Warga Pulau Pramuka menyelesaikan masalah sampah plastik secara mandiri, dengan tidak membuang ke laut atau ke TPA Bantar Gebang. Didukung Rumah Literasi Hijau, warga mengolah sampah plastik jadi bahan bakar.
Iklan
Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu adalah salah satu destinasi wisata baru di Provinsi DKI Jakarta. Namun sampah berserakan di sini.
Kendati demikian, masalah sampah plastik di pulau tersebut, belakangan ini, secara perlahan mulai teratasi. Ini berkat upaya Mahariyah Sandri, perempuan penggerak lingkungan Rumah Literasi Hijau.
Bersama komunitasnya, sejak 2006 lalu ia berjuang memerangi sampah di Pulau Pramuka. Sebelumnya sampah dari sini biasanya diangkut ke TPA Bantar Gebang.
Mahariyah Sandri mengungkap, sebetulnya sampah di Kepulauan Seribu itu adalah sampah dari tempat pertama, dari kemunculan pertama, jadi relatif masih bisa dikelola.
"Kalau kami tumpuk ke sana bercampur dengan yang lain, dengan beragam kompleksitas sampah, bisa jadi beda lagi cara menanganinya," kata Mariyah. Bersama penduduk lainnya ia berpikir seharusnya sampah di Pulau Seribu selesai, tanpa harus ke Bantar Gebang, ujarnya lebih lanjut.
Mengolah Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar
03:53
Mesin pirolisis sokong upaya warga
Sejak dua tahun terakhir Komunitas Rumah Literasi Hijau mendapat bantuan berupa tiga mesin pirolisis. Mesin ini mampu menyulap sampah plastik menjadi bahan bakar.
Penjelasan sederhananya, pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa oksigen. Ada beberapa pertanyaan menyangkut sistem ini, di antaranya apakah bisa dioperasionalkan dengan mudah, juga dampak asap yang dihasilkannya.
Komarullah, anggota Komunitas Rumah Literasi Hijau menjelaskan, kesulitan penggunaan mesin sebetulnya tidak ada. "Rumah Literasi Hijau punya tiga mesin generasi berbeda, yang dari teman-teman Get Plastic, yaitu generasi 10, 11, 12. "Dari 3 generasi ini, asyik banget dioperasikannya. Sangat manual, jadi sejauh ini enggak ada kendala," ujar Komarullah.
Sekitar 4% gas yang dihasilkan dari proses ini juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Meski melalui proses pemanasan sampah, penggunaan mesin pirolisis tak menghasilkan asap sama sekali. Sampah dibakar dengan cara tertutup dan tanpa oksigen.
Iklan
Menangkap ikan sambil membersihkan laut
Mahariyah Sandri mengungkapkan, nelayan yang terlibat di dalam komunitas pengambil sampah disebut Eco Rangers. "Jumlahnya baru 16 nelayan tangkap, jadi setiap ke laut, sambil mereka memancing, mereka mengambil sampah dari laut kemudian disetorkan ke tempat pengumpulan." Jadi, secara mandiri mereka memelihara lautnya sambil mengambil ikannya.
Sampah Plastik Mencemari Sungai dan Lautan
Sebagian besar sampah plastik yang mencemari sungai akhirnya bermuara di lautan. Inilah sungai besar di Asia dan Afrika yang paling banyak membawa sampah plastik.
Foto: Imago/Xinhua/Guo Chen
1. Sungai Yangtze
Yangtze adalah sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia. Sungai ini menduduki peringkat puncak sebagai pembawa limbah plastik ke lautan. Yangtze mengalir ke Laut Cina Timur dekat Shanghai dan sangat penting bagi ekonomi dan ekologi Cina. Tepian sungai merupakan rumah bagi 480 juta orang - sepertiga penduduk Cina.
Foto: Imago/VCG
2. Sungai Indus
Pusat Penelitian Lingkungan Helmholtz Centre for Environmental Research menemukan bahwa 90 persen plastik yang mengalir ke lautan dapat ditelusuri ke 10 sungai besar. Sungai Indus menempati urutan kedua dalam daftar itu. Sungai ini mengalir melalui sebagian India dan Pakistan ke Laut Arab. Karena kurangnya struktur pengolahan limbah, banyak plastik memasuki sungai ini.
Foto: Asif Hassan/AFP/Getty Images
3. Sungai Kuning
Plastik di sungai bisa masuk ke dalam rantai makanan karena ikan dan hewan laut dan air tawar menelannya. Sungai Kuning, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya peradaban Cina, berada di urutan ketiga dalam daftar pembawa limbah plastik. Polusi telah membuat sebagian besar air sungai tidak bisa diminum. Sekitar 30 persen spesies ikannya diyakini telah punah juga.
Foto: Teh Eng Koon/AFP/Getty Images
4. Sungai Hai
Sungai lainya di Cina menduduki peringkat 4, yaitu sungai Hai. Sungai ini menghubungkan dua wilayah metropolitan terpadat: Tianjin dan Beijing, sebelum mengalir ke Laut Bohai, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. 10 sistem sungai memiliki ciri khas, kata penelitian tersebut.
Foto: Imago/Zumapress/Feng Jun
5. Sungai Nil
Dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil mengalir melalui 11 negara sebelum memasuki Laut Tengah di Mesir. Sekitar 360 juta orang tinggal di daerah aliran sungai. Airnya mendukung pertanian - kegiatan ekonomi utama di kawasan ini. Sungai Nil berada di peringkat 5 daftar sungai yang terbanyak membawa sampah plastik. Setiap tahun, sekitar 8 juta ton limbah plastik dibuang ke sungai.
Foto: Imago/Zumapress
6. Sungai Gangga
Sungai Gangga merupakan pusat kehidupan spiritual India dan menyediakan air bagi lebih dari setengah miliar orang. Limbah pertanian dan industri telah menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia. Dalam hal sampah plastik, Gangga berada di peringkat 6. Para ahli mengatakan, kita harus menghasilkan lebih sedikit sampah dan menghentikan polusi pada sumbernya.
Foto: Getty Images/AFP/S. Kanojia
7. Sungai Mutiara (Pearl River )
Para pekerja membersihkan limbah yang terapung di Sungai Mutiara di Cina yang bermuara di Laut Cina Selatan antara Hong Kong dan Makau. Limbah buangan dan limbah industri di sungai ini makin banyak, seiring dengan laju ekspansi kota yang luar biasa. Sejak akhir 1970-an, kawasan delta sungai telah berubah dari daerah pertanian dan pedesaan menjadi salah satu daerah perkotaan terbesar dunia.
Foto: Getty Images/AFP/Goh Chai Hin
8. Sungai Amur (Heilong)
Air sungai makin kotor ketika menyentuh daerah perkotaan dan industri. Namun, menurut penelitian terbaru, limbah plastik bahkan ditemukan di lokasi terpencil. Sungai Amur mengalir dari daerah perbukitan di Cina timur laut dan membentuk sebagian besar perbatasan antara provinsi Heilongjiang (Cina) dan Siberia (Rusia) sebelum menuju ke Laut Okhotsk.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Chu Fuchao
9. Sungai Niger
Niger adalah sungai utama Afrika Barat, yang menghidupi lebih dari 100 juta orang dan salah satu ekosistem paling rimbun di planet ini. Sungai ini mengalir melalui lima negara sebelum bermuara di Samudera Atlantik di Nigeria. Selain polusi plastik, konstruksi bendungan yang luas mempengaruhi ketersediaan air. Tumpahan minyak yang sering terjadi di Delta Niger juga menyebabkan air terkontaminasi.
Foto: Getty Images
10. Sungai Mekong
Pembangunan bendungan juga memiliki dampak ekologi dan sosial, terutama di sungai Mekong. Sekitar 20 juta orang tinggal di Delta Mekong. Banyak yang bergantung pada perikanan dan pertanian untuk bertahan hidup. Sungai ini mengalir melalui enam negara Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Laos. Sungai Mekong menduduki peringkat 10 dalam daftar sungai yang paling tercemar limbah plastik.
Foto: Imago/Xinhua
10 foto1 | 10
Mereka berharap, proyek ini bisa diperkenalkan ke daerah lain, sehingga makin banyak sampah plastik yang dapat diolah menjadi bahan bakar. Bagaimana respons dan dukungan dari nelayan setempat?
Ahmad Aulia yang berprofesi sebagai nelayan mengatakan, menemukan sampah mudah. Dari sampah yang ia kumpulkan, ia mendapat 2-3 liter solar. Minyaknya juga bagus, bisa irit juga di mesin.
Pulau Pramuka dengan populasi penduduk sekitar 2000 jiwa ini membuktikan, perlindungan ekosistem berbasis pirolisis, dan upaya pemanfaatan sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai, tidak hanya bisa dilakukan di kota-kota besar saja. (ml/as)