Navalny Ungkap Siapa Membayar Biaya Pengobatannya ke Jerman
15 Oktober 2020
Setelah keracunan Novichok, Alexei Navalny diterbangkan ke Berlin dan dirawat di Rumah Sakit Charite. Untuk transparansi, sekarang dia mempublikasi siapa yang membiayai pengobatannya ke Jerman.
Iklan
Di akun Instagram,Alexei Navalny mengungkapkan bahwa biaya pengobatannya menghabiskan biaya sekitar 130 ribu euro, sebagaimana diberitakan majalah Jerman "Der Spiegel". Penerbangan dari Siberia ke Berlin dengan sebuah pesawat khusus yang didatangkan dari Jerman, memakan biaya sekitar 79.000 euro. Sedangkan perawatan di Charite menghabiskan biaya 49.900 euro.
Alexei Navalny menulis, biaya penerbangan dan perawatannya ditanggung oleh pengusaha Rusia Evgeny Chichvarkin, pakar ekonomi Sergei Aleksashenko dan ahli komputer Roman Ivanov. Navalny sendiri tidak bisa membayar biaya itu, karena rekening banknya dibekukan otoritas Rusia.
Jurubicara Navalny, Kira Yarmysh akhir September memang memberitahukan bahwa rekening tokoh oposisi Rusia itu dibekukan atas perintah hakim. Di Instagram Navalny menulis, yang dibekukan bukan hanya rekening banknya sendiri, melainkan semua rekeniong bank keluarganya dan rekening bisnisnya.
Uni Eropa tetapkan sanksi atas peracunan Navalny
Uni Eropa hari Rabu (14/10) menyepakati sanksi terhadap enam orang dan satu institusi di Rusia terkait peracunan Alexei Navalny. Uni Eropa menyetujui usulan Prancis dan Jerman yagg menyatakan bahwa Rusia bertanggung jawab atas peracunan itu.
Sejalan dengan praktik yang biasa dilakukan Uni Eropa, identitas individu yang terkena sanksi tidak diungkapkan. Namun kantor berita AFP hari Kamis (15/10) mengutip seorang diplomat Uni Eropa yang menolak disebut namanya, bahwa pejabat Rusia yang terkena sanksi antara lain Alexander Bortnikov, Direktur dinas rahasia Rusia, FSB. Nama lain yang disebutkan adalah Sergei Kirienko dan Andrei Yarin, dua pejabat senior di kantor kepresidenan Rusia.
Uni Eropa juga menetapkan sanksi terhadap Rusia berkaitan dengan konflik di Libya. Antara lain terhadap Yevgeny Prigozhin, yang sering dijuluki sebagai "juru masak Putin", karena dia yang menyediakan layanan catering untuk orang nomor satu di Rusia itu.
Iklan
Menlu Rusia: Uni Eropa "tunduk" pada tekanan AS
Berkaitan dengan peracunan Alexei Navalny, Rusia menolak tuduhan Uni Eropa dan sebaliknya menyatakan bahwa Navalny kemungkinan diracun setelah berada di Jerman. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov balik menuduh Uni Eropa telah tunduk pada tekanan AS dan "mengganti seni diplomasi dengan sanksi."
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
"Tentu saja kebijakan Uni Eropa saat ini tidak akan berjalan tanpa konsekuensi," kata Sergei Lavrov dalam sebuah konferensi pers di Moskow hari Rabu (14/10).
Sanksi terhadap para pejabat Rusia ditetapkan, setelah pengawas senjata kimia PBB, OPCW, mengkonfirmasi temuan Jerman, Prancis dan Swedia bahwa Navalny diracun dengan agen saraf Novichok, yang dulu dikembangkan oleh Uni Soviet. Racun yang sama juga digunakan untuk menyerang mantan agen Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada 2018.