1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Temui Pemimpin Oposisi Suriah

14 Mei 2014

Presiden AS Barack Obama menjanjikan bantuan buat oposisi Suriah setelah bertemu ketua Koalisi Nasional Suriah. Namun kekhawatiran merebak, bantuan bisa jatuh ke tangan kelompok ekstremis.

Ahmed Al-Jarba Nationalrat Syrien Treffen Obama
Foto: picture-alliance/AA

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menerima pemimpin oposisi Suriah, Ahmad Jarba di Washington, Rabu (14/05/14). Pertemuan tersebut digelar untuk menyatakan dukungan terhadap perang melawan rejim Presiden Bashar al-Assad di Damaskus.

Kedua pihak menilai, pertemuan berlangsung produktif dan menjadi langkah penting dalam hubungan antara Washington dan oposisi Suriah. Kekhawatiran sempat merebak, bahwa bantuan senjata dari AS bisa jatuh ke tangan kelompok esktremis Islam.

Gedung Putih mengatakan, Obama dan Penasehat Keamanan Nasional, Susan Rice, mengecam "rejim Assad yang membidik warga sipil Suriah lewat pengeboman, termasuk penggunaan bom barrel," dan menolak "menyalurkan bantuan kemanusiaan" buat warga sipil di wilayah yang dikepung pasukan pemerintah.

Pertahanan Udara buat Oposisi

Jarba sendiri berterimakasih kepada Obama untuk kucuran dana bantuan senilai 287 juta US Dollar buat oposisi. Ia juga menggarisbawahi peran AS sebagai donor kemanusiaan terbesar buat pengungsi Suriah dengan berkomitmen menyediakan dana sebesaar 1,7 miliar US Dollar.

Namun begitu Gedung Putih masih enggan menyanggupi permintaan bantuan oposisi akan meriam anti pesawat untuk memerangi pengeboman udara oleh militer Suriah. Seorang pejabat AS sebelumnya mengklaim, pihaknya sudah menyampaikan permintaan tersebut pekan lalu kepada Menlu John Kerry, namun menolak memberikan kepastian.

Kekhawatiran soal Kelompok Esktremis

Militer Suriah meluluhlantakkan kota Aleppo dengan bom barrel.Foto: picture alliance/AA

Washington khawatir, senjata tersebut dapat jatuh ke tangan kelompok yang memerangi kepentingan Amerika Serikat atau menjadi ancaman terhadap penerbangan komersil. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk "memastikan bahwa bantuan disalurkan kepada kelompok moderat dan tidak jatuh ke tangan yang salah."

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran sejak awal perang. Tapi kami menanggapi isu ini dengan serius." Seorang pejabat mengklaim, pemerintah Washington akan mengirimkan perlengkapan perang yang tidak mematikan, seperti alat komunikasi, jubah pelindung atau night-vision googles.

Kunjungan Jarba dilakukan pada saat yang kurang menguntungkan. Sebelumnya pasukan pemberontak menarik diri dari kota Homs. Mediator PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, juga mengundurkan diri setelah gagal membujuk kedua pihak untuk menerima solusi damai terhadap perang yang telah menelan 150.000 korban jiwa itu.


rzn/yf (adp,ap,rtr)