1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara-negara Afrika Bahas Krisis Sudan Selatan

cp/as (dpa, afp)27 Desember 2013

Para pemimpin negara Afrika Timur bertemu di Nairobi membahas kekerasan di Sudan Selatan. Sebelumnya di Juba, Presiden Sudan Selatan Salva Kiir berdialog dengan Presiden Kenya dan Perdana Menteri Ethiopia.

Foto: picture-alliance/dpa

Menteri Luar Negeri Ethiopia Tedros Abodon melaporkan, diskusi berlangsung konstruktif membahas penghentian kekerasan yang menewaskan puluhan orang pekan lalu. Para pemimpin negara juga membahas krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata dan kemungkinan dialog politik dengan musuh bebuyutan Kiir, mantan wakil presiden Riek Machar.

Upaya diplomatik internasional itu berjalan paralel dengan usaha PBB untuk mengendalikan aksi kekerasan.

Amerika Serikat yang berperan besar dalam kemerdekaan Sudan Selatan, sudah menyatakan akan memutuskan bantuan apabila Kiir tersingkir dalam sebuah kudeta.

Washington hingga kini belum mengambil peran aktif, meski pekan ini menurunkan militer untuk evakuasi staf kedutaan besar dan warga negara Amerika. Empat tentara Amerika Serikat dilporkan terluka dalam sebuah misi di Bor.

Perlu bantuan cepat

PBB hari Kamis (26/12/13) menyatakan akan mempercepat pengiriman pasukan perdamaian ke Sudan Selatan, terutama ke wilayah utara yang kaya minyak yang selama ini menjadi arena pertempuran.

Para pengungsi di Juba tinggal dalam tenda di kamp-kamp PBBFoto: picture-alliance/dpa

"Kami tengah mengerjakan pengiriman sejumlah aset penting yang kami perlukan dalam 48 jam, dan kontingen pasukan tambahan pertama akan tiba hari Sabtu (28/12/13)", papar Hilde Johnson, kepala misi PBB di Sudan Selatan dalam konferensi video dari Juba.

Menurut PBB, ribuan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mencari perlindungan di basis-basis PBB di Sudan Selatan. PBB mengatakan bantuan yang diperlukan mencapai 121 juta Euro dalam tiga bulan mendatang untuk distribusi makanan, mengelola kamp pengungsi yang menampung 90.000 orang dan menyediakan perawatan kesehatan serta sanitasi.

Pertempuran belum reda

Seorang juru bicara militer Sudan Selatan, Philip Aguer, kepada kantor berita AFP mengatakan pasukannya masih bertempur melawan kekuatan yang berafiliasi dengan Machar di kota Malakal, ibukota negara bagian Nil Hulu.

"Terjadi pertempuran di Malakal, antara pasukan kami di bagian utara Malakal dan pemberontak di bagian selatan. Kami akan mendesak mereka keluar dari Malakal," lapornya.

Ia juga menambahkan militer siap menyerang pemberontak di Bentiu, kota yang kaya minyak di negara bagian Unity.

Militer hari Rabu (25/12/13) merebut kembali Bor, ibukota negara bagian lainnya yang sempat jatuh ke tangan pemberontak. Seorang koresponden AFP yang berada di Bor melaporkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan dan toko-toko habis dijarah.

cp/as (dpa, afp)