1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090810 israel gaza untersuchungsausschuss

9 Agustus 2010

PM Israel Benyamin Netanyahu tidak melihat adanya pelanggaran hukum dalam serangan terhadap kapal Mavi Marmara, Mei lalu. Di hadapan komisi penyelidikan, ia mengaku memerintahkan militer untuk menghindari jatuhnya korban

PM Israel Benyamin NetanyahuFoto: AP

Perdana Menteri Israel Benyamin Nentanyahu, seperti yang telah diduga sebelumnya, membela serangan berdarah terhadap konvoi kapal bantuan Mavi Marmara, 31 Mei lalu. Hal tersebut dikemukakannya selama proses pemeriksaan oleh komisi penyelidikan di Yerusalem.

Netanyahu mengatakan, ketika hendak dihentikan konvoi kapal berupaya menembus blokade laut menuju Jalur Gaza. Penyerbuan dengan menggunakan helikopter dan perahu karet merupakan jalan terakhir, demikian katanya. Sebelumnya upaya diplomatis untuk menggerakkan konvoi kapal agar memutar arah, menemui jalan buntu.

"Bukan kapal perdamaian, melainkan kapal kebencian."

Nentayahu juga mengatakan, militer Israel mendapat arahan untuk sebisa mungkin menghindari konfrontasi dengan para aktivis di atas kapal yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban sipil. Meski demikian ia memuji keberanian para serdadu yang tetap menjalankan operasi tersebut.

"Angkatan laut kita tidak memiliki pilihan lain selain menyerbu kapal tersebut. Di lima kapal yang lain tidak terdapat aksi perlawanan. Hanya di atas kapal terbesar saja situasinya berbeda. Itu bukan kapal perdamaian, melainkan kapal kebencian. Mereka bukan pasifis, bukan pula aktifis perdamaian, melainkan pendukung fanatik gerakan terorisme," katanya dalam pernyataan pembuka yang berlangsung selama setengah jam tersebut.

Lima hari sebelum operasi militer terhadap konvoi kapal bantuan internasional yang menuju Jalur Gaza, isu tersebut telah terlebih dahulu dibahas di lingkaran terdekat pemerintah atau yang juga disebut kelompok tujuh, begitu kata Netanyahu. Dalam pertemuan tersebut disepakati, Israel tidak akan membiarkan konvoi kapal bantuan menerobos blokade laut.

Citra lebih penting

Pemerintah juga sempat mempertimbangkan dampak negatif terhadap citra Israel di mata dunia internasional. Netanyahu juga mengatakan, pertemuan tersebut tidak membahas secara rinci langkah yang harus diambil militer.

„Orang-orang yang saat ini mengaku tidak berwenang dalam hal militer, justru nantinya akan memutuskan apa yang terjadi dengan Iran dan apa yang harus dilakukan menanggapi ancaman Hamas dari Jalur Gaza," kata Moshe Negbi, komentator di sebuah radio Israel menanggapi kesaksian Netanyahu.

Media-media Israel sebelumnya menulis, selama proses tanya-jawab Netanyahu seringkali memberi kesaksian samar atau meminta komisi menunggu hingga pemeriksaan tertutup. Ia juga mengatakan, semua operasi berada di bawah kendali Menteri Pertahanan Ehud Barak. Barak dan Kepala Staf Militer, Gabi Ashkenasi akan diperiksa oleh komisi Turkel dalam waktu dekat.

Tim Assmann/Rizki Nugraha
Editor: Agus Setiawan

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait