Ngerinya, Anak Ini Dapat Kalajengking Hidup Lewat Pos
Chase Winter
18 Oktober 2019
Lewat internet, seorang anak laki-laki Jerman memesan satu jenis kalajengking yang telah diawetkan untuk menambah koleksinya. Alih-alih, ia dapat "spesimen" yang masih hidup.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE
Iklan
Anak lelaki berusia 10 tahun itu mendapatkan 'kejutan yang hampir mematikan' ketika membuka paket yang ia pesan.
Dia sebenarnya gemar mengumpulkan spesimen kalajengking yang telah diawetkan dan memesannya lewat pos. Namun ia malah menerima spesimen hidup beracun yang mematikan melalui kiriman pos, demikian menurut laporan sebuah pusat reptil di dekat kota München, Jerman, Rabu (16/10).
Kalajengking dari spesies Androctonus australis ini "adalah salah satu yang paling beracun dari semua spesies," kata pusat itu.
Bocah itu sebenarnya ingin memperluas koleksi kalajengking yang diawetkan dalam akrilik dan meminta bantuan ibunya untuk memesankan dari internet. Namun, ia tidak sengaja membeli dari penjual hewan hidup dan ibunya pun tanpa curiga membeli kalajengking itu.
Spesies mematikan
Ketika membuka kiriman paket itu, bocah itu dan ibunya dilaporkan menyadari kalau kalajengking itu hidup.
"Jika mereka membuka kotak itu, ada risiko nyata bahwa anak atau ibu itu akan tersengat. Dan, jika tidak dirawat, ini bisa saja menyebabkan kematian," kata pusat tersebut, mencatat bahwa spesies tersebut adalah salah satu jenis yang paling agresif.
Sang ibu dilaporkan menghubungi penjual kalajengking, yang menyuruhnya menenggelamkan makhluk mematikan itu ke dalam alkohol untuk membunuhnya. Namun, tidak ingin mengambil risiko, sang ibu akhirnya menelepon pusat reptil.
Ini adalah spesies kalajengking endemik di Afrika Utara dan sebagian Asia. Di sana, beberapa orang mati akibat tersengat setiap tahunnya. Pusat reptil mengatakan akan menahan kalajengking itu untuk jangka waktu tertentu. Memelihara makhluk berbisa di rumah adalah tindakan melanggar hukum di Jerman. (ae/vlz)
Waspadai Binatang Beracun di Lingkungan Anda
Ledakan populasi menyebabkan manusia mendesak Habitat satwa beracun. Pertemuan yang seringkali berakibat fatal bagi kedua makhluk tersebut. Inilah 10 binatang berbisa versi DW:
Foto: Imago/blickwinkel
Lebah Raksasa Asia
Lebah raksasa Asia "Vespa Mandarinia" yang bisa mencapai ukuran 5.5 cm makanan utamanya adalah tumbuhan atau juga kumbang kecil. Racun pada penyengatnya memiliki efek memicu pembusukan daging. Di beberapa negara Asia , lebah ini dijuluki pembunuh lembu Yak.
Foto: picture alliance/dpa
Ular Taipan
Ular Taipan yang habitatnya di pedalaman Australia merupakan reptil yang racunnya paling memarikan di bumi. Volume racun yang dimuntahkan dalam satu kali patukan tergolong amat banyak. Racunnya dari golongan neurotoksin yang melumpuhkan jaringan saraf mangsanya, dan dalam tempo singkat akan mati.
Foto: cc-by-sa-3.0/Benchill
Laba-Laba Black Widow
Laba-laba berciri khas bintik merah pada badannya, Latrodectus hasselti dijuluki Black Widow, karena hanya betinanya yang memiliki racun mematikan. Racunnya berjenis neurotoksin yag jika menyerang sistem respiratori memicu kematian mangsa seperti tercekik. Habitatnya di kawasan perkotaan Australia dan Jepang.
Foto: Getty Images
Kalajengking Kuning
Kalajengking berukuran 10 cm ini tergolong agresif dan amat cepat menyerang pengganggu. Racunnya berjenis neurotoksin yang menyerang sistem saraf pusat. Kadar racunnya disebut 18 kali lebih ampuh dari kaliumsianida. Habitatnya kawasan kering di Afrika Utara hingga Timur Tengah.
Foto: cc-by/Ester Inbar
Katak Racun
Katak kecil ini tergolong amphibi paling beracun di bumi. Etnis Chocó-Indian di Kolumbia biasa mengoleskan racunnya pada mata anak panah atau paser sumpitan untuk melumpuhkan binatang buruannya. Katak ini memperoleh racun dari makanannya, yakni sejenis kumbang yang mengandung racun batrachotoksin.
Foto: Fotolia/DWaEbP
Ikan Koral
Ikan ini biasa menyamar sebagai terumbu karang atau koral, karena sosoknya yang mirip. Ikan ini tidak agresif dan lazimnya menunggu mangsanya dengan tenang. Kecelakaan biasanya melibatkan nelayan atau penyelam yang menyentuh duri penyengat. Racunnya memicu rasa nyeri luar biasa, gangguan detak jantung hingga berhenti bernafas. Habitatnya amat luas mulai kawasan laut tropis hingga sub-tropis.
Foto: Imago/oceans-image
Ubur Ubur
Ubur-ubur yang dijuluki tawon laut ini ukurannya hanya 20 cm tapi tentakelnya bisa sepanjang 3 m. Racun pada tentakelnya menyerang jantung, sistem pernafasan dan sel kulit yang memicu syok atau serangan jantung. Habitatnya juga luas dari lautan di Asia hingga Australia. Hingga kini tercatat 5500 kasus kematian akibat sengatan tentakel ubur-ubur jenis ini.
Foto: AP
Gurita Cincin Biru
Gurita berdiameter 20 cm ini gampang dikenali karena cincin berwarna biru pada badannya akan bercahaya jika satwa merasa terancam. Gigitannya mengandung racun pada liur yang menyerang sistem saraf. Korbannya langsung lumpuh tapi tetap sadar. Racun pada liur berasal dari berbagai jenis bakteri.
Foto: imago/OceanPhoto
Keong Laut
Keong laut berbentuk kerucut ini panjangnya hanya 15 cm habitatnya di laut tropis dan memiliki corak cangkang yang amat menarik. Sebuah sengatan panah racun dari tubuhnya bisa membunuh pengganggu dengan cepat. Hingga kini belum ada antitoksin untuk racun keong ini. Para peneliti melakukan riset racunnya sebagai pengganti Morphin yang tidak memicu efek ketagihan.
Foto: picture-alliance/OKAPIA
Anemone Laut
Terumbu karang alias koral jenis ini tersebar luas di seluruh laut dunia. Ini bukan tanaman tapi binatang dan sering dipajang dalam akuarium. Jenis Palythoa memiliki racun alami Palytokisin yang bisa mematikan. Hingga kini belum ada antitoksin untuk racun dari koral jenis ini.