1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Temui Pemimpin G-7 di Belanda

24 Maret 2014

Sehubungan dengan krisis di Ukraina, Presiden AS Obama menemui para pemimpin G-7 di Den Haag. Di sela-sela konferensi keamanan nuklir, mereka akan membahas langkah terhadap Rusia.

Foto: Reuters

Para pemimpin dunia sebenarnya datang ke Den Haag, Belanda untuk menghadiri konferensi keamanan nuklir. Tapi isu yang lebih mencuat adalah tentang krisis di Ukraina. Itu sebabnya, Presiden AS Barack Obama mengundang pemimpin negara-negara G-7 untuk bertemu dan membicarakan sikap mereka terhadap Rusia.

Tadinya, pertemuan G-7 selalu diikuti oleh Rusia, sehingga kelompok ini dinamakan G-8. Tapi setelah aneksasi Krimea, negara-negara G-7 menyatakan Rusia akan dikeluarkan dari forum diskusi bergengsi itu. Kelompok G-7 terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Jepang.

Bank Rusia terkena dampak sanksi

"Eropa dan Amerika bersatu dalam dukungannya terhadap pemerintah di Ukraina dan rakyat Ukraina. Kami bersatu menjatuhkan sanksi terhadap Rusia untuk tindakannya sejauh ini", kata Obama kepada wartawan ketika tiba di Amsterdam hari Senin (24/03).

Sanksi barat terhadap Rusia mulai menunjukkan dampaknya. Bank SMP menerangkan, sejak penerapan sanksi oleh Amerika Serikat, para nasabah menarik dana sekitar 9 trilyun rubel, atau senilai 248 juta dolar AS, dari rekening bank mereka.

Bank Rossiya menyatakan, nasabah mereka tidak bisa lagi melakukan transaksi dengan kartu kredit Visa dan Mastercard sehubungan dengan sanksi itu. Pemilik rekening bank juga dianjurkan tidak melakukan transaksi dalam mata uang asing, karena tidak ada jaminan transaksi itu bisa terlaksana.

Bank Rossiya dan SMP disebut-sebut dekat dengan Presiden Vladimir Putin dan masuk dalam daftar perusahaan keuangan yang terkena sanksi Amerika Serikat.

Ukraina tarik pasukan dari Krimea

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan akan menarik pasukannya yang masih berada di wilayah Krimea, setelah pasukan Rusia menyerbu dan menduduki markas marinir Ukraina di Feodosia.

"Dewan Keamanan Nasional menginstruksikan kepada Kementerian Pertahanan unuk menarik unit militer dari Krimea dan mengevakuasi keluarga mereka", kata Presiden Ukraina Oleksandr Turchinov di hadapan parlemen di Kiev. Ia menerangkan, langkah itu diambil demi keselamatan jiwa pasukan dan keluarganya yang terancam oleh militer Rusia.

Pasukan Rusia hari Senin pagi (24/03) menyerbu markas militer di kota Feodosia dengan dukungan helikopter tempur dan kendaraan lapis baja. Pangkalan militer itu adalah markas batalion marinir Ukraina. Dua tentara Ukraina cidera dalam insiden itu, sekitar 80 orang ditahan oleh militer Rusia.

Perwira Ukraina di Feodosia, Letnan Satu Anatoly Mozgovoy menyampaikan kepada kantor berita Reuters lewat telepon, pasukan Rusia menyerang pasukan Ukraina yang tidak bersenjata.

Bendera Ukraina di pangkalan militer itu kemudian diturunkan dan Bendera Rusia dikibarkan.

hp/ml (afp, rtr, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait