Polisi Hamburg peringatkan warga senior untuk berhati-hati terhadap penipuan lewat telepon yang semakin sering. Namun seorang perempuan pensiunan dengan cerdik menjerat orang yang berusaha membodohinya.
Iklan
Seorang penipu berhasil ditangkap pihak berwenang setelah targetnya, seorang nenek berusia 95 tahun di Rahlstedt, Hamburg, memberi tahu polisi bahwa ada telepon yang memintanya untuk menyerahkan sebesar uang ribuan euro, demikian menurut laporan pihak kepolisian Hamburg, Jerman.
Nenek pensiunan itu pada hari Selasa (04/08) menerima panggilan telepon dari seorang perempuan yang mengaku-aku sebagai temannya. Perempuan itu mengatakan dirinya tengah berada di rumah sakit karena terinfeksi virus corona dan sangat membutuhkan uang sebesar 30.000 euro atau lebih dari 500 juta rupiah untuk ventilator.
Perempuan tua itu dengan cepat menyadari bahwa telepon yang baru saja ia terima itu adalah upaya penipuan. Ia pun ikut bermain dalam skenario penipu dan mengatakan akan mengambil uang sebesar 20.000 euro atau sekitar 345 juta rupiah dari tabungannya di bank.
Tanpa diketahui oleh sang penelepon, pensiunan itu kemudian meminta asisten pengurusnya untuk memberi tahu polisi yang segera tiba di rumahnya. Polisi itu ikut mendengarkan percakapan di telepon dan memberi tahu apa saja yang perlu ia katakan untuk menjerat sang penipu.
Penipu itu lantas meminta lebih banyak uang lagi, dan sang nenek menjanjikan akan memberikan uang sebesar 11.000 euro. Setelah panggilan berakhir, sang nenek kemudian menerima lebih banyak panggilan telepon dari sejumlah penipu yang lagi-lagi meminta uang.
Dari polisi, petugas medis hingga karyawan bank palsu
Kejadian ini mendorong polisi Hamburg untuk mengeluarkan peringatan tentang penipuan lewat telepon yang kian marak terjadi di Jerman. "Sayangnya, kasus-kasus seperti ini terus terjadi. Para pelaku telah terlatih dan sangat terampil. Kerugian besar, kadang-kadang bersifat eksistensial, selalu terulang lagi."
Tidak lama setelah telepon penipuan yang pertama, seorang pria berpura-pura menjadi polisi mengunjungi rumah nenek itu. Polisi gadungan itu mengaku tengah berpatroli dan menanyakan apakah ada petugas polisi di gedung tempat tinggalnya.
'Coronatoon': Pandemi Virus Corona dalam Karikatur
Selama beberapa bulan terakhir, pandemi virus corona telah jadi perhatian dunia. Tidak ingin hanya memicu emosi seperti ketakutan dan kesedihan, para kartunis pun menghadirkan harapan bahwa krisis ini akan berakhir.
Foto: Toonpool
Wuhan dalam lockdown
Pada awalnya dunia mengira virus corona hanya menjadi masalah bagi pemerintah Cina. Wuhan? Tidak pernah mendengar nama kota tersebut. Pihak berwenang di Beijing awalnya tidak memberi tahu siapa pun tentang virus berbahaya ini. Kemudian mereka mengisolasi warga Wuhan dan orang-orang di seluruh provinsi Hubei. Dunia menyaksikan dan berpikir hal tersebut sudah aman.
Foto: Toonpool
Ke seluruh penjuru dunia
Virus corona seolah tak peduli dengan perbatasan, virus tersebut berhasil menjangkit negara-negara lain. Kartunis Belanda Tjeerd Royaards membuat dimensi baru dengan istilah "globetrotter” yang tiba-tiba menginfeksi banyak orang di belahan bumi lain dan meninggal.
Foto: Toonpool
Perasaan tak berdaya
Dikelilingi oleh virus corona, orang-orang tampak tidak berdaya menghadapi virus tersebut. Belum ada vaksin yang ditemukan, bahkan ahli virologi dan dokter tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Kartunis Paolo Calleri meringkas perasaan tidak berdaya yang melekat pada warga.
Foto: Toonpool
Mimpi buruk
"Di rumah saja" menjadi aturan setiap hari bagi orang-orang di seluruh dunia untuk menghindari infeksi COVID-19. Meskipun tetap berada di rumah, virus berbahaya ini tidak pernah jauh dari pikiran masyarakat. Kartunis Turki, Menekse Cam menggambarkan seorang gadis yang ingin tidur dan menghitung virus seakan-akan virus tersebut adalah domba.
Foto: Toonpool
Saya membutuhkan tim saya
Pembatasan sosial memberikan perasaan seperti terjebak di pulau terpencil. Dalam gambar di atas, seorang pendukung klub sepak bola Borussia Dortmund tidak mau melepaskan lapangan Borsigplatz kesayangannya, tempat legendaris di mana klubnya pernah didirikan dan menjadi tempat banyak kejuaraan.
Foto: Toonpool
Disatukan musik
Warga Italia, warga Eropa yang paling terpukul karena pandemi ini, menyanyi dan memainkan musik selama lockdown, malam demi malam, dari balkon mereka. Beberapa warga juga mengapresiasi perjuangan para dokter dan perawat. Konser balkon menciptakan rasa solidaritas dalam masa lockdown. Istilah yang sering dipakai orang Italia dalam masa pandemi ini: Tutto andrà bene - semuanya akan baik-baik saja.
Foto: Toonpool
Jaga jarak!
Jam malam di Eropa Selatan diterapkan dengan tegas dibandingkan wilayah lain. Misalnya di Jerman, warga diizinkan meninggalkan rumah tetapi harus mematuhi aturan jaga jarak setidaknya 1,5 meter dari orang lain. Jika tidak mematuhi peraturan tersebut, mereka harus membayar denda yang besar. patroli dikakukan tanpa henti.
Foto: Toonpool
Mengenakan masker kemana pun
Banyak negara-negara di dunia kini mewajibkan warganya untuk mengenakan masker kemana saja mereka pergi, hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terpapar virus corona. Tapi apa yang Anda lakukan ketika rak-rak di supermarket kosong dan masker sudah habis terjual? Kartunis Rusia, Sergei Belozerov menggambarkan improvisasi dalam hal ini dan mengenakan benda lain sebagai pelindung wajah.
Foto: Sergei Belozerov/toonpool
Kebersihan tangan
Cuci tanganmu: Perintah tersebut berulang kali kita dengar dari para dokter dan politisi untuk membantu kita selamat dari perang melawan virus corona. Namun, jangan dengarkan Presiden AS, Donald Trump yang berpikir menyuntikkan disinfektan ke tubuh adalah ide yang bagus.
Foto: Toonpool
Pertandingan yang mematikan
Laboratorium penelitian berpacu dengan waktu dalam mencari vaksin untuk melawan virus corona. Seperti yang digambarkan oleh seorang kartunis dari Filipina, Zach. Sampai para ilmuwan berhasil menemukan vaksin COVID-19, maka pertandingan antara manusia dan penyakit akan terus berlanjut.
Foto: Toonpool
Ramalan mengerikan
Pemerintah di seluruh dunia melakukan lockdown untuk melindungi warganya. Namun, dampaknya buruk bagi perekonomian. Banyak perusahaan di ambang kebangkrutan. Walaupun adanya program bantuan dari pemerintah, jutaan orang tidak tahu bagaimana bisa membayar sewa dan membeli makanan. Bagi Rodriogo dari Cina, krisis ekonomi bahkan lebih besar daripada virus: "Coba tebak yang akan terjadi selanjutnya?"
Foto: Toonpool
Menjadi sebuah sejarah
Suatu hari, pandemi ini akan menjadi sejarah, seperti pandemi flu yang terjadi di Spanyol pada tahun 1918 - 1920. Para kakek akan menceritakan cucu-cucu mereka bagaimana rasanya berada dalam peristiwa yang mengerikan ini, ketika toko-toko kehabisan stok barang dagangan dan Anda berjuang untuk mencari kebutuhan logistik. (Ed: fs/rap)
Penulis: Suzanne Cords
Foto: Toonpool
12 foto1 | 12
'Schneider' – nama yang dipakai oleh polisi gadungan itu - mengatakan kepada sang nenek bahwa dia telah menerima peringatan dari bank tentang adanya upaya penarikan uang tunai dalam jumlah besar. Agar lebih membuat nenek itu takut, polisi gadungan itu mengatakan bahwa mungkin akan dilakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran pajak.
Selanjutnya, ada telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai bank, meminta pensiunan berusia 95 tahun itu untuk mengonfirmasi apakah dia telah melakukan transfer dalam jumlah besar.
Penelepon asli kemudian menelepon wanita tua itu sekali lagi, dan mengatakan akan ada ‘pegawai’ rumah sakit yang datang ke rumahnya untuk mengambil uang. Dia menyuruh pensiunan untuk memasukkan uang itu ke dalam amplop. Selama waktu ini, penyelidik khusus yang tengah bersiaga melihat seorang pria keluar dari taksi dan berjalan menuju rumah nenek itu.
Ketika para penyelidik mengawasi, wanita tua itu menyerahkan sebuah amplop kepada pria itu. Petugas kemudian menangkap pria itu, seorang warga negara Slovakia berusia 47 tahun. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung.
"Waspada terhadap orang-orang yang berpura-pura menjadi kerabat atau kenalan di telepon ... Jangan biarkan diri Anda ditekan bahkan jika terjadi keadaan darurat ... Tutup telepon bila timbul keraguan sekecil apa pun!" Polisi Hamburg menegaskan dalam sebuah pernyataan.