Nefertiti Diminta Pulang Ke Mesir
9 Februari 2011 Perempuan tertua di Berlin saat ini berusia 3.350 tahun. Begitu menurut orang Berlin. Wakil Menteri Kebudayaan Mesir dan Sekjen Dewan Peninggalan Budaya negara itu,
Zahi Hawass sudah bertahun-tahun memperjuangkan pemulangan patung Nefertiti ke Mesir. Belum lama ini ia mengatakan, surat permintaan resmi yang ditandatangi oleh Perdana Menteri Mesir, Ahmed Nazif sudah dikirimkan.
Namun menurut Andreas Peschke, jurubicara Kementerian Luar Negeri Jerman, ini tidak benar. Dijelaskannya, "Faktanya, terkait patung Nefertiti itu, memang ada surat dari pihak Mesir yang dikirimkan ke presiden Yayasan Warisan Budaya Prusia. Di situ disebutkan, bahwa suratnya adalah permintaan resmi dari pemerintah. Tapi ini tidak benar, surat itu bukan permintaan resmi dari pemerintah Mesir kepada pemerintah Jerman. Sebuah permintaan resmi seharusnya disampaikan oleh pemerintah Mesir kepada pemerintah Jerman. Tapi kenyataannya tidak begitu, maka permintaan tersebut tidak ada".
Lalu apa yang terjadi? Yayasan Warisan Budaya Prusia menjelaskan bahwa Zahi Hawass telah mengirimkan surat permintaan pengembalian patung Nefertiti kepada Hermann Parzinger, presiden yayasan itu. Surat itu tidak ditandatangani oleh Perdana Menteri Mesir.
Berita tentang permintaan resmi pemerintah Mesir juga ditepis oleh Menteri Kebudayaan Bernd Neumann. Dia mengatakan bahwa surat tersebut ditandatangani oleh Sekjen Dewan untuk Peninggalan Budaya Mesir, Zawi Hawass. Oleh sebab itu, pemerintah Jerman beranggapan tidak ada permintaan resmi dari pemerintah Mesir. Disebutkan, "pendapat pemerintah Jerman mengenai patung Nefertiti itu sudah diketahui dan tidak berubah.”
Memang baik bagi Kementrian Luar Negri Jerman, maupun Kanselir Jerman Angela Merkel, patung Nefertiti itu merupakan Duta Mesir yang terbaik bagi Jerman.
Nefertiti hidup antara tahun 1370-1330 SM. Ia adalah ratu dan istri Firaun Amenhotep IV dan ibu mertua Firaun Tutankhamun. Karya pematung utama kerajaan Mesir kala itu, Thutmose ini tingginya 47 cm dan terbuat dari bahan gips. Bentuk dan pewarnaannya dibuat serealistis mungkin dan menegaskan kecantikan Nefertiti yang termasyhur. Patungnya ditemukan oleh arkeolog Jerman Ludwig Borchardt dan timnya pada tahun 1912 ketika melakukan penggalian di sekitar sanggar pematung kerajaan Mesir kuno itu. Setahun kemudian, lembaga yang mengurusi warisan budaya Mesir memberikan izin kepada tim arkeolog itu untuk membawa sebagian benda budaya hasil galian tersebut ke Jerman. Di antaranya adalah patung Nefertiti ini.
Di Berlin, semua pihak berpandangan sama, bahwa patung Nefertiti, yang berasal dari Mesir ini harus berada di Jerman. Sejak dihibahkan oleh pengusaha Henri James Simon, pada tahun 1920, benda berharga itu terdaftar sebagai milik museum Jerman. Dipamerkan di Museum Mesir dan Papyrus di Berlin, patung itu memiliki daya tarik tersendiri.
Direktur Museum Mesir di Berlin pada tahun 2007, Dietrich Wildung menjelaskan, "Salah satu hal yang menambah nilai patung Nefertiti ini adalah asal-usulnya dari budaya asing, dan sudah hampir seratus tahun dipamerkan di Jerman. Bila patung ini dipamerkan di museum nasional Mesir di Kairo, maka ia tidak akan menonjol. Karena akan menjadi salah satu artefak dari banyak temuan-temuan sejarah yang sangat megah, satu contoh misalnya kumpulan benda budaya dan peti mati Firaun Tutankhamun dan topeng emasnya. Sementara di sini, patung Nefertiti itu spesial, menarik perhatian karena berada dalam lingkungan yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya. Menurut saya, ini adalah hal yang amat penting.“
Sejak 2009, patung Nefertiti yang nilainya diperkirakan mencapai 300 juta Euro, dipamerkan dalam sebuah gedung baru. Patung itu menarik 1,2 juta pengunjung ketika Museum Baru Berlin dibuka, dengan sayap khusus untuk koleksi papyrus dan benda seni Mesir. Kisruh soal patung ini bukan pertama kalinya. Lebih 50 tahun silam, sekitar tahun 1946 Mesir pernah mencoba meminta agar patung Nefertiti dipulangkan, tapi gagal.
Belakangan arkeolog dan Sekjen Dewan Peninggalan Budaya Mesir Zahi Hawass mengindikasikan bahwa patung itu dibawa secara ilegal keluar dari Mesir. Disebutkan, patungnya dilamur kotoran dan dibalut jerami, dinyatakan sebagai patung seorang putri. Pihak Jerman menyangkalnya, menunjukkan berkas foto dan bukti rinci bahwa baik penggalian dan pengiriman barang sudah disetujui.
Herman Parziner, presiden Yayasan Warisan Budaya Prusia menyatakan keinginan pihak Jerman untuk bekerjasama dengan para pakar arkeologi Mesir dan kini tengah mempersiapkan sejumlah tawaran kerjasama. Hal ini akan diterangkan dalam surat balasan kepada Zahi Hawass. Tapi apakah ini akan memuaskan pihak Mesir, sulit ditebak.