Obama Rencanakan Pertemuan dengan Abbas dan Netanyahu
20 September 2009Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tetap dalam pendiriannya mengenai perdamaian di Timur Tengah, meskipun Israel dan Palestina tidak juga menemukan kesepakatan. Jumat lalu (18/09) utusan khusus AS bagi wilayah Timur Tengah, Goerge Mitchell kembali dari perjalanan diplomatik selama sepekan di wilayah itu tanpa mencapai hasil apa pun. Ia tidak berhasil menemukan kompromi antara PM Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertikaian menyangkut permukiman Yahudi. Seusai upaya mediasi Mitchell, kedua pihak menyatakan bahwa pertemuan dengan presiden AS tampaknya tidak akan dilaksanakan. Dalam sebuah wawancara televisi dalam rangka perayaan tahun baru Yahudi, Netanyahu menunjukkan bahwa ia tidak begitu berminat pada pertemuan tersebut: „Entahlah, saya tidak tahu. Pertemuan itu belum dijadwalkan dengan pasti. Saya harap tidak akan dilaksanakan. Saya tidak pernah memintanya dan juga tidak mengajukan persyaratan apa pun untuk sebuah pertemuan. Kalau mereka mau, mereka bisa bertemu, kalau tidak, ya tidak."
Pertemuan tanpa prasyarat di New York
Setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa pertemuan tiga pihak toh akan diselenggarakan, seorang juru bicara Netanyahu menyatakan, Perdana Menteri Israel menerima undangan itu dengan senang hati. Menurut laporan harian Israel "Ha'aretz" yang mengutip seorang juru bicara Netanyahu, pertemuan tersebut akan digelar tanpa prasyarat seperti yang selalu diinginkan oleh Perdana Menteri Israel. Sedangkan Presiden Palestina Abbas sebelumnya selalu menyatakan, ia baru akan melakukan pembicaraan dengan Netanyahu jika pemerintah Israel telah memutuskan untuk menghentikan pembangunan di kawasan permukiman Yahudi.
Presiden AS Barack Obama kini menggunakan sebuah peluang baik untuk pembicaraan tiga pihak. Abbas dan Netanyahu akan menghadiri sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York hari Rabu mendatang (23/09). Obama hendak membujuk PM Israel dan Presiden Palestina agar putaran baru perundingan perdamaian Timur Tengah dapat dilaksanakan. Di New York Obama mula-mula akan melakukan pembicaraan empat mata dengan Abbas dan Netanyahu, setelah itu baru dengan keduanya. Seperti yang dialami utusan khusus AS George Mitchell, Obama diperkirakan tidak akan tiba-tiba berhasil mencapai kesepakatan dalam isu kebijakan politik permukiman Israel. Pertemuan di New York diduga hanya memiliki arti simbolis. Presiden AS Obama tampaknya ingin menunjukkan tekadnya untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Sebastian Engelbrecht/Christa Saloh
Editor: Marjory Linardy