1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Teluk Evakuasi Warganya dari Beirut

16 Agustus 2012

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar instruksikan warganya untuk meninggalkan Libanon, setelah kelompok bersenjata Syiah culik lebih dari 20 orang. Ini pertanda, kerusuhan di Suriah sudah melampaui batas negara.

Source News Feed: EMEA Picture Service ,Germany Picture Service Shi'ite masked gunmen from the Meqdad clan, gather at the Meqdad family's association headquarters in the southern suburbs in Beirut, August 15, 2012. A Shi'ite Muslim clan in Lebanon has abducted a Turkish businessman and several Syrians it says are rebel fighters in retaliation for the kidnapping of one of their relatives by the rebel Free Syrian Army in Damascus. REUTERS/Khalil Hassan (LEBANON - Tags: POLITICS CIVIL UNREST) // eingestellt von se
Foto: Reuters

Kantor berita nasional Libanon Rabu (15/08) melaporkan bahwa Arab Saudi memerintahkan warganya untuk meninggalkan negara itu setelah "ancaman jelas terhadap mereka." Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed al-Nahayan juga mengeluarkan peringatan senada. "Sayangnya situasi amat berbahaya," pesan al-Nahayan lewat Twitter.

Qatar sementara ini menyebutkan "situasi keamanan yang tidak stabil" dalam pesan kepada warganya di Libanon. Negara-negara Teluk yang berpenduduk Islam Sunni mengeluarkan peringatan tersebut setelah kelompok Syiah Libanon menculik lebih dari 20 orang.

Mulai Dievakuasi dari Libanon

Kamis (16/08) Arab Saudi mulai mengevakuasi warganya dari Lebanon setelah serangkaian penculikan warga Islam Sunni asing oleh klan Syiah Libanon. Kelompok ini menuntut pembebasan salah satu anggotanya yang ditahan oleh pemberontak Suriah. Penculikan itu meningkatkan kecemasan bahwa konflik Suriah sudah meluas ke perbatasan Libanon.

Negara Arab kirim pesawat ke bandara BeirutFoto: picture-alliance/ dpa

Arab Saudi Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab mengirimkan pesawat terbang ke Libanon untuk memulangkan warganya. Demikian keterangan pejabat di bandara Beirut.

Kepada kantor berita Jerman dpa pejabat di bandara itu mengatakan, banyak warganegara dari negara-negara Arab menginap di bandara untuk mendapat pesawat dengan tujuan negara asalnya.

Penculikan dan Pemblokiran Jalan ke Bandara

Pria bersenjata dari kelompok Syiah Libanon, klan al-Mokdad Rabu (15/08) larut malam memblokir jalan utama menuju bandara, setelah menculik puluhan warga Suriah di Libanon. Ini sebagai jaminan untuk dibebaskannya keluarga mereka yang ditahan pemberontak Suriah, dalam perjuangan melawan Presiden Bashar al-Assad.

Juru bicara klan tersebut Hatem al-Mokdad mengatakan, mereka telah menculik lebih dari 50 warga Suriah dan seorang pria Turki di ibukota Beirut dan kota di timur Libanon. Al-Mokdad mengancam, klannya akan membunuh sandera warga Turki jika anggota klan mereka yang ditahan di Suriah tidak dibebaskan dalam “beberapa jam mendatang.”

Kerusuhan di BeirutFoto: Reuters

Ketegangan itu juga memaksa pesawat Air France dari Paris dengan tujuan Beirut, Rabu (15/08) mengalihkan rutenya ke Siprus, setelah kelompok bersenjata Syiah memblokir jalan ke bandara Beirut dengan ban yang dibakar.

Militer Libanon kembali membuka jalan utama menuju bandara, yang terletak agak di luar kawasan selatan Beirut. Kawasan itu dikenal sebagai kubu utama gerakan Syiah Libanon Hisbullah, yang merupakan mitra dekat Assad.

Pasukan Assad Gempur Tel Shehab

Pasukan pemerintah Suriah Kamis (16/08) menembaki kota Tel Shehab, di selatan provinsi Daraa. Demikian dilaporkan kelompok oposisi Pengamat Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Sejumlah besar warga sipil yang melarikan diri dari serangan pasukan rezim Assad, mengungsi ke Tel Shehab beberapa pekan terakhir. Ditambahkan organisasi yang bermarkas di Inggris tersebut.

Sementara itu PBB mengatakan, eskalasi konflik tersebut menyebabkan 2,5 juta warga Suriah memerlukan bantuan humaniter. Angka baru ini berarti 500 ribu lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Menurut PBB, 17 ribu orang tewas akibat konflik Suriah, sedangkan pihak oposisi menyebut jumlah korban tewas sekitar 23 ribu.

DK/HP (dpa, afp, rtr)