1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Hendak Picu Reformasi di Kuba

as15 April 2009

Tembok Kuba kini mulai retak. Diharapkan embargo terhadap Kuba juga akan diakhiri sepenuhnya.

Perubahan politik Kuba yang digagas presiden AS Barack Obama menjadi tema komentar dalam tajuk harian-harian internasional.

Harian liberal Spanyol La Vanguardia yang terbit di Barcelona dalam tajuknya berkomentar :

Setelah melontarkan sinyal perujukan terhadap Teheran, presiden AS Barack Obama kini melontarkan isyarat peredaan ketegangan ke Havanna. Pengumuman pencabutan pelarangan bagi pelarian dari Kuba, mula-mula memiliki arti bahwa pemerintah AS saat ini kembali menerapkan haluan politik Kuba dari mantan presiden Bill Clinton. Akan tetapi Obama hendak mencapai lebih dari itu. Langkah yang diambilnya hendak memicu sebuah reformasi bersejarah. Ibaratnya bola panas saat ini berada di tangan rezim Castro. Politik isolasinya kini terancam runtuh. Havanna harus menentukan pilihan. Mengambil langkah pembukaan negaranya. Atau memilih semakin mengisolasi diri dari dunia internasional, yang berarti rezim di Havanna memilih langkah bunuh diri.

Harian Austria Kurier yang terbit di Wina dalam tajuknya menulis komentar bernada mengharap agar politik Kuba dari Obama itu akan mengacu pada diakhirinya blokade terhadap Havanna.

Barang siapa membuka perbatasannya bagi lalulintas manusia, uang dan barang, tidak akan dapat lebih lama lagi menutup diri dari kritik. Apa yang saat ini ditulis kaum muda Kuba lewat forum internet yang terus menerus diancam akan diblokir, di masa depan kemungkinan dapat didiskusikan di jalanan. Selain pujian pada prestasi yang dicapai, juga dapat dilakukan kritik tajam terhadap kesalahan berat rezim Castro. Warga Kuba tahu persis, rasa terimakasih apa yang harus lontarkan kepada Fidel Castro, dan utang apa yang masih tersisa dari rezim ini. Diskusi yang harus dibuka oleh rezim Castro, jika mereka tidak dapat lagi berpidato mengenai musuhnya di Washington. Hal ini akan mengubah Kuba, lebih dari tekanan politik yang dapat dilancarkan oleh Washington.

Juga harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Den Haag menulis komentar senada :

Obama mula-mula ibaratnya hanya membuka celah di pintu. Embargo perdagangan yang bernilai simbolis tinggi dan telah diterapkan selama 47 tahun untuk sementara tetap diberlakukan. Dengan kekecualian di bidang telekomunikasi. Kelihatannya dengan tindakan itu, Obama hendak merangkul kelompok lobby anti Castro yang kini semakin berpengaruh, agar mencabut sepenuhnya embargo tsb. Dalam waktu bersamaan, rezim di Havanna juga hendak didorong melakukan reformasi politik dan ekonomi. Pengumuman pelonggaran sanksi terhadap Kuba, memiliki makna lebih luas ketimbang dugaan semula dari tindakan sederhana itu.

Terakhir harian Jerman Dresdner Neueste Nachrichten yang terbit di Dresden berkomentar :

Koreksi politik Kuba yang dilakukan Obama, seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Embargo itu tidak manusiawi dan munafik. Menerapkan embargo terhadap pelanggaran hak asasi yang dilakukan Havanna, tapi sekaligus mendirikan penjara Guantanamo yang dasar hukumnya tidak jelas, merupakan kontradiksi sinis dari presiden George W.Bush. Akan tetapi orientasi baru Obama itu, bagi Kuba juga berarti tibanya era kenyataan yang sebenarnya. Selama ini Havanna selalu membantah kritik, dengan menunjukan situasi ini merupakan dampak embargo. Tapi, dengan pelonggaran sanksi, artinya diakhirinya embargo tidak akan lama lagi.