1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

'Non-Kata' Tahun ini dalam Bahasa Jerman

Kate Müser15 Januari 2014

Setiap tahun sebuah juri independen yang mewakili dunia budaya mencari sebuah kata yang dianggap merugikan bahasa Jerman dan menandai sikap tak hormat. Tahun ini Sozialtourismus keluar sebagai pemenang.

Foto: picture-alliance/dpa

Sozialtourismus bisa merujuk pada turis yang mengambil pendekatan ramah secara ekologis dalam bepergian. Namun arti keduanya yang justru mendorong kata tersebut dinobatkan sebagai Unwort des Jahres, atau 'non-kata' tahun ini.

Sozialtourismus juga digunakan sebagai bentuk sinisme tingkat tinggi yang mengacu pada para imigran yang tidak diinginkan dari bagian timur Eropa yang datang ke Jerman. Penggunaan kata ini mengasumsikan bahwa para imigran datang semata-mata hanya untuk mencari tunjangan sosial di Jerman.

Kombinasi kata 'sosial' dan 'turisme' terutama menimbulkan polemik karena membuat imigrasi, yang terjadi akibat kebutuhan manusia yang mendesak, menjadi sebuah teka-teki, serta mengaburkan hak untuk beremigrasi, jelas jurubicara kelompok juri, Nina Janich.

Independen dan sukarela

Setiap tahun sejak 1991, sebuah juri independen yang terdiri dari empat pakar bahasa, seorang jurnalis dan rotasi wakil dari sektor media dan budaya memilih sebuah 'non-kata.' Istilah yang dipilih tidak hanya merefleksikan sisi yang kurang menarik dari zeitgeist Jerman, tapi juga dimaksudkan untuk menekel kata-kata yang menjadi hidup atau dimanipulasi oleh media, namun belum tentu diterima secara linguistik atau di lingkup sosial.

Tahun ini penulis ternama Ingo Schulze termasuk ke dalam juri, yang para anggotanya mendedikasikan waktu secara sukarela dan tidak terafiliasi dengan universitas atau organisasi tertentu.

Kata-kata penuh diskriminasi

Pemenang-pemenang sebelumnya termasuk Opfer-Abo (2012) dan Döner-Morde (2011). Döner-Morde, atau "pembunuhan Döner," digunakan oleh media dan polisi Jerman dalam kurun waktu beberapa tahun sebagai sebutan rangkaian pembunuhan yang memakan korban keturunan Turki dan Yunani. Juri menilai istilah itu merendahkan aksi pembunuhan dan diskriminatif terhadap para korban.

Opfer-Abo dipakai oleh peramal cuaca Jörg Kachelmann dalam beberapa wawancara untuk menjelaskan cara perempuan Jerman mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan membuat tudingan palsu - termasuk tuduhan perkosaan - untuk melawan kaum lelaki.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait