1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Berkeinginan Temui Dalai Lama

3 Februari 2010

Setelah menuai kritik media Cina sehubungan penjualan senjata AS ke Taiwan, kini rencana Presiden AS Barack Obama untuk bertemu pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama menimbulkan kemarahan petinggi politik Cina.

Pemimpin spiritual Tibet Dalai LamaFoto: AP

"Kalau Amerika Serikat tidak mau menerima bahwa Tibet adalah bagian dari Cina, maka tindakan ini akan merusak landasan politik yang menjadi dasar hubungan Amerika Serikat dan Cina," demikian ditegaskan Zhu Weiqun dari Partai Komunis Cina.

Selasa (02/02), Gedung Putih menegaskan kembali bahwa Presiden AS Barack Obama berniat untuk bertemu pemimpin spiritual tertinggi Tibet. "Dalai Lama adalah tokoh agama dan budaya yang dihormati dunia, dan presiden AS akan bertemu dengannya dalam kapasitas ini" demikian juru bicara Gedung Putih Bill Burton. Dalai Lama akan melakukan kunjungan 10 hari ke Amerika Serikat dan direncanakan berada di Washington tanggal 17 dan 18 Februari.

Dalai Lama yang hidup di pengasingan di India sejak 1959 menegaskan, ia menginginkan otonomi lebih luas bagi Tibet di bawah kekuasaan Cina, tapi Beijing menuduhnya mendukung gerakan separatis.

Baik Taiwan maupun Tibet adalah bagian dari satu Cina, demikian tegas juru bicara Gedung Putih Bill Burton. Meski begitu, AS mencemaskan pelanggaran HAM terhadap warga Tibet dan mendesak pemerintah Cina untuk melindungi tradisi budaya dan agama Tibet yang unik.

Sejak kerusuhan berdarah di Tibet dua tahun lalu, Beijing menggiatkan pembanguan ekonomi kawasan itu. Tapi perundingan antara Beijing dan wakil Dalai Lama soal otonomi Tibet tetap tersendat-sendat. Beijing tetap menganggap pemimpin spiritual Tibet menyokong gerakan separatis.

Zhu Weiqun , wakil Partai Komunis yang menangani kontak Beijing dengan Dalai Lama menegaskan, jika presiden AS memilih untuk bertemu Dalai Lama maka ini akan mengguncang rasa percaya dan kerja sama antara Cina dan Amerika Serikat.

Kedua negara bekerja sama di sejumlah bidang, antara lain aksi anti teror dan keamanam, kerja sama ristek dan kesehatan. Tapi asisten menlu AS Philip J. Crowley mengingatkan bahwa dalam hubungan bilateral antar kedua negara dapat saja muncul perbedaan pendapat.

Kritik terhadap pertemuan presiden AS dan Dalai Lama adalah persoalan terbaru yang menambah ketegangan antara AS dan Cina. Hubungan keduanya sudah terganggu akibat seumlah permasalahan lainnya, antara serangan hacker Cina terhadap perusahaan internet Google, pembatasan tarif ekspor serta rencana penjualan senjata AS ke Taiwan.

ZER/HP/afp/rtr/dw