OKI Deklarasikan Yerusalem Timur Sebagai Ibukota Palestina
13 Desember 2017
Negara-negara OKI dalam konferensi luar biasa di Istanbul mengakui Yerusalem timur sebagai ibukota negara Palestina Merdeka. Palestina sekarang menolak peran AS dalam proses perdamaian Timur Tengah.
Iklan
Peserta konferensi luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul Turki mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina yang akan dibentuk. Mereka juga mendesak
Turki menjadi tuan rumah sidang luar biasa OKI yang digelar hari Rabu (13/12) di Istanbul sebagai jawaban atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pemerintah AS juga merencanakan pemindahan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke kota ini. Konferensi ini juga dihadiri oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dan pemimpin Yordania Raja Abdullah II dan Presiden Indonesia Joko Widodo.
OKI Ingin Dunia Akui Yerusalem Ibukota Palestina
01:31
Di hadapan delegasi dari lebih 50 negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa "mulai sekarang” Palestina tidak akan menerima Amerika Serikat berperan lagi dalam proses perdamaian. Abbas menyebut keputusan Donald Trump sebagai "kejahatan” yang mengancam perdamaian dunia. Dia juga menegaskan, tidak akan ada perdamaian di kawasan jika dunia tidak mengakui Yerusalem timur sebagai ibukota Negara Palestina.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan dalam pidato sambutannya, status Yerusalem adalah "garis merah" bagi kaum Muslim dalam konflik Israel-Palestina. Dia menegaskan, Yerusalem timur adalah ibukota Negara Palestina Merdeka yang akan dibentuk. Dia sekaligus menyerukan kepada 57 anggota OKI agar mengakui Negara Palestina dan Yerusalem timur sebagai ibukotanya.
Israel memandang Yerusalem sebagai ibukotanya sejak negara itu didirikan tahun 1948. Namun saat itu Yerusalem berada di bawah administrasi PBB, dan terpecah dua menjadi kawasan Kristen dan Yahudi di barat dan kawasan Arab di Timur. Dalam perang enam hari tahun 1967, Israel merebut sektor timur dan mendudukinya. Namun aneksasi itu tidak mendapat pengakuan internasional. Di bawah konsensus internasional yang sudah berlangsung lama, nasib kota Yerusalem akan ditentukan dalam sebuah negosiasi perdamaian.
Apa Dampak Pengakuan AS Atas Yerusalem?
Trump mengklaim pengakuan Yerusalem adalah upaya AS mendukung perdamaian di Timur Tengah. Benarkah demikian? Berikut makna keputusan kontroversial Trump bagi mereka yang memiliki kepentingan atas kota suci tersebut.
Foto: Reuters/A. Cohen
Jalan buntu proses perdamaian
20 tahun berlalu, semua presiden sebelum Trump menghindari keputusan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem lewat penerapan UU “Jerusalem Embassy Act”. Selama itu, presiden AS memilih menjalankan misi perdamaian, dengan anggapan status Yerusalem harus disepakati lewat negosiasi bersama Palestina-Israel. Trump dinilai secara sengaja mengacaukan proses perdamaian yang telah diupayakan AS.
Foto: picture alliance/dpa/AP/E. Vucci
Pupusnya harapan Palestina
Bagi warga Palestina, pengumuman Trump seolah merampas harapan dan mimpi mereka untuk mendaulat wilayah Yerusalem Timur sebagai ibukota masa depan Palestina. Meski upaya untuk menempuh jalur kekerasan bukan pilihan, tapi tak sedikit warga Palestina yang akan menganggap upaya diplomatik yang diupayakan AS selama ini tak membawa perubahan berarti untuk mewujudkan Palestina Merdeka.
Foto: Reuters/M. Hamed
Tercapainya mimpi Israel
Sejak mengusai Yerusalem Timur pasca perang 6 hari tahun 1967, Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibukota yang “abadi dan tidak terbagi”. Israel berupaya agar kedaulatannya atas Yerusalem mendapat pengakuan dunia internasional. Keputusan Trump dapat mempengaruhi sebagian besar politisi dan warga Israel yang menilai negosiasi dengan Palestina tidak membawa hasil yang signifikan.
Foto: Reuters/B. Ratner
Tetangga menelan rasa kecewa
Langkah Trump dinilai mengguncang kestabilan wilayah yang selama ini sudah sensitif atas segala jenis gejolak perubahan status. Arab Saudi - sekutu penting AS di Timur Tengah - menyebutkan kebijakan Trump mengacaukan upaya Riyadh meneruskan jalan perdamaian. Negara Arab yang berbatasan dengan Israel – Mesir, Yordania, Libanon dan Suriah – khawatirkan gejolak baru di kawasan mereka.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Vucci
Eropa menjadi oposisi AS?
Sebagian besar negara di Eropa Barat gusar dengan pengakuan AS atas Yerusalem dan tak sedikit yang mengecam Trump. Namun, pertanyaan kuncinya: apakah EU akan berani mengambil sikap tegas yang berseberangan dengan AS? Misalnya menerapkan larangan impor dari wilayah Tepi Barat atau menghentikan kerjasama bisnis dengan perusahaan Israel yang beroperasi di wilayah yang diduduki Palestina?
Foto: Imago
Umat Kristen di tanah suci
Patriarch Theoplhilos III, pemimpin gereja Ortodoks di Yerusalem melayangkan surat kecaman yang menyebutkan kebijakan Presiden AS Trump telah menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki. Ia menuliskan pada Trump pemindahan kedutaan AS telah menjauhkan upaya perdamaian di Yerusalem dan sebaliknya membuat jurang permusuhan yang semakin dalam di tanah suci, Yerusalem. ts/hp (guardian, washingtonpost)
Foto: Reuters/J.Ernst
6 foto1 | 6
Palestina mengklaim Yerusalem bagian timur sebagai ibu kota negara Palestina Merdeka yang akan didirikan. Sekitar 200.000 warga Palestina tinggal di Yerusalem timur. Palestina mengklaim adanya hubungan budaya, sejarah dan agama yang antara masyarakat dengan kota Yerusalem.
Kawasan Kota Tua yang terletak di Yerusalem timur adalah lokasi tempat-tempat suci umat Yahudi, Kristen dan Muslim. Termasuk Tembok Ratapan, situs tersuci orang Yahudi untuk berdoa dan Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam.
7 Situs Bersejarah Penting di Yerusalem Bagi Umat Beragama
Yerusalem adalah kota yang punya makna simbolis bagi umat berbagai beragama. Sekaligus simbol ketegangan antara Israel dan Palestina serta Dunia Arab. Inilah 7 situs bersejarah yang penting di kota ini.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Cupolo
Bukit Zaitun
Dari Bukit Zaitun para turis bisa melihat kawasan Kota Tua Yerusalem, yang punya makna penting bagi umat Nasrani, Yahudi dan umat Islam. Bukit Zaitun adalah lini pertahanan Arab-Yordania pada perang tahun 1967 yang kemudian berhasil direbut oleh Israel. Di latar belakang tampak Kubah Shakrah, tempat suci bagi umat Yahudi dan Muslim.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kubah Shakhrah
Bagi warga Yahudi, kubah Shakhrah di kompleks Al-Haram menyimpan batu besar, tempat di mana Bumi menurut kepercayaan mereka, diciptakan dan Nabi Ibrahim mengorbankan putranya. Sementara bagi umat Muslim, dari tempat inilah Nabi Muhammad melakukan perjalanan langit yang dikenal dengan Isra Mi'raj. Setelah Perang tahun 1967, Israel menyerahkan kompleks Al-Haram kepada umat Muslim.
Foto: picture-alliance / dpa
Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci ketiga terpenting bagi umat Islam, setelah Mekkah dan Medinah. Sedangkan bagi umat Yahudi, tempat ini punya makna simbolis karena disinilah Kabah pertama dan kedua mereka didirikan. Sejak 1967, Israel bertanggung jawab atas keamanan di tempat ini, sedangkan sebuah yayasan Islam bertanggung jawab untuk segala urusan sipil dan urusan peribadahan.
Foto: Reuters/A. Awad
Sabil Qaitbay
Mata air Qaitbay dianggap sebagai salah satu sudut paling cantik di kompleks Al-Haram. Meski dibangun dengan gaya Islam dengan membubuhkan ayat-ayat Al-Quran, menara mata air ini didesain oleh seorang arsitek beragama Kristen.
Foto: Reuters/A. Awad
Tembok Ratapan
Tembok ratapan adalah situs terpenting kaum Yahudi. Di sinilah mereka berdoa, terpisah antara lelaki dan perempuan. Umat Yahudi punya tradisi meninggalkan secarik kertas berisi harapan-harapan mereka di sela-sela batu dinding. Tradisi itu sekarang diikuti juga oleh umat beragama lain.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Gerbang Damaskus
Gerbang Damaskus adalah pintu masuk utama menuju kota tua Yerusalem dan praktis menjadi perbatasan antara kawasan Kristen dan kawasan Arab. Tahun 2011, Israel merestorasi menara dan sebagian besar tembok yang hancur akibat Perang 1967. Kini Gerbang Damaskus menjadi salah satu atraksi wisata paling digemari turis mancanegara.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kota tua
Melewati Gerbang Damaskus, pengunjung akan tiba di kota tua yang dipenuhi para pedagang yang menjajakan barangnya di jalan-jalan sempit. Di bagian Kota Tua warga Yahudi, Arab dan Armenia hidup berdampingan. Tembok benteng yang mengelilingi Kota Tua dibangun pada abad ke 16 di masa Kesultanan Utsmaniyyah. Tahun 1981, bagian Kota di Yerusalaem dideklarasikan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.