1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama dan Program Reformasi Sistem Kesehatan AS

23 Juli 2009

Reformasi sistem kesehatan Amerika Serikat yang disodorkan Obama menghadapi penolakan besar. Walaupun mungkin akan menerima kekalahan, Obama masih mampu bersikap tenang.

Presiden Barack Obama menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers di Gedung Putih Washington, Rabu (22/07)Foto: AP

Penampilan pria di sayap timur Gedung Putih, Rabu malam (22/07) itu jauh dari tidak meyakinkan. Langsing, tegap dan tenang, seperti biasa, ia tampil di depan 400 jurnalis dan kamera televisi. Dengan sangat sabar ia menjawab pertanyaan tentang reformasi sistem kesehatan. Topik yang menjadi pusat perhatiannya saat ini dan tanpa lelah ia promosikan. "Tentu saja itu tugas saya, saya presiden. Dan saya yakin ini harus dituntaskan."

Obama ingin menandatangani reformasi sistem kesehatan Amerika Serikat, sebelum jeda musim panas dimulai. Justru karena itulah ia menghadapi penolakan besar. Senator dari kubu Republik Jim DeMint menyebut reformasi yang dijukan Obama sebagai "Peristiwa Waterloo". Mengada-ada, begitu komentar Helen Thomas, yang sekali lagi duduk di barisan terdepan dalam konferensi pers presiden AS. "Bagi saya Waterloo selalu berkaitan dengan perang, bukan perkelahian kecil seperti ini.“

Helen Thomas tak bisa dipisahkan dari Gedung Putih. Ia menurunkan laporan tentang semua presiden AS, sejak John F. Kennedy. Terhadap presiden AS yang paling baru, perempuan usia senja yang berani itu agak kecewa, meskipun ia berpendapat, sang presiden memperjuangkan banyak hal baik dan memegang nilai moral tinggi. Tapi, "Saya pikir dia harus lebih berani, dia harus menekan. Orang juga harus menerima kemungkinan bisa kalah."

Memangnya kenapa kalau Obama kalah dalam pertempuran kali ini, tambah Helen Thomas. Sudah jelas ini tidak akan menjadi yang terakhir.

Ed Henry, koresponden CNN di Gedung Putih, juga tidak melihat adanya hal genting bagi Presiden Obama dalam sengketa mengenai asuransi kesehatan. "Saya ingat, dalam 100 hari pertama Obama, ada pertengkaran besar tentang paket stimulus dan krisis keuangan. Banyak pengamat meramalkan, paket bantuan miliaran Dolar ini akan menentukan masa kepresidenan Obama. Dia sepertinya akan kalah tapi ternyata dia bisa mengimplementasikannya, topik itu disudahi dan orang kini mencari topik menentukan berikutnya."

Kemarin paket stimulus ekonomi, hari ini reformasi sistem kesehatan. Besok mungkin perubahan iklim yang menjadi penggalan penting kepresidenan Obama. Ia banyak berinvestasi di dalamnya. Kekalahan dalam topik-topik itu akan berdampak baginya secara pribadi. Tapi apa sesungguhnya makna kekalahan semacam itu untuk jangka panjang, belum bisa diketahui. Masih banyak yang bisa terjadi dalam 3,5 tahun sisa masa jabatannya.

Obama sendiri bersikap seperti sebelumnya, tenang dan percaya diri, sebagaimana yang ia tunjukkan dalam konferensi pers Rabu (22/07)kemarin. Hanya rambut abu-abunya yang tampak sedikit bertambah, kata Matthias Fornoff, kepala studio stasiun televisi Jerman ZDF di Washington.

"Ada saat-saat di mana ia terlihat sedikit lelah. Dan sengketa seperti soal politik kesehatan ini, di mana ia harus mengupayakan mayoritas suara dalam Kongres, adalah proses yang melelahkan. Obama, katakanlah tiba di tahap sulit dan saat ini tidak bisa tampil dengan pidato yang memukau. Ini situasi yang betul-betul berbeda baginya dan terkadang orang bisa meilhat itu dengan jelas.“

Christina Bergmann/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid