Pria Asal Inggris Merenangi Sungai Hudson demi Lingkungan
14 September 2023
Lewis Pugh telah merenangi banyak perairan yang tercemar di dunia untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Dengan aksi di New York dia ingin menunjukkan, merehabilitasi sungai adalah hal yang mungkin.
Iklan
Perenang maraton asal Inggris, Lewis Pugh, menuntaskan aksi merenangi Sungai Hudson sejauh 500 kilometer di New York pada hari Rabu (13/09).
Pria berusia 53 tahun itu membutuhkan waktu satu bulan untuk mencapai garis finish di Manhattan.
Pugh, yang juga ditunjuk sebagai pelindung lautan pertama oleh PBB satu dekade lalu, berenang maraton dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sungai yang bersih dan sehat.
"Melihat Patung Liberty di cakrawala dan melihat obor yang indah itu, membuat saya berpikir setiap hal yang kita sayangi bergantung pada kemampuan kita untuk meminum air bersih dan menghirup udara segar, serta menjaga planet kita tetap layak huni," kata Pugh.
"Sungai adalah nadi planet kita," tambahnya.
Seberapa bahayanya berenang di Sungai Hudson?
Sungai Hudson di New York sejak lama tercemar berragam polutan, mulai dari limbah bahan kimia industri hingga limbah pembuangan air kotor.
Pembersihan serta pengetatan peraturan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir, secara perlahan membantu merehabilitasi kualitas sungai ini.
"Mereka akan terinspirasi oleh apa yang saya lakukan di sini dan berkata pada diri mereka sendiri: 'Jika mereka bisa melakukannya di sungai Hudson, pasti kita bisa melakukannya di sungai kita dan sungai kita juga bisa diselamatkan," katanya.
Namun nyatanya, kualitas air sungai Hudson masih jauh dari sempurna. Pugh harus menghindari sampah plastik yang banyak mengambang begitu pula dengan kapal tunda, ditengah perjuangannya melawan kelelahan.
Inovasi Penjala Plastik Buatan Jerman Tangkap Sampah di Citarum
Berbekal pipa PVC dan kawat besi, start-up asal Jerman Plastic Fischer ciptakan 'Trash Booms' untuk tangkap sampah plastik yang mengapung di Sungai Citarum. Cara ini dianggap solusi tepat mencegah plastik mencemari laut.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Semua bermula dari...
Karsten Hirsch dan Georg Baunach yang merasa gerah melihat banyaknya sampah plastik terapung di sungai, saat melakukan perjalanan ke Asia. Berangkat dari keprihatinan itu, saat kembali ke Jerman, mereka pun mendirikan start-up Plastic Fischer, atau disebut juga penjala plastik.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Cegah sampah mengalir ke laut
Pipa PVC dan jaring kawat, menjadi dua material utama yang mereka gunakan untuk membuat penghalang sampah yang efisien, yang mereka namai TrashBooms. Dengan menggunakan inovasi sederhana ini, plastik dapat tertahan sebelum hanyut dan mencemari laut. Diperkirakan ada delapan juta metrik ton sampah global masuk ke laut dan 1,29 juta metrik ton di antaranya berasal dari Indonesia.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Bersihkan sungai terkotor
Proyek percontohan pertama yang mereka pilih adalah Sungai Citarum di Bandung, Jawa Barat. Sungai Citarum yang panjangnya 300 km yang juga melintasi kota Bandung, dipilih karena termasuk salah satu sungai paling tercemar. Tahun 2013 lalu, Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute menetapkan Citarum sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Memasang trash booms
Trash Booms yang satu unit pengapungnya memiliki panjang sekitar 120 cm ini dapat menahan beban jaring kawat hingga kedalaman 60 cm, sehingga cocok untuk daerah sungai yang berbadan lebar namun memiliki kecepatan aliran rendah. Bila sudah terpasang, diperkirakan setiap minggunya, penghalang sampah plastik ini dapat menahan sekitar 400-1000 kg sampah.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Berkolaborasi bersihkan sungai
Saat membersihkan sungai Citarum, Plastic Fischer bekerjasama dengan Kodam Siliwangi dan dibantu sejumlah relawan dari 'Make a Change World', 'Sungai Watch', dan 'River Clean Up'. Bersama-sama mereka membantu program Citarum Harum yang digagas pemerintah pusat untuk membersihkan Sungai Citarum.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Arti sebuah nama
Tak semua perlu turun tangan secara langsung. Para simpatisan bisa juga ikut membantu dengan menjadi donatur. Biaya untuk membuat satu buah Trash Booms mencapai Rp. 700.000. Sebagai bentuk penghargaan, nama-nama donatur dituliskan di pengapung TrashBooms.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Kamu juga bisa buat!
Karena 'Trash Booms' terbuat dari bahan yang dapat ditemukan dengan mudah, maka inovasi ini bisa diterapkan oleh siapa saja. Manual untuk konstruksi juga dapat diunduh secara gratis dari website plasticfisher. Penulis: Prita Kusuma (ts/as)
Foto: Oswald Nainggolan/DW
7 foto1 | 7
Di beberapa bagian dari aksi merenangi sungai Hudson itu, Pugh memastikan untuk selalu meminum sebotol Pepto-Bismol, berkumur dengan obat kumur antiseptik, mencuci tangan dengan sabun, dan mengenakan penutup telinga.
Pugh sebelumnya telah melakukan sejumlah aktivitas renang ekstrem, seperti di Antartika, Kutub Utara, dan Laut Merah, di mana semua itu dia lakukan untuk mendukung program sungai-sungai bersih yag bisa digunakan untuk berenang dan memancing.