1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kecam Tindakan Keras Iran

Renata Permadi23 Juni 2009

Presiden AS Barack Obama mempertajam ktitiknya atas tindakan keras Iran terhadap para pengunjuk rasa yang memprotes hasil pemilihan presiden 12 Juni, yang kembali dimenangkan Mahmoud Ahmadinejad.

Symbobild Obama IranFoto: AP/DW

Presiden Barack Obama mengutuk tindakan Iran terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah dalam pernyataannya yang paling keras selama ini. Pada konferensi persnya yang keempat di gedung Putih, hari Selasa (23/06), Obama mengatakan, AS dan masyarakat internasional terkejut dan gusar oleh ancaman, pemukulan dan penahanan di Iran dalam beberapa hari terakhir.

"Saya sangat mengutuk tindakan tidak adil ini, dan saya ikut serta dengan rakyat AS dalam duka cita bagi setiap orang yang tidak bersalah yang gugur", kata Obama.

Ia beberapa kali bicara tentang rekaman video tewasnya seorang perempuan Iran yang menyayat hati. Neda Agha Soltan ditembak saat menyaksikan aksi protes di sebuah jalan di Teheran. Ia tidak ikut berunjuk rasa. Peluru yang mengenai dadanya membuat ia ambruk, bersimbah darah dan tidak bangun lagi.

Rekaman video peristiwa yang bisa ditonton di internet itu membangkitkan reaksi emosional di seluruh dunia. Siapapun yang menyaksikannya tahu bahwa ada sesuatu yang jelas tidak adil dalam insiden itu, kata Obama.

Presiden Barack Obama menghadapi tekanan kubu Republik yang konservatif, yang menuduhnya bereaksi terlalu takut-takut dalam menanggapi kemelut di Iran. Tuduhan itu dibantah Obama dalam konferensi persnya Selasa kemarin.

Ketika ditanya mengapa ia perlu waktu begitu lama untuk mengekspresikan kegusarannya, Obama mengatakan pendekatan yang diambil AS konsisten dan ia tidak mau melukai para pengunjuk rasa dengan menyekutukan mereka dengan AS.

"Saya sudah tegaskan, AS menghormati kedaulatan Republik Islam Iran dan tidak campur tangan dalam urusan Iran. Tetapi kami juga harus mengukuhkan keberanian dan martabat rakyat Iran, dan pada keterbukaan luar biasa dalam masyarakat Iran. Dan kami menyesalkan kekerasan terhadap warga sipil tak bersalah dimanapun itu terjadi", kata Obama.

Tuduhan Iran bahwa AS dan negara barat lainnya menghasut aksi protes terhadap hasil pemilu jelas-jelas salah, tambah Obama. Tuduhan itu nyata merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari apa yang sesungguhnya terjadi di dalam Iran.

Ia mengatakan, strategi menggunakan ketegangan lama untuk mengkambinghitamkan negara lain sudah tidak manjur lagi di Iran.

Kemelut di dalam negeri Iran melebar ke kancah diplomasi internasional. Selasa (23/06), Inggris memerintahkan pergi dua diplomat Iran sebagai balasan atas tindakan serupa yang dilakukan Teheran terhadap dua diplomat Inggris. Sementara itu, sedikitnya lima negara UE memanggil dutabesar Iran untuk memprotes tindakan keras Teheran terhadap pengunjuk rasa.

Iran membantah akan membatalkan hasil pemilihan presiden 12 Juni lalu . Namun pemimpin spiritual tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyetujui permintaan lembaga tertinggi pemantau pemilu untuk memberi perpanjangan waktu lima hari, dari Rabu ini (24/06), guna memeriksa pengaduan kasus-kasus pemilu.

AR/RP/afp/dpa/rtr