1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nelayan Aceh Selamatkan Pengungsi Rohingya dan Bangladesh

Hendra Pasuhuk15 Mei 2015

Hampir 800 pengungsi Rohingya dan Bangladesh diselamatkan nelayan Aceh dengan menarik perahu mereka ke pantai. Menurut keterangan PBB, masih ada ribuan pengungsi yang terkatung-katung di tengah laut.

Asien Malaysia Flüchtlingskrise
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara

Nelayan Aceh menarik dua perahu ke pesisir kota Langsa hari Jumat (15/05). Satu perahu lain ditemukan sehari sebelumnya. Seluruhnya ada hampir 800 pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh yang diselamatkan.

Menurut laporan berbagai kantor berita, ada sekitar 420 pengungsi asal Bangladesh dan 370 pengungsi asal Myanmar yang berhasil selamat. Mereka kebanyakan dari etnis Rohingya, minoritas muslim yang mengalami penindasan di negara asalnya.

Para pengungsi itu kini ditampung di Kecamatan Langsa. “Mereka dievakuasi lima kapal nelayan setelah ditemukan berdesakan dalam tongkang kecil,” kata Kapolres Langsa, AKBP Sunarya.

Selanjutnya Sunarya menjelaskan, nelayan dengan kapal motor juga menemukan perahu pengungsi hari Kamis (14/05). Para nelayan lalu menghubungi Polisi Air dan membantu evakuasi pada pengungsi.

Ditolak di Malaysia

“Menurut informasi yang kami dapat dari dari para pengungsi, mereka sempat masuk ke perairan Malaysia. Tapi Angkatan Laut Malaysia mengusir menuju perairan Indonesia,” jelas Sunarya.

Sekarang, sekitar 790 pengungsi itu ditampung di penampungan sementara Pelabuhan Kuala Langsa. Ketika ditemukan, mereka dalam kondisi lemah akibat kelaparan dan dehidrasi.

Seroang ibu pengungsi yang berhasil diselamatkan di Aceh mencoba menelpon kerabatnya.Foto: Getty Images/U. Ifansasti

Minggu yang lalu, ratusan pengungsi juga berhasil diselamatkan dan dibawa ke Aceh, setelah perahunya karam. Ada banyak perempuan dan anak-anak yang lemas karena kekurangan makanan. Selama beberapa hari terakhir, lebih dari 2000 pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh mendarat di Malaysia dan Indonesia.

Menurut lembaga urusan pengungsi PBB, UNHCR, masih ada ribuan pengungsi yang terkatung-katung di perairan Asia Tenggara. PBB mengimbau negara-negara Asia Tenggara, terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia agar menaati aturan internasional kelautan dan menyelamatkan pengungsi yang terancam tenggelam atau kelaparan.

Saling tuding antara Thailand, Malaysia, Indonesia

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menyerukan kepada negara-negara di kawasan agar "tetap membuka perbatasan untuk membantu orang yang berada dalam kesusahan". Organisasi Human Rights Watch mengecam pemerintahan Asia Tenggara yang menurut mereka melakukan permainan "ping pong kemanusiaan".

Indonesia menuduh Malaysia sengaja menarik kapal pengungsi yang lewat di teritorialnya sampai ke wilayah perairan Indonesia. Pemerintah Malaysia menolak tuduhan itu dan menerangkan, para pengungsi memang ingin terus berlayar, sebab Malaysia bukan tujuan mereka.

Sementara Thailand menerangkan, mereka sudah membantu pengungsi dan memberikan makanan yang cukup di atas kapal, tapi tidak bisa menahan pengungsi yang ingin berlayar ke Malaysia dan Indonesia. Kebanyakan pengungsi sudah berada sampai tiga bulan di atas kapal, sebelum diselamatkan oleh nelayan lokal.

hp/vlz (afp, rtr, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait