1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Bekukan Proses Pengadilan di Guantanamo

Sari Katiman22 Januari 2009

Presiden AS Barack Obama memulai masa jabatannya dengan memberikan isyarat tegas bagi penutupan kamp tahanan Guantanamo.

Obama mengisyaratkan penutupan kamp tahanan Guantanamo yang merupakan aib bagi sistem demokrasi AS dan melemahkan tatanan hukum internasional.Foto: AP

Keputusan pertama presiden AS Barack Obama untuk menangguhkan proses pengadilan terhadap para tahanan Guantanamo dikomentari harian-harian internasional.


Harian Spanyol El Periódico yang terbit di Barcelona dalam tajuknya menulis:

Dengan penangguhan proses pengadilan di Guantanamo, presiden AS Barack Obama melakukan langkah pertama untuk melaksanakan rencananya menutup kamp tahanan tersebut. Keputusan ini lebih dari sekedar isyarat simbolis. Obama menentukan batas waktu untuk mencari pemecahan masalah yang menodai reputasi AS, mempermalukan sekutunya dan memperlemah tatanan hukum internasional. Untuk menutup kamp tahanan Guantanamo pemerintah AS harus mengatasi rintangan hukum amat berat. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa AS boleh menghalangi pemulihan prinsip hukum dan penghormatan hukum internasional.


Harian Norwegia Aftenposten yang terbit di Oslo berkomentar:

Hanya beberapa jam setelah dilantik, presiden AS yang ke-44 Barack Obama menangguhkan proses pengadilan terhadap para tahanan Guantanamo. Diharapkan ini merupakan langkah pertama untuk penutupan kamp tahanan yang tetap menjadi tempat memalukan bagi AS, sampai saatnya Guantanamo ditutup untuk selamanya. Keputusan Obama sangat menggembirakan walaupun keputusan tersebut sudah diduga sebelumnya. Tahanan tersangka teroris hasus mempunyai hak untuk diperiksa pengadilan dalam sistem norma negara hukum. Seandainya tuntutan tidak terpenuhi karena kurangnya pembuktian, semua proses harus dihentikan. Ini tidak boleh dilihat sebagai kekalahan, melainkan bagian pembenahanan yang diperlukan setelah tindakan melanggar hukum pasca serangan 11. September 2001, yang dilakukan mantan presiden AS George W. Bush.


Harian Perancis Le Monde yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar:

Dengan tindakan pertama presiden AS Obama membekukan proses hukum di kamp tahanan Guantanamo, sudah dilakukan reformasi. Obama juga hendak menangani sejumlah keburukan di tatanan kemasyarakatan AS, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat. Tetapi Obama juga menyadari bencana yang ia warisi: yaitu dua perang, konflik Israel-Palestina serta resesi terberat di AS sejak 24 tahun terakhir. Karena itu presiden AS selalu mengulang pernyataannya, bahwa reformasi memerlukan waktu. Obama tidak bisa menciptakan mukjizat. Ia bukanlah yang mahakuasa. Masyarakat AS menghargai Obama, kurang lebih 80 persen mendukungnya. Dan ia memerlukan dukungan itu.


Terakhir harian Swiss Tages-Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar :

Obama menerima nasihat baik, untuk mulai membereskan warisan Bush yang berat di hari kerja pertamanya. Bukan hanya Guantanamo saja, tetapi juga termasuk sejumlah tindakan dan keputusan yang melukai hak-hak asasi manusia, seperti yang dilakukan tahun 2007. Ketika itu Bush mengijinkan dinas rahasia CIA untuk terus mengoperasikan penjara-penjara rahasia. Semakin cepat Obama kembali memulihkan aturan hukum, semakin cepat pula ia bisa mengharapkan bahwa negara-negara demokrasi Barat membantunya untuk menyelesaikan masalah Guantanamo. Untuk itu Obama harus memberikan isyarat dan mulai membereskan berbagai masalah yang ditinggalkan pendahulunya.