Setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat, Presiden AS, Barack Obama dan para pemimpin Uni Eropa sepakat lanjukan kerjasama multilateral, termasuk NATO.
Iklan
Dalam pertemuan hari Jumat (18/11) di Berlin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan para pemimpin Eropa sepakat bahwa mereka perlu terus bekerja sama sebagai bagian dari kerjasama multilateral seperti NATO, dan untuk terus maju dengan agenda transatlantik. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Pertemuan di Berlin, di mana Kanselir Jerman Angela Merkel bertindak sebagai tuan rumah, dihadiri pula oleh antara lain pemimpin Inggris, Prancis, Italia dan Spanyol. Pertemuan digelar sepekan setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS. Saat kampanye, kandidat dari Partai Republik itu pernah berseloroh, jika Rusia menyerang anggota NATO, dia akan mempertimbangkan terlebih dahulu untuk memberikan bantuan kepada negara yang sudah menyatakan komitmen pertahanan, sebelum memberikan bantuan militer.
Dalam pernyataannya, gedung Putih mengemukakan, "Para pemimpin sepakat tentang perlunya bekerja secara kolektif untuk memajukan agenda transatlantik, terutama dalam membawa stabilisasi ke Timur Tengah dan Afrika Utara, serta mengamankan resolusi diplomatik dalam konflik di Suriah dan Ukraina timur. "Para pemimpin juga menegaskan pentingnya kerjasama terus-menerus melalui lembaga multilateral, termasuk NATO,” demikian ditambahkan Gedung Putih.
Presiden Barack Obama telah menutup kunjungan resmi terakhirnya ke Jerman. Dari Eropa ia melanjutkan perjalanannya ke Peru. Fokus perhatiannya kini beralih ke pertemuan kerjasama ekonomi Asia-Pacific Economic APEC. Salah satu agenda penting dalam pertemuan ini adalah peningkatan hubungan perdagangan antara negara peserta dan melanjutkan inisiatif Trans-Pacific Partnership yang sempat terhenti.
ap/ml (dpa, rtr, afp, ap)
NATO Bersiap Perang Hadapi Rusia
Ketegangan di Ukraina ikut menyeret NATO. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu pun bersiap menghadapi skenario terburuk, yakni perang dengan Rusia, dengan membentuk satuan cepat dan menggelar latihan militer di Polandia
Perang Gerilya Melawan Rusia
Skenario perang yang dipilih NATO tidak jauh dari konflik Ukraina. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu mempersiapkan pasukannya untuk terlibat dalam perang geriliya, melawan pasukan pemberontak yang disokong jiran Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Unjuk Gigi di Polandia
Untuk itu NATO memilih Polandia, negara anggotanya yang berada paling dekat dengan Rusia. Di Zagan, NATO menurunkan helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan elit dari berbagai negara. Salah satu yang dilibatkan adalah tank Leopard 2 teranyar milik militer Polandia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Manuver Terbesar
Manuver di Zagan, Polandia, adalah latihan militer terbesar yang pernah digelar NATO. Untuk memindahkan 2100 serdadu dari sembilan negara beserta puluhan alat tempur dan amunisi, NATO membutuhkan 17 pesawat kargo, sembilan kereta barang dan sebuah konvoi berisikan 30 truk.
Foto: DW/B. Wesel
Speerspitze buat Eropa Timur
Buat menangkal ancaman Rusia, NATO membentuk satuan elit gabungan bernama "Speerspitze" alias ujung tombak, yang berisikan 5000 serdadu dengan berbagai alat tempur termutakhir. Pasukan gerak cepat ini khusus dilatih untuk melindungi negara-negara di timur Eropa dari tentara pemberontak sokongan Rusia.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Hujan Duit
Untuk membiayai satuan elit terbaru itu NATO telah mempersiapkan dana sekitar 20 Miliar Euro atau sekitar Rp. 300 trilyun hingga tahun 2025. Dana tersebut akan dipakai buat membeli tank tempur, pengangkut personel lapis baja, artileri, helikopter dan berbagai perlengkapan serdadu. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan TNI tahun ini tercatat sebesar 84,5 Triliyun Rupiah.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Tanpa Serdadu
NATO juga menyambut usulan Amerika Serikat untuk menempatkan lebih banyak alat tempur di Eropa Timur. Saat ini NATO tidak bisa menempatkan serdadu di perbatasan timur secara permanen. Penyebabnya adalah perjanjian damai dengan Rusia yang diratifikasi tahun 1997.
Foto: S. Gallup/Getty Images
Menghalau Ancaman di Langit
Salah satu sistem alutista yang ingin ditempatkan NATO di perbatasan timur adalah MEADS, alias Medium Extended Air Defense System. Sistem pertahanan udara teranyar itu tidak cuma mampu menghalau rudal atau obyek terbang di berbagai ketinggian, tapi juga dapat berpindah tempat secara fleksibel.