Negosiator Damai Palestina Meninggal Dunia Akibat Covid-19
10 November 2020
Sekjen Komite Eksekutif PLO, Saeb Erekat, dikabarkan meninggal dunia usai tertular virus corona. Bersama kepergiannya, Palestina kehilangan diplomat ulung yang sudah mengawal negosiasi damai selama hampir tiga dekade.
Iklan
Dr. Saeb Erekat adalah miniatur padat perjuangan diplomasi Palestina menuju perdamaian. Sosok berusia 65 tahun itu selalu ada di hampir setiap negosiasi damai sejak 1990an. Erekat meninggal dunia pada Selasa (10/11), usai dilarikan ke rumah sakit.
Oktober silam dia masih mengeluhkan dirinya mengidap gejala Covid-19 yang “sulit,” meski situasinya “terkendali.” Pada Senin (9/11) pagi, rumah sakit Hadassah mengabarkan kondisinya memburuk dan kritis.
Sejak beberapa tahun terakhir, Erekat lebih banyak berdiam di Ramallah, di mana dia menerima perwakilan negara-negara asing, atau di kediaman pribadinya di Jericho. Meski begitu, dia masih menemani Presiden Mahmoud Abbas dalam setiap kunjungan kenegaraan. Namun sejak pandemi corona, dia tidak lagi meninggalkan Tepi Barat Yordan.
Erekat dilahirkan pada 28 April 1955, di timur Yerusalem. Pada usia 17 tahun, dia mengenyam pendidikan tinggi di San Fransisco State University, dan mendapatkan gelar doktoral di bidang studi konflik dan perdamaian di Universitas Bradford, Inggris. Selama bertahun-tahun setelahnya dia mengajar di Universitas An-Najahr di Nablus, dan menulis untuk harian Al-Quds.
Jalan panjang merajut damai
Erekat pertama kali berjejak di panggung politik Palestina pada 1991, ketika dia diangkat sebagai wakil kepala delegasi Palestina di Konferensi Damai Madrid, Spanyol. Tiga tahun kemudian dia diangkat sebagai kepala juru runding Palestina dengan Israel.
Politisi yang mengenyam pendidikan di AS dan Inggris itu menghadiri semua negosiasi damai antara Palestina dan Israel sejak era Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Dia dua kali menawarkan pengunduran diri usai bersitegang dengan bekas Presiden Yasser Arafat, atau Mahmoud Abbas, namun keduanya menolak.
Jabatannya dipertahankan ketika PM Benjamin Netanyahu berkuasa. Erekat juga diminta menjadi penghubung utama dengan pemerintahan AS di bawah Donald Trump, dan menghadiri semua pertemuan antara presiden AS dan penasehatnya untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt dan Jared Kushner.
Dua tahun silam, Abbas mengangkat Erekat sebagai sekretaris jenderal Komite Eksekutif PLO (Palestine Liberation Organization)
rzn/as (rtr, ap)
Coreng Hitam Pemandangan Timur Tengah Saksi Kegagalan Proses Perdamaian
Sekarang pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina mulai dibicarakan lagi. Coreng pada pemandangan di Palestina, Dataran Tinggi Golan dan Israel jadi saksi kegagalan upaya selama ini.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sisa-sisa bangunan yang rusak sudah jadi saksi, bahwa konflik Timur Tengah. Sejak akhir kekuasaan Inggris dan berdirinya negara Israel tahun 1948, invasi, perang, blokade jalan, pos pemeriksaan dan perang saudara sudah melahirkan pembatasan, siapa yang boleh mengadakan perjalanan ke mana dan tinggal di mana. Pada dinding ini tercoreng tulisan "militer Suriah lewat di sini."
Foto: Reuters/R. Zvulun
Peninggalan masa lalu
Di kawasan itu juga "berserakan" fragmen yang menunjukkan, siapa yang pernah ada dan sudah pergi. Pada foto tampak sebuah masjid di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dianeksasi Israel dari Suriah dan diduduki dalam perang 1967. Hingga perang itu, sebuah desa Suriah yang dihuni kelompok etnis Adighe berdiri tak jauh dari masjid.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sebuah bunker sisa perang di Dataran Tinggi Golan masih tampak berdiri di kawasan yang dianeksasi Suriah dalam perang tahun 1967. Tentara Suriah bukan satu-satunya militer yang lewat di sana. Tentara Inggaris tiba tahun 1917 dan pergi tahun 1948. Setelah mereka pergi, sejumlah negara Arab menyerang, dan militer Yordania menduduki Tepi Barat Yordan serta Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
"Jalur Hijau" jadi pemisah
Gencatan senjata yang diadakan setahun setelahnya melahirkan "Jalur Hijau" yang memisahkan kawasan Yerusalem Barat yang dikontrol Israel dari bagian Timur yang dikuasai Yordania selama hampir dua dekade, dari 1949 hingga 1967, ketika Israel mulai menguasai Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kawasan berbahaya
Tanda yang menunjukkan batas kawasan yang ditanami ranjau darat tampak tergantung pada sebuah pagar di Dataran Tinggi Golan. Banyak warga Israel dan wisatawan asing melewati daerah itu dalam perjalanan menuju kawasan wisata.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Tak berfungsi dan ditinggalkan
Sebuah bangunan rusak tampak di bekas marskas militer Yordania dekat Laut Mati di kawasan Tepi Barat Yordan yang dikuasai Israel. Bangunan itu ibaratnya coreng pada pemandangan, karena ditinggal setelah perang 1967 berakhir, ketika Israel mulai menguasai kawasan itu, setelah mengalahkan Yordania.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kekuatan militer masa lalu
Bangunan ini dulunya milik Suriah, dan berdiri di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dikuasai Israel setelah mengalahkan Suriah tahun 1967. Dulu bangunan ini adalah kantor pusat militer. Ini salah satu dari banyak sisa bangunan milik Suriah yang dibiarkan kosong dan ditinggalkan sejak berakhirnya perang hampir separuh abad lalu. (Sumber: reuters, Ed.: ml/hp)