1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAsia

Negara-negara Asia-Pasifik Sepakati Perdagangan Bebas

15 November 2020

Negara-negara ASEAN dan lima negara Asia-Pasifik, menandatangani kesepakatan perdagangan. Sebagai inisiator, Indonesia melihat perjanjian ini sebagai komitmen negara-negara atas perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan.

Vietnam Hanoi | Abschluss virtueller ASEAN-Gipfel | Freihandelsabkommen
Foto: Kham/REUTERS

Lima belas negara di kawasan Asia-Pasifik telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, yang diharapkan akan mempercepat pemulihan ekonomi setelah dilanda pandemi virus corona. 

Regional Comprehensive Economic Partnership, atau RCEP, ditandatangani pada hari Minggu (15/11) di sela-sela KTT tahunan ASEAN, yang diadakan melalui konferensi video. KTT virtual diselenggarakan oleh Vietnam yang pada gilirannya menjadi tuan rumah konferensi. 

Kesepakatan RCEP, yang ditandatangani hampir satu dekade setelah negosiasi pertama, mencakup 2,2 miliar orang dan sepertiga dari ekonomi dunia.  

Pakta tersebut akan menurunkan tarif, membuka sektor jasa dan menetapkan aturan perdagangan umum di dalam kawasan tersebut. Perjanjian itu juga mencakup investasi, e-commerce, telekomunikasi dan hak cipta. Namun, perlindungan lingkungan dan hak tenaga kerja bukan bagian dari kesepakatan. 

Jadikan Cina Jawara 

Perjanjian ini mencakup 10 negara anggota ASEAN; Vietnam, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Brunei - bersama dengan Australia, Cina, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. 

Yang tidak hadir adalah India, yang menarik diri dari negosiasi RCEP tahun lalu dengan alasan kekhawatiran akan membuka persaingan asing pada sektor pertanian dan manufakturnya. 

Para pemimpin ASEAN mengatakan mereka masih berniat untuk memperluas perdagangan dengan India dan bahwa pintu tetap terbuka bagi New Delhi untuk bergabung kembali dengan blok tersebut. 

KTT Asean yang dilakukan secara virtual membahas RCEP.Foto: Muchlis Jr/ Biro Pers Sekretariat Presiden

Kesepakatan perdagangan ini memungkinkan Cina - yang sejauh ini pemilik ekonomi terbesar dan negara terpadat penduduknya di kawasan - untuk menempatkan dirinya sebagai "jawara globalisasi dan kerjasama multilateral," kata Gareth Leather, ekonom senior Asia untuk Capital Economics, dalam sebuah laporan. 

Perdana Menteri China, Li Keqiang, merayakan penandatanganan kesepakatan dengan mengatakan: "Penandatanganan RCEP tidak hanya pencapaian penting dari kerjasama regional Asia Timur tetapi juga kemenangan multilateralisme dan perdagangan bebas." 

Optimisme baru pascapandemi 

Presiden Indonesia Joko Widodo dalam pidatonya secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, mengatakan tercapainya perundingan RCEP tersebut menandai komitmen negara-negara terhadap prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Lebih penting lagi, hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagipemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidatonya secara virtual di KTT ASEAN, hari Minggu (15/11) dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.Foto: Muchlis Jr/ Biro Pers Sekretariat Presiden

Penandatanganan RCEP menjadi bagian historis tersendiri bagi Indonesia yang menginisiasi kerja sama tersebut saat bertindak selaku Ketua ASEAN pada 2011 silam.  

Presiden Jokowi menyebut bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama ini hanyalah sebuah permulaan. Setelahnya, negara-negara yang terlibat masih harus berupaya untuk mengimplementasikannya. "Ini juga membutuhkan komitmen politik pada tingkat tertinggi. Bagi Indonesia, kami masih membuka peluang negara di kawasan untuk bergabung dalam RCEP ini," tandasnya. 

yp/vlz (AP, AFP, Reuters, BPMI Sekretariat Presiden)