1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Negosiasi Afganistan dan Taliban hingga Tercapai Kesepakatan

19 Juli 2021

Kelompok militan Taliban mendukung penyelesaian politik untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Afganistan.

Delegasi pemerintah Afganistan di Doha, Qatar
Konferensi pers delegasi pemerinah Afganistan di Doha, Qatar Foto: Media office of Afghanistan High Council for National Reconciliation

Pembicaraan damai antara pemerintah Afganistan dan kelompok militan Taliban di Doha, Qatar, pada Minggu (18/07) berakhir tanpa kemajuan yang signifikan, bahkan setelah pemimpin tertinggi menyatakan dukungannya atas solusi politik dalam menyelesaikan konflik yang berkepanjangan.

Kepala Dewan Tinggi Pemerintah untuk Rekonsiliasi Nasional Afganistan, Abdullah Abdullah, melakukan pembicaraan intensif ketika Taliban meningkatkan serangan di seluruh negeri.

Kedua belah pihak berusaha untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang telah lama terhenti, tetapi dalam sebuah pernyataan bersama mereka menyepakati perlunya mencapai "solusi yang adil" dan akan bertemu lagi "minggu depan".

Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, mengatakan "Emirat Islam Afganistan sangat mendukung penyelesaian politik". Namun, fasilitator pembicaraan Qatar mengatakan kedua pihak hanya setuju "bekerja untuk mencegah korban sipil" dari gencatan senjata yang disepakati sebelumnya.

"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan negosiasi pada tingkat tinggi sampai penyelesaian tercapai. Untuk tujuan ini, mereka akan bertemu lagi minggu depan," kata utusan kontra-terorisme Qatar Mutlaq al-Qahtani yang mengawasi pembicaraan di Doha.

Kampanye militer yang kompleks

Pemimpin Taliban Akhundzada mengatakan kelompoknya tetap berkomitmen mencari solusi untuk mengakhiri perang, tetapi mengecam pemerintah karena "membuang-buang waktu". Para pemberontak memanfaatkan tahap terakhir penarikan pasukan AS dan pasukan asing lainnya dari Afganistan untuk meluncurkan serangkaian serangan kilat di seluruh negeri.

Kelompok militan saat ini diyakini telah menguasai sekitar setengah dari 400 distrik di negara itu, beberapa penyeberangan perbatasan penting, dan mengepung sejumlah ibu kota provinsi yang vital.

Seorang juru bicara pasukan keamanan Afganistan mengatakan bahwa pejuang pro-pemerintah telah melakukan 244 operasi, menewaskan 967 pejuang "musuh" - termasuk komandan kunci. "Kami telah merebut kembali 24 distrik sejauh ini, tujuan kami adalah merebut kembali semua wilayah... Kami siap mempertahankan negara kami," kata Ajmal Omar Shinwari kepada wartawan.

Kekhawatiran berkembang terkait pasukan Afganistan yang akan kewalahan tanpa dukungan udara dari koalisi, sehingga memungkinkan pengambilalihan kekuasaan oleh militer Taliban sepenuhnya.

ha/hp (AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait