1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kampanyekan Dunia Tanpa Senjata Nuklir

6 April 2009

Ketika Presiden AS Barack Obama mengkampanyekan sebuah dunia tanpa senjata nuklir di Praha, Korea Utara melakukan uji coba roket jarak jauh. Provokasi itu disikapi Obama dengan menyerukan dunia agar bersatu menekan Korut

Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidato di bundaran Hradcanske, Praha, Rep. CekoFoto: AP

Mungkinkah tercipta sebuah dunia tanpa senjata atom? Tanpa ancaman perang nuklir? Bayangan yang sampai beberapa hari lalu masih dianggap mimpi di siang bolong itu, menjadi selangkah lebih nyata setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan akan berupaya mewujudkannya.

Dalam rangkaian lawatannya di Eropa, Obama hari Minggu (5/4) kemarin dalam pidatonya di hadapan sekitar 30 ribu massa di ibukota Republik Ceko, Praha berjanji untuk menciptakan sebuah dunia tanpa senjata atom.

"Sebagai satu-satunya adidaya nuklir di dunia yang pernah menggunakan senjata nuklir, Amerika memiliki tanggung jawab untuk bertindak. Kami tidak bisa menyukseskan usaha ini sendirian, tapi kami bisa memimpinnya, kami bisa memulainya. Jadi hari ini saya katakan dengan jelas dan dengan sebuah pendirian yang berdasar pada komitmen Amerika untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dengan mewujudkan sebuah dunia tanpa senjata nuklir," tandasnya.

Pemerintahan baru Amerika Serikat telah menyusun sederet langkah untuk mewujudkan ambisinya itu. Diantaranya: mengupayakan perjanjian keamanan baru dengan Rusia untuk melucuti senjata atom masing-masing, menggolkan ratifikasi perjanjian penghentian uji coba senjata atom yang macet di Senat AS, mendorong penggunaan teknologi nuklir untuk kepentingan damai serta menggelar pertemuan puncak nuklir di Amerika tahun depan. Dan dialog adalah jalan utama yang akan ditempuh, begitu tandas Obama.

"Saya tidak naiv. Sasaran ini tidak akan bisa dicapai dengan cepat, mungkin juga tidak selama masa hidup saya. Upaya ini membutuhkan kesabaran dan daya tahan yang tinggi. Tapi kita harus mengacuhkan suara-suara yang berkata, bahwa dunia tidak dapat berubah. Kita harus memaksa," tandasnya.

Obama menyebut kesepakatan dengan Presiden Rusia Dimitri Mevedev soal kelanjutan perjanjian perlucutan senjata nuklir strategis sebagai langkah penting. Sebelumnya dalam KTT G20 di London, Obama juga mengumumkan akan mengurangi penggunaan senjata konvensional secara drastis.

Namun Obama juga menegaskan, Amerika akan tetap mempertahankan senjata nuklir-nya selama masih terdapat potensi ancaman dari negara lain. Saat ini tercatat enam negara yang mengembangkan teknologi nuklir, tapi belum menandatangani perjanjian nonproliferasi senjata nuklir. Negara-negara itu adalah Cina, India, Pakistan, Israel, Iran dan Korea Utara.

Khususnya Korut menjadi pusat perhatian, setelah pemerintah Pyongyang melakukan uji coba roket jarak jauh tipe Taepodong 2 pada hari minggu, atau tepat pada saat Obama menyampaikan pidatonya mengenai dunia tanpa senjata nuklir.

„Hari ini, jam 11 30 pagi, Korea Utara melaksanakan uji coba roketnya." Begitu dilaporkan oleh jurubicara pemerintah Jepang Takeo Kawamura di Tokyo.

Kawamura menyesalkan sikap Pyongyang yang bersikeras melakukan uji coba tersebut, meski protes yang keras dari dunia internasional, khususnya negara tetangga Jepang dan Korea Selatan yang merasa terancam. Bagi Obama langkah rezim komunis Korea Utara itu tidak bisa ditolerir lagi.

"Pada pagi ini kita kembali diingatkan, betapa kita membutuhkan model pendekatan yang lebih gigih untuk menghadapi ancaman ini. Korea Utara kembali melanggar aturan dengan uji coba roket yang dapat digunakan sebagai misil jarak jauh berhulu ledak nuklir. Provokasi ini menggarisbawahi pentingnya sebuah tindakan. Aturan harus mengikat, pelanggaran harus dihukum, janji dan kata-kata harus memiliki arti.Sekarang adalah saatnya untuk sebuah jawaban yang kuat dari masyarakat internasional."

Dari Republik Ceko, Obama melanjutkan lawatannya ke ibukota Turki Ankara untuk memulai kunjungan selama dua hari di negara tsb. Obama dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Abdullah Gül dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan hari Senin (6/4) ini.

Pada pertemuan puncak Uni Eropa-Amerika di Praha, Obama telah menyatakan dukungannya terhadap keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Menurut Obama penerimaan Turki sebagai anggota Uni Eropa, akan menjadi sinyal positif bagi dunia Islam.

RN/ap/afp/rtr