Obama Minta Mubarak Mulai Transisi Kekuasaan
2 Februari 2011Para demonstran tetap turun ke jalan, walaupun dalam pidatonya Presiden Hosni Mubarak Selasa malam (01/02) menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu presiden bulan September mendatang. "Saya katakan dengan jujur dan terlepas dari situasi saat ini, bahwa saya tidak memiliki niat untuk mencalonkan diri lagi sebagai kandidat presiden. Saya telah cukup mengabdikan umur saya bagi kepentingan Mesir dan rakyatnya. Tapi saya berusaha keras, agar saya menuntaskan masa jabatan dengan damai, dan pengalihan kekuasaan berlangsung dalam kerangka konstitusi dan hukum."
Sementara itu, ratusan pendukung Mubarak juga dilaporkan menggelar aksi demonstrasi tandingan di Kairo dan Alexandria. Militer berhasil memisahkan demonstran anti dan pro-Mubarak di Lapangan Tahrir di pusat ibukota Kairo. Sementara di Alexandria terjadi bentrokan antara demonstran pendukung dan anti-Mubarak, demikian laporan stasiun televisi Al Jazeera.
Menanggapi perkembangan situasi di Mesir, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan kepada Presiden Mesir Hosni Mubarak agar transisi kekuasaan yang teratur dan damai dimulai sekarang juga. Obama menegaskan kembali tuntutannya itu dalam percakapan telefon secara langsung selama setengah jam dengan Mubarak Selasa (01/02).
Presiden AS itu memang tidak mendesak Mubarak untuk segera mundur. Namun Obama juga menegaskan, bahwa pihaknya tidak mau menunggu hingga bulan September. "Itu sudah jelas. Dan apa yang saya tegaskan dalam pembicaraan dengan Presiden Mubarak adalah, transisi yang teratur, menyeluruh serta damai, harus dimulai sekarang."
Obama menambahkan, dalam percakapan telefon itu Mubarak juga menyadari bahwa kondisi seperti saat ini tidak dapat terus dipertahankan. Dalam pidato pendeknya, Obama juga memuji militer Mesir yang bersikap bijaksana selama digelarnya aksi protes rakyat. Barack Obama juga menyapa para demonstran di Mesir. "Rakyat Mesir, terutama generasi mudanya, saya ingin menegaskan, kami mendengar suara kalian. Saya yakin bahwa kalian dapat menentukan nasib sendiri."
Senada dengan presiden AS, juga PM Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menuntut transisi kekuasaan di Mesir secepatnya untuk memulihkan demokrasi. Militer Mesir menyerukan agar rakyat menghentikan aksi protesnya dan kembali ke kehidupan normal.
Sementara Ketua Parlemen Mesir Fathi Surour mengumumkan hari Rabu (02/02), akan menunda sidang Parlemen sampai kehakiman membuat keputusan menyangkut gugatan atas hasil pemilu November 2010. Aksi boikot sidang itu dilancarkan, sebagai reaksi atas isi pidato Mubarak, yang menyerukan parlemen untuk bersidang membahas perubahan konstitusi dan aturan masa jabatan presiden.
Agus Setiawan/dpa/rtr/afp
Editor: Ayu Purwaningsih