Seorang gadis remaja yang jatuh ke dalam lubang lebih dari 12.000 tahun yang lalu di Semenanjung Yucatan, Meksiko memberi petunjuk baru tentang asal-usul penduduk asli Amerika Serikat.
Iklan
Ia dinamakan "Naia" oleh para ilmuwan. Kerangka gadis itu adalah salah satu tertua dan terbaik yang diawetkan di Amerika Serikat. Ia ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh National Institute of Anthropology and History, Meksiko dan didukung oleh National Geographic Society yang berbasis di Washington.
Sisa-sisa kerangka Naia itu ditemukan pada tahun 2007. Ia tenggelam di dalam sebuah gua bawah air bersama dengan tulang-tulang harimau dan beruang gua, sekitar 41 meter di bawah permukaan laut.
Menguak Misteri 'Suku Yahudi yang Hilang' di India
Masyarakat adat Bnei Menashe, yang mengaku keturunan salah satu "suku Israel yang hilang," hidup di negara bagian India timur laut yang bergolak Manipur dan Mizoram. Secara bertahap kini mereka bermigrasi ke Israel.
Foto: Bijoyeta Das
Sejak 6000 tahun lalu menetap di India
Komunitas Bnei Menashe di India terdiri dari masyarakat Mizo, Kuki dan Chin, yang berbicara bahasa Tibet-Burman. Menek moyang mereka diyakini telah menetap di timur laut India sejak sekitar 6.000 tahun silam. Mereka memeluk agama Kristen pada abad ke-19.
Foto: Bijoyeta Das
Kini banyak yang memeluk agama Yahudi
Namun kini cukup banyak orang Bnei Menashe yang kembali atau berpindah keyakinan dengan menganut agama Yahudi. Bahkan sekitar 2.000 orang dari mereka kini sudah bermigrasi ke Israel.
Foto: Bijoyeta Das
Kontroversi politik
Tahun 2005, pemerintah Israel mulai menolak visa untuk warga Bnei Menashe setelah memicu kontroversi politik di India. Pemerintah India menuding pemberontakan di Manipur dan Mizoram dimana mereka bermukim telah meningkatkan ancaman terhadap keamanan nasional. Banyak orang juga dituduh melanggar kesetiaan terhadap pemerintah India.
Foto: Bijoyeta Das
Menepis tuduhan
Baik warga India maupun Israel meragukan niat baik masyarakat Bnei Menashe yang mengklaim keturunan Yahudi.. Mereka dicurigai hanya ingin meninggalkan India karena alasan ekonomi. Sementara masyarakat tersebut beranggapan, berimigrasi ke Tanah Suci yang dijanjikan adalah kewajiban agama mereka. Hingga kini apakah mereka benar-benar bergaris keturunan Israel atau tidak, masih jadi perdebatan.
Foto: Bijoyeta Das
Jumlah imigran terus melonjak
Masyarakat Bnei Menashe diperkirakan terus bergerak menuju Israel. Menurut media haaretz.com, jumlah warga Bnei Menashe yang masuk ke Israel melonjak hingga tiga kali lipat pada tahun 2016. Pasangan ini menceritakan, putri mereka telah tinggal di Israel sejak tahun 2007.
Foto: Bijoyeta Das
Taat pada keyakinan
Isu-isu politik tidak berdampak pada kehidupan orang-orang ini. Mereka tetap melakukan tugas-tugas keagamaan dengan taat. Perempuan Bnei Menashe berkumpul setiap minggu untuk beribadat di sinagoga di kota Moreh, Manipur.
Foto: Bijoyeta Das
Melokalkan Yahudi
Gadis di Moreh, Manipur ini menunjukkan kitab suci Yahudi, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa lokal.
Foto: Bijoyeta Das
7 foto1 | 7
Dia jatuh - sekitar 12.000 sampai 13.000 tahun yang lalu – ke Hoyo Negro atau Black Hole, yang merupakan kawasan kering, di atas permukaan tanah.
Mencairnya gletser kemudian menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang menutupi lubang itu dengan air selama 8.000 tahun terakhir.
Gadis itu berusia 15-16 tahun. Kemungkinan ia terpeleset ke dalam lubang itu dan binatang-binatang lain mengalami hal serupa di lubang yang kini berair itu.
Pinggulnya tampak telah rusak. Hal ini menunjukkan bahwa dia meninggal dengan cepat setelah dia jatuh, kata Jim Chatters, seorang arkeolog dan antropolog forensik di Seattle, Washington.Tengkoraknya menunjukkan dia memiliki wajah sempit, mata lebar, dahi menonjol dan gigi yang menjorok ke luar. Penampilannya "kebalikan dari apa yang terlihat dari penduduk asli Amerika," kata Chatters pada wartawan.
Membongkar Misteri Asal Usul Musuh Israel Kuno
Terbongkarnya misteri bangsa Filistin lewat temuan pemakaman kuno, menepis mitos kerabat Goliath tersebut tak beradab. Bangsa Filistin disebut dalam Alkitab sebagai musuh Israel kuno bermigrasi ke Israel abad 12 SM.
Foto: Reuters/A. Cohen
Penelitian tiga dekade
Tim arkelogi Amerika mengungkap temuan makam kuno bangsa Filistin setelah penelitian selama tiga dekade. Penggalian situs ini di bawah pimpinan Leon Levy bekerjasama dengan Museum Semit Universitas Harvard dan lembaga lain. Tim meneliti sisa pemukiman Filistin di Ashkelon, Israel. Pada abad SM-12, kaum Filistin menetap di selatan kawasan yang kini dikenal sebagai Tel Aviv.
Foto: picture-alliance/UPI Photo/D. Hill
Goliath, tokoh terkenal bangsa Filistin
Bangsa Filistin dikenal sebagai musuh bangsa Israel kuno. Bangsa Filistin hidup sekitar tiga ribu tahun yang lalu sebagai orang asing di wilayah Yahudi di dekat wilayah yang sekarang disebut Tel Aviv. Dalam Alkitab dikisahkan, Goliath merupakan tokoh paling terkenal bangsa Filistin. Pada kitab perjanjian lama itu diceritakan raksasa tersebut dibunuh oleh Daud, raja Israel.
Foto: Imago/Leemage
Tak ditemukan kerangka raksasa
Di pemakaman kuno ditemukan sekitar 145 kerangka. Kerangka yang paling besar di makam ini adalah 1,8 meter. "Dari temuan ini, kita dapat melihat bahwa kehidupan mereka tidak mudah," kata antropolog dan ahli patologi Sherry Fox. "Dari struktur giginya, terlihat ada masalah di masa kanak-kanak, baik itu bekas demam tinggi atau kekurangan gizi."
Foto: Reuters/A. Cohen
Temuan bernilai tinggi
Orang Filistin adalah pedagang dan pelaut yang tinggal di daerah yang kini disebut Gaza dan Tel Aviv dari 1200 sampai sekitar 600 SM. Jasad dikuburkan bersama perhiasan, keramik, tempat anggur, dan botol minyak wangi serta senjata. Para arkeolog juga menemukan beberapa peralatan kremasi langka dan mahal untuk periode itu, dan beberapa kendi besar berisi tulang-tulang bayi.
Foto: Reuters/A. Cohen
Memupus mitos tak berbudaya
Penemuan pertama pemakaman Filistin ini menepis anggapan bangsa ini terbelakang, kata arkeolog Lawrence Stager. Orang-orang Filistin dikenal dengan gambaran yang sangat buruk. Dianggap "tidak beradab dan bermabuk-mabukan", kata Stager. Kenyataannya, mereka berbudaya dan ahli dalam pertanian anggur dan pembuatan minyak.
Foto: Reuters/A. Cohen
Kehidupan kosmopolitan pada masanya
"Kehidupan mereka jauh lebih elegan, kosmopolitan dan duniawi serta terhubung dengan bagian lain dari timur Mediterania", kata peneliti Lawrence Stager. Ini bahkan bertolak belakang dari gaya hidup sederhana orang Israel yang tinggal di bukit ke arah timur. Mereka berbicara bahasa Indo-Eropa, tidak disunat seperti orang Yahudi, dan makan daging babi dan anjing, demikian ujar para peneliti.
Foto: Imago/Xinhua
Penelusuran asal usul
Peneliti menemukan DNA pada bagian-bagian kerangka. Temuan ini membuka harapan terbongkarnya asal-usul orang Filistin. Bangsa ini diduga berasal dari kawasan Mediterania. Satu teori menunjukkan mereka berasal dari Siprus dan lainnya mengatakan dari Yunani.
Foto: Imago/Xinhua
Isu sensitif
Penemuan ini dirahasiakan selama tiga tahun. Baru tahun 2016 diungkap. Penggalian pemakaman bangsa Filistin adalah isu sensitif di wilayah itu. Pada tahun 2010, kaum Yahudi ultra-ortodoks memprotes penggalian kuburan kuno tersebut, dengan alasan makam orang meninggal tidak boleh diganggu bahkan berabad-abad setelah pemakaman.Sekarang penggalian selesai dan kuburan ditutup lagi.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Hollander
8 foto1 | 8
Tapi penanda genetik yang ditemukan di tulang rusuk tulang gadis itu dan giginya menunjukkan bahwa garis keturunan maternalnya sama seperti yang ditemukan pada beberapa penduduk asli Amerika modern.
Aslinya dari Asia?
Laporan dalam jurnal Science menunjukkan ia termasuk orang-orang yang bermigrasi dari Asia melintasi Selat Bering.
"Penelitian ini untuk pertama kalinya menyajikan bukti bahwa paleo-Amerika dengan fitur-fitur khas juga dapat langsung terkait dengan populasi Beringian yang sama dengan penduduk asli Amerika, " kata Deborah Bolnick, asisten profesor di Universitas Texas di Austin.
Penemuan ini bertentangan dengan teori-teori yang dipegang oleh beberapa ahli bahwa penduduk asli Amerika adalah keturunan dari orang-orang yang bermigrasi kemungkinan dari Eropa, Asia Tenggara atau Australia.
Chatters adalah seorang arkeolog yang paling dikenal untuk atas Kennewick Man, tengkorak berusia 9.800 tahun yang ditemukan di negara bagian Washington. Chatters awalnya percaya bahwa Kennewick Man datang dari Eropa, karena tengkoraknya tidak menyerupai wajah khas Amerika asli.
Asal Usul Kulit Putih Orang Eropa
Selama ini Eropa dianggap sebagai nenek moyang orang berkulit putih. Tapi hasil studi terbaru menunjukkan warna kulit warga Eropa modern tidak sama dengan warga Eropa 8000 tahun yang lalu.
Foto: Fotolia/Maxim Malevich
DNA Tiga Populasi Kuno
Berdasarkan perbandingan DNA dari genom 83 individu kuno yang diperoleh dari situs arkeologi di berbagai wilayah Eropa, awal tahun 2015 sebuah tim internasional melaporkan bahwa warga Eropa modern adalah campuran dari setidaknya tiga populasi kuno (pemburu dan petani) yang pindah ke Eropa dalam proses migrasi terpisah dalam 8000 tahun terakhir.
Foto: picture-alliance/dpa
Pigmen Warna
Pakar populasi genetika Iain Mathieson dan David Reich lalu membandingkan genom kuno tersebut dengan genom lebih modern. Hasilnya, lima gen dikaitkan dengan perubahan pola makan dan pigmentasi warna kulit setelah melewati proses seleksi alam. Tiga gen dihubungkan dengan produksi warna kulit terang.
Foto: Fotolia/PRILL Mediendesign
Peran Matahari
Intensitas cahaya matahari juga memainkan peranan. 8500 tahun yang lalu, sinar matahari di wilayah selatan Eropa intensitasnya cukup kuat. Para pemburu purba di Spanyol, Luksemburg, dan Hongaria memiliki kuit berwarna lebih gelap. Mereka tidak memiliki varian dua gen SLC24A5 dan SLC45A2, yang menyebabkan terjadinya depigmentasi dan kulit pucat seperti warga Eropa di era modern.
Foto: Colourbox/I. Goncharenko
Mata Biru
Di wilayah utara, intensitas cahaya matahari rendah dan lebih cocok untuk kulit berwarna terang. Tim peneliti menemukan: tujuh sampel dari situs arkeologi Motala yang berumur 7700 tahun di selatan Swedia memiliki kedua varian gen kulit terang SLC24A5 dan SLC45A2. Dan ada gen ketiga, HERC2/OCA2, yang menyebabkan warna mata biru, kulit terang dan rambut pirang.
Foto: Fotolia/Jürgen Fälchle
Bercampur
Petani pertama datang dari Timur Jauh (kini Turki). Mereka adalah pembawa kedua gen untuk kulit berwarna terang. Setelah mereka kawin campur dengan para pemburu yang penduduk asli Eropa, satu dari gen kulit terang tersebar di Eropa. Varian gen lainnya, SLC45A2baru tersebar dengan frekuensi tinggi 5800 tahun yang lalu.
Foto: picture-alliance/ dpa
5 foto1 | 5
Tetapi penelitian selanjutnya, termasuk analisa DNA pada Naia, telah mengubah cara berpikirnya tentang di mana awal penduduk asli Amerika berasal. Tim peneliti internasional yang bekerja pada Naia telah mengidentifikasi hanya satu penanda genetik dari DNA mitokondria-nya, yang disebut DNA haplogroup D1.
“Haplogroup D1 berasal dari garis keturunan Asia, tetapi hanya ditemukan di Amerika saat ini," jelas Bolnick. "Sekitar 11 persen dari penduduk asli Amerika menunjukkan garis keturunan genetik ini," tambahnya. "Hal ini ditemukan di seluruh Amerika Utara, Tengah dan Amerika Selatan dan garis keturunan ini sangat umum di beberapa populasi Amerika Selatan."
Bolnick mengatakan bahwa analisa mereka pada saat ini tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa masyarakat lainnya, yang dikenal sebagai paleo-Amerika, datang dari tempat-tempat lain selain Beringia. Tetapi sejauh ini bukti tidak mendukung kemungkinan itu.
Naia adalah manusia tertua keenam yang ditemukan di Amerika, kata Chatters. Penelitian di masa depan bertujuan untuk mengurut DNA-nya, agar dapat mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang keturunan.
ap/vlz(ap/rtr)
Fenomena Terbentuknya Gua
Tetesan air tak kunjung henti melubangi batu. Yang diperlukan hanya air untuk menciptakan kecantikan alam ini. Tapi kadang kekuatan lain juga ikut serta.
Foto: picture-alliance/dpa
Tetesan Air
Tidak lebih dari air. Tetapi selama ratusan bahkan ribuan tahun, ini berdampak sangat besar, yaitu mengurai batu-batuan. Karbon dioksida yang terurai membuat air hujan jadi asam. Ini berdampak pada bebatuan, misalnya batuan kapur. Dengan demikian terbetuk gua di bawah tanah.
Foto: picture-alliance/dpa
Keju Swiss
Akibat air hujan, tapi juga karena sungai kecil dan besar, sistem gua bisa terbentuk, dan panjangnya bisa berkilometer-kilometer. Ini yang disebut sebagai gua karst. Contohnya gua Einhornhöhle di dekat Herzberg, di daerah Harz. Dulu orang percaya, telah menemukan fosil Einhorn (kuda unicorn) di gua tersebut. Tapi ternyata itu hanya fosil beruang gua.
Foto: picture-alliance/dpa
Gua Basah
Kadang sungai atau sungai kecil yang membentuk gua masih mengalir di dalam gua. Bisa jadi juga, gua terletak sepenuhnya di bawah permukaan laut, dan jadi tujuan favorit penyelam. Misalnya gua Cenoten yang ada di semenanjung Yucatan, Meksiko. Kadang bagian atap gua runtuh, sehingga orang bisa masuk dari atasnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Gua sebagai Lemari Beku
Jika di dalam gua suhu di bawah nol, air akan beku, sehingga terbentuk formasi es dan gua es. Di musim panaspun, udara dingin tidak bisa keluar. Sementara udara hangat berbobot berbobot lebih ringan dan bergerak ke atas, tidak ke dalam gua. Gua-gua seperti itu bisa ditemukan di Rusia, juga di Jerman. Di Gletser juga bisa terbentuk gua es.
Foto: picture-alliance/dpa
Formasi Batu Yang terbentuk
Gua batu tetesan juga terbentuk akibat air. Yang istimewa adalah batu tetesan, formasi batu yang berbentuk panjang, baik ke arah atas maupun bawah. Formasi ini terbentuk, jika kapur di sekelilingnya larut dalam air hujan, dan kemudian terbentuk lagi di tempat lain, di mana air menguap.
Foto: picture-alliance/dpa
Disukai Turis
Stalaktit adalah formasi batu yang terbentuk di atap gua. Sementara stalagmit terbentuk di dasar gua dan memanjang ke atas. Jika stalagmit dan stalaktit bertemu di satu titik, maka terbentuk tiang, yang disebut 'stalagnate', seperti bisa ditemukan di gua Carlsbad, di New Meksiko, AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Romantika Biru
Jika gelombang terus menghampar tepian sungai di dalam gua, maka di sisi sungai juga akan terbentuk gua hempasan. Salah satu yang paling terkenal adalah Grotta Azzurra (gua biru) di Italia. Gua itu terutama diterangi cahaya, yang direfleksikan air laut. Itulah yang menyebabkan warna biru.
Foto: cc-by-sa/Arnaud Gaillard
Tidak Selalu Karena Air
Kadang gua terbentuk tanpa kaitan dengan air sama sekali. Gua tuf misalnya, tercipta dalam tuf kapur ketika jenis batuan ini terbentuk. Yakni karena ada udara yang terkurung di dalamnya. Oleh sebab itu, jenis gua ini disebut gua primer, karena tidak terbentuk karena pengikisan. Orang juga bisa mendirikan rumah bahkan sebuah desa dalam bebatuan ini. Misalnya desa cadas Kandovan di Iran.
Foto: DW/Helbig
Tergali dalam Panas
Gua lava juga gua primer. Gua jenis ini terbentuk, jika lava timbul di permukaan tanah saat gunung meletus. Lava tipis dan cair ini mendingin di permukaan tanah dan menjadi kaku, tetapi di bagian dalamnya masih cair. Bagian yang cair terus mengalir dan mencari jalan ke bawah tanah.
Foto: picture-alliance/OKAPIA/Gavriel Jecan/SAVE
Bundar dan Seperti Pipa
Oleh sebab itu gua lava kebanyakan berbentuk seperti pipa. Jika di atas atap tumbuh pohon-pohon, akarnya bisa tumbuh dan menerobos ke gua. Gua lava sebagian besar bisa ditemukan di Hawaii, juga di Islandia dan pulau-pulau Kanaria. Selain itu juga di bulan dan Mars.