempat pengungsi tinggal selama proses pendaftaran suaka.
Foto: Getty Images/J. J. Mitchell
Perbatasan ditutup
Penutupan resmi rute Balkan bulan Maret 2016 menyebabkan kondisi kacau-balau di seberang perbatasan. Ribuan pengungsi yang terdampar mulai marah dan putus asa. Banyak yang mencoba menyeberangi perbatasan dengan segala cara, seperti para pengungsi ini di perbatasan Yunani-Makedonia tak lama setelah perbatasan ditutup.
Seorang anak berbalut debu dan darah: Foto Omran yang berusia lima tahun mengejutkan publik saat dirilis tahun 2016. Ini menjadi gambaran kengerian perang saudara dan penderitaan rakyat di Suriah. Setahun kemudian, gambar-gambar baru Omran beredar di internet dalam kondisi yang sudah lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa/Aleppo Media Center
Belum tahu tinggal di mana
Seorang pria Suriah membawa putrinya di tengah hujan di perbatasan Yunani-Makedonia di Idomeni. Dia berharap bisa hidup aman dengan keluarganya di Eropa. Menurut peraturan Dublin, permohonan suaka hanya bisa diajukan di negara pertama tempat pengungsi menginjak Eropa. Yunani dan Italia menanggung beban terbesar.
Foto: Reuters/Y. Behrakis
Mengharapkan pertolongan
Jerman tetap menjadi tujuan utama para pengungsi, meski kebijakan pengungsi dan suaka di Jerman sejak munculnya arus pengungsi diperketat. Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Jerman tetap terbuka bagi pengungsi. Sejak 2015, Jerman telah menerima sekitar 1,2 juta pengungsi. Kanselir Merkel jadi ikon harapan bagi banyak pengungsi baru.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Situasi darurat di penampungan
Di utara Prancis, pihak berwenang membersihkan "hutan" yang terkenal di Calais. Kamp itu terbakar saat dilakukan evakuasi bulan Oktober 2016. Sekitar 6.500 penghuninya disalurkan ke tempat-tempat penampungan lain di Perancis. Setengah tahun kemudian, organisasi bantuan melaporkan banyak pengungsi anak-anak yang menjadi tunawisma di sekitar Calais.
Foto: picture-alliance/dpa/E. Laurent
Tenggelam di Laut Tengah
Kapal penyelamat organisasi bantuan dan pemerintah setempat terus melakukan pencarian kapal migran yang terancam tenggelam. Meski pelayaran sangat berbahaya, banyak pengungsi tetap berusaha melarikan diri dari konflik dan kemiskinan. Mereka berharap menemukan masa depan yang lebih baik di Eropa. Pada tahun 2017 ini saja, sudah 1.800 orang meninggal di perjalanan. (Teks: Charlotte Hauswedell/hp,rn)
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
10 foto1 | 10
Lebih sedikit warga negara Jerman baru dari Turki
Sebaliknya, jumlah migran Turki dan Ukraina yang menerima kewarganegaraan Jerman pada tahun 2023 menurun dibandingkan tahun 2022.
Warga negara Turki, bersama dengan warga Irak, masih mewakili kelompok terbesar kedua dengan sekitar 10,700 naturalisasi baru. Namun, jumlah warga Turki yang dinaturalisasi pada tahun lalu berjumlah 3.500 atau 25% lebih sedikit dibandingkan tahun 2022.
Sementara itu, meskipun jumlah warga Ukraina yang mengajukan dan menerima kewarganegaraan Jerman meningkat hampir tiga kali lipat dari 1.900 menjadi 5.600 antara tahun 2021 dan 2022 setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, laju percepatannya melambat pada tahun 2023.
Sekitar 5.900 orang, meningkat sebesar 6%, menjadi warga negara Jerman pada tahun 2023.
Semakin banyak warga Israel yang mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman 'reparatif'.
Sementara itu, semakin banyak warga negara Israel dan keturunan korban kediktatoran Nazi Jerman pada tahun 1933-1945 yang juga mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman.
Pada hari Senin (27/05), pihak berwenang Jerman mengatakan, mereka telah menerima hampir 6.900 permohonan dari orang-orang yang menetap di Israel dalam empat bulan pertama tahun 2024 saja. Sebagai perbandingan, ada sekitar 9.100 aplikasi serupa sepanjang tahun 2023 dan sekitar 5.700 pada tahun 2022.
Dewan Pusat Yahudi di Jerman (ZdJ) melihat adanya korelasinya dengan serangan teror yang dilancarkan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober,yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan sekitar 250 lainnya disandera. Pembalasan Israel terhadap serangan ini telah memicu konflik, yang kini masih tengah berkecamuk, di Jalur Gaza.
Apa yang disebut "naturalisasi reparatif” secara khusus diatur oleh konstitusi Jerman bagi para korban rezim Nazi yang dianiaya dan dicabut kewarganegaraannya, dan bagi keturunan mereka.
Setelah Israel, jumlah permohonan naturalisasi reparatif terbesar datang dari Amerika Serikat.