Jerman, Prancis, dan AS Desak Warganya Tinggalkan Etiopia
24 November 2021
Negara-negara Barat meminta kepada seluruh warganya untuk segera meninggalkan Etiopia, setelah PM Abiy Ahmed bersumpah "memimpin dari medan perang" melawan pemberontak Tigray.
Iklan
Pemerintah Jerman pada Selasa (23/11) mendesak warganya untuk meninggalkan Etiopia sesegera mungkin. Seruan ini dimaksudkan agar warga menyelamatkan diri dari Etiopia ketika pemberontak Tigray semakin dekat ke ibu kota, Addis Ababa.
Apa yang negara Barat katakan tentang Etiopia?
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa warga negara Jerman masih dapat menggunakan Bandara Internasional Addis Ababa Bole untuk transit dan mereka harus naik penerbangan pertama yang tersedia.
Prancis dan AS juga menyarankan warganya untuk segera meninggalkan negara itu, karena konflik yang semakin mengkhawatirkan.
PBB juga telah memerintahkan evakuasi segera anggota keluarga staf internasional di Etiopia. "Mengingat situasi keamanan di negara itu dan karena sangat berhati-hati, PBB telah memutuskan untuk mengurangi jejaknya di negara itu dengan memindahkan sementara semua tanggungan yang memenuhi syarat," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Iklan
Bagaimana keadaan konflik di Etiopia?
Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed mengatakan pada Senin (22/11) bahwa ia akan menuju ke medan perang untuk memimpin tentaranya dalam apa yang pemerintahnya gambarkan sebagai "perang eksistensial," setelah Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengklaim telah menguasai sebuah kota yang hanya berjarak 220 kilometer dari ibu kota.
"Kami sekarang dalam tahap akhir menyelamatkan Etiopia," kata Abiy.
Para pejabat di Addis Ababa telah mencoba untuk menunjukkan kepercayaan diri, dengan mengatakan dalam sebuah pengarahan kepada para diplomat bahwa pasukan keamanan sedang bekerja untuk menjaga kota itu tetap aman.
"Propaganda dan pembicaraan teror yang disebarluaskan oleh media Barat sepenuhnya bertentangan dengan keadaan damai kota di lapangan, sehingga komunitas diplomatik tidak perlu merasa khawatir atau takut," kata Kenea Yadeta, Kepala Biro Perdamaian dan Keamanan Addis Ababa.
Konflik meletus ketika PM Abiy, yang telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk mengamankan kesepakatan damai dengan tetangga Eritrea, mengirim pasukan ke wilayah Tigray paling utara untuk menggulingkan TPLF.
Ribuan orang tewas sejak pertempuran meletus pada November 2020. Konflik tersebut telah memicu krisis kemanusiaan, yang menurut PBB telah menyebabkan ratusan ribu orang di ambang kelaparan dan membuat lebih dari dua juta orang mengungsi.
Ethiopia: Satu Tahun Krisis Tigray Bergejolak
Perang yang telah berlangsung selama satu tahun di Ethiopia tidak juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Foto: AP Photo/picture alliance
Sebuah kota terbakar
Penduduk ibu kota Tigray, Mekele, mengais reruntuhan setelah serangan udara oleh pasukan pemerintah pada 20 Oktober. Militer mengatakan pihaknya menargetkan fasilitas manufaktur senjata yang dioperasikan oleh Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), yang kemudian dibantah oleh pasukan pemberontak Tigray.
Foto: AP Photo/picture alliance
Kabut perang membubung tinggi
Asap dari serangan udara militer mengepul di langit Mekele. Pejuang Tigray menuduh pemerintah membunuh warga sipil, sementara pemerintah federal mengklaim pihaknya menargetkan depot senjata. Penduduk setempat mengkonfirmasi bahwa setidaknya satu kompleks industri besar di Mekele telah hancur.
Foto: Million Haileselassie/DW
Pasukan yang ditangkap
Tentara pemerintah Ethiopia yang ditangkap oleh pasukan Tigray duduk berbaris dan menunggu untuk dibawa ke pusat penahanan pada 22 Oktober. Tentara tersebut diarak di jalan-jalan Mekele dengan truk terbuka sebagai bentuk unjuk kekuatan menyusul serangan udara hari keempat di ibu kota.
Foto: picture alliance/AP
Bantuan dalam perjalanan
Kendaraan Masyarakat Palang Merah Ethiopia berjalan melalui Mekele, menyusul serangan udara pemerintah. Palang Merah berupaya untuk memberikan perawatan medis dan tempat penampungan di wilayah Tigray. Di tengah pemadaman telekomunikasi regional, organisasi ini merupakan kunci untuk membantu menghubungkan kembali keluarga yang terpisah oleh konflik.
Foto: Million Haileselassie/DW
Bantuan yang langka
Sebuah pesawat kargo dari organisasi bantuan Samaritan's Purse menyalurkan bantuan di Bandara Mekele pada Maret lalu. Aliran bantuan kemanusiaan ke Tigray sejak itu mengalami gangguan akibat penghalang jalan di rute-rute utama yang menghentikan konvoi untuk melewatinya dan serangan udara yang memaksa penerbangan bantuan dibatalkan.
Foto: AA/picture alliance
Permohonan yang putus asa
Pekerja kesehatan menggelar protes di luar kantor PBB di Mekele, mengutuk kematian pasien karena kekurangan makanan dan obat-obatan. Stok pasokan vital berkurang di ibu kota, dengan tingkat malnutrisi di antara anak-anak meroket. PBB belum lama ini mengumumkan akan menarik setengah pekerjanya dari Ethiopia.
Foto: Million Haileselassie /DW
Korban perang
Seorang korban serangan udara Togoga dirawat di rumah sakit. Pada tanggal 22 Juni, Angkatan Udara Ethiopia melancarkan serangan udara di kota Tigray dan menewaskan 64 warga sipil, melukai 184 orang. Ambulans yang berusaha mencapai tempat kejadian awalnya diblokir oleh tentara sebelum konvoi lain berhasil melewatinya dan membawa 25 korban ke rumah sakit di Mekele.
Foto: Million Haileselassie/DW
Protes internasional
Di sisi lain dunia, ratusan orang berunjuk rasa di Whitehall, London pada 19 Oktober lalu dengan membawa bendera dan slogan. Mereka menyerukan diakhirinya kekerasan dan blokade bantuan di Tigray. Banyak dari pengunjuk rasa adalah anggota diaspora Tigray, Ethiopia, dan Eritrea.
Foto: Tayfun Salci/picture alliance/ZUMAPRESS
Kemarahan di kedua sisi
Demonstran di ibu kota Addis Ababa berkumpul di luar kantor Program Pangan Dunia PBB pada September, untuk memprotes pengiriman bantuan ke wilayah Tigray. TPLF ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Ethiopia. Pejabat dan kelompok hak asasi juga menuduh pejuang Tigray melakukan kekejaman, termasuk merekrut tentara anak. (rs/ha)
Foto: Minasse Wondimu Hailu/AA/picture alliance
9 foto1 | 9
Adakah peluang perdamaian di Etiopia?
Utusan AS untuk wilayah tersebut, Jeffrey Feltman, optimis tentang kemajuan upaya mencapai penyelesaian diplomatik yang dapat mengakhiri konflik brutal selama setahun.
Namun, dia memperingatkan bahwa itu semua berisiko gagal oleh "perkembangan yang mengkhawatirkan" di lapangan.
"Meskipun ada beberapa kemajuan yang baru lahir, kondisi itu sangat berisiko dikalahkan oleh eskalasi militer di kedua belah pihak," kata Feltman, yang berada di Etiopia minggu ini bersama dengan mitranya dari Uni Afrika Olusegun Obasanjo untuk menengahi gencatan senjata.