1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Norovirus Serang Camp Remaja di Jerman

Dyan Andriana Kostermans14 Juli 2011

Acara camping remaja di Bad Segeberg, Jerman terpaksa berakhir lebih awal. Pasalnya lebih dari 300 peserta dilanda sakit perut, 143 diantaranya harus dirawat di rumah sakit. Penyebabnya norovirus.

Norovirus menghentikan program camping remajaFoto: picture-alliance / dpa

Hari Sabtu (09/07) siang seusai program olah raga, beberapa remaja mengeluhkan mual, muntah-muntah, kejang dan buang air. Jumlah peserta dengan keluhan yang sama meningkat cepat. Sampai hari Minggu (10/07) dokter gawat darurat harus merawat 300 remaja yang ikut bagian dalam program camping, yang diinisiasi dua perusahaan farmasi Novo Nordisk dan Bayer HealthCare. Menurut pihak penyelenggara acara camping yang berlangsung ketiga kalinya itu, diikuti sekitar 750 remaja dan orang dewasa. Termasuk 520 penderita diabetes tipe 1. Pada acara camping yang semula dijadwalkan berlangsung dari Kamis hingga Minggu tersebu, para peserta ingin bertukar pengalaman masalah diabetes, serta mengikuti workshop mengenainya. Bagaimana virus itu dapat menyelinap masuk ke camp masih belum ada keterangan yang pasti tapi berbagai media melaporkan “Kemungkinan virus itu dibawa seorang remaja ke dalam camp tersebut. Dan karena virus itu daya tularnya ekstrim, sudah cukup untuk menjadi penyebab pecahnya wabah seperti itu. Pihak berwenang masih melakukan pemeriksaan terhadap bahan makanan sebagai kemungkinan sumber virus tersebut, tapi untuk itu masih belum diperoleh hasilnya."

Di Jerman belum pernah ancaman bahaya penularan akibat Norovirus sedemikian akut seperti tahun ini. Norovirus terutama dikenal sebagai virus kapal pesiar karena kasus norovirus, selalu dilaporkan berjangkit pada kapal pesiar.

Masa inkubasinya dalam penularan antar manusia kira-kira setengah sampai dua hari. Norovirus memiliki daya tahan untuk hidup cukup lama, serta tahan temperatur dingin dan panas. Penularannya dapat terjadi lewat kontak dengan pegangan pintu, makanan atau mainan.

Simptoma umum norovirus yakni diare, muntah dan nyeri perut. Bila terjangkit norovirus orang harus banyak minum. Tapi buang air, muntah-muntah yang dialami pasien dapat melemahkan kondisi tubuhnya sedemikian rupa, sehingga ia tidak mampu cukup minum untuk menanggulangi kehilangan cairan tubuh. Pada bayi, anak balita dan orang lanjut usia kondisi tersebut amat berbahaya. Di rumah sakit kekurangan cairan tubuh biasanya diatasi dengan infus cairan elektrolyt. Penyakit itu menyerang sekitar satu sampai tiga hari dan sebagian besar sembuh tanpa dampak lanjutan. Seperti kasus infeksi virus lainnya, norovirus tidak dapat disembuhkan dengan antibiotika. Di seluruh dunia sektiar 300 juta orang yang terjangkit infeksi radang lambung dan usus ini. Setelah influensa infeksi akibat norovirus menempati ranking kedua penyakit yang ditimbulkan akibat virus.

Upaya mencegah tertular norovirus antara lain dengan mencuci tangan secara teratur memakai sabun, mendesinfeksi pakaian dan alat makan dengan air panas pada suhu 82-100 derajat celcius, juga membatasi kontak langsung dengan orang-orang di sekitar. Di kawasan dengan empat musim penyakit gastroenteritis yang disebabkan norovirus, paling banyak terjadi pada musim dingin. Jumlah kasus penyakit naik 200 kali lipat dibanding musim panas. Pada tahun 2010, Institut Robert Koch di Berlin mencatat sekitar satu juta kasus norovirus di Jerman. 100 kali lebih banyak dibanding tahun 2001. Satu dekade lalu norovirus hanya dikenal oleh pakar infeksi kedokteran. Saat ini mikroorganisme dari keluarga virus Calici ini, secara teratur menjadi pokok berita. Seperti yang terjadi akhir pekan lalu pada program camping di Bad Segeberg, Schleswig-Holstein Jerman.

Dyan Kostermans/Reuters/dpa

Editor: Agus Setiawan