Presiden AS Barack Obama menjanjikan bantuan buat oposisi Suriah setelah bertemu ketua Koalisi Nasional Suriah. Namun kekhawatiran merebak, bantuan bisa jatuh ke tangan kelompok ekstremis.
Iklan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menerima pemimpin oposisi Suriah, Ahmad Jarba di Washington, Rabu (14/05/14). Pertemuan tersebut digelar untuk menyatakan dukungan terhadap perang melawan rejim Presiden Bashar al-Assad di Damaskus.
Kedua pihak menilai, pertemuan berlangsung produktif dan menjadi langkah penting dalam hubungan antara Washington dan oposisi Suriah. Kekhawatiran sempat merebak, bahwa bantuan senjata dari AS bisa jatuh ke tangan kelompok esktremis Islam.
Gedung Putih mengatakan, Obama dan Penasehat Keamanan Nasional, Susan Rice, mengecam "rejim Assad yang membidik warga sipil Suriah lewat pengeboman, termasuk penggunaan bom barrel," dan menolak "menyalurkan bantuan kemanusiaan" buat warga sipil di wilayah yang dikepung pasukan pemerintah.
Pertahanan Udara buat Oposisi
Jarba sendiri berterimakasih kepada Obama untuk kucuran dana bantuan senilai 287 juta US Dollar buat oposisi. Ia juga menggarisbawahi peran AS sebagai donor kemanusiaan terbesar buat pengungsi Suriah dengan berkomitmen menyediakan dana sebesaar 1,7 miliar US Dollar.
Namun begitu Gedung Putih masih enggan menyanggupi permintaan bantuan oposisi akan meriam anti pesawat untuk memerangi pengeboman udara oleh militer Suriah. Seorang pejabat AS sebelumnya mengklaim, pihaknya sudah menyampaikan permintaan tersebut pekan lalu kepada Menlu John Kerry, namun menolak memberikan kepastian.
Kekhawatiran soal Kelompok Esktremis
Washington khawatir, senjata tersebut dapat jatuh ke tangan kelompok yang memerangi kepentingan Amerika Serikat atau menjadi ancaman terhadap penerbangan komersil. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk "memastikan bahwa bantuan disalurkan kepada kelompok moderat dan tidak jatuh ke tangan yang salah."
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran sejak awal perang. Tapi kami menanggapi isu ini dengan serius." Seorang pejabat mengklaim, pemerintah Washington akan mengirimkan perlengkapan perang yang tidak mematikan, seperti alat komunikasi, jubah pelindung atau night-vision googles.
Kunjungan Jarba dilakukan pada saat yang kurang menguntungkan. Sebelumnya pasukan pemberontak menarik diri dari kota Homs. Mediator PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, juga mengundurkan diri setelah gagal membujuk kedua pihak untuk menerima solusi damai terhadap perang yang telah menelan 150.000 korban jiwa itu.
rzn/yf (adp,ap,rtr)
Warisan Kebudayaan di Suriah Terancam
Perang saudara di Suriah semakin brutal dan akibatkan ribuan orang tewas sejak 2011. Daerah warisan budayanya juga hancur akibat pertempuran. UNESO kini berikan laporan tentang kerusakan.
Foto: Daniel Leal-Olivas/AFP/Getty Images
Tidak Ada Masyarakat Tanpa Budaya
Perang Suriah tidak hanya menyebabkan ribuan orang tewas. Warisan budayanya juga hancur akibat bentrokan yang tiada henti. Empat ribu tahun lamanya kebudayaan Babilon, Mesir, Persia, Yunani dan Roma bertemu dan meninggalkan bekas. UNESCO khwatir dengan warisan budaya negara itu, dan kembali menerbitkan laporan tentang kerusakan.
Foto: by-sa-Longbow4u
Kota Tua Aleppo Terancam
Sejak Juni 2013 UNESCO menempatkan enam monumen kebudayaan yang istimewa di Suriah pada daftar situs kebudayaan dunia yang terancam. Di antaranya kota tua Aleppo, yang hancur akibat bentrokan. Aleppo punya sejarah panjang. Di akhir abad ke-19 Sebelum Masehi, Aleppo untuk pertama kalinya muncul dalam tulisan-tulisan. Dengan lokasinya di Laut Tengah, Aleppo adalah tempat pertemuan kebudayaan.
Foto: Getty Images
Pasar Bersejarah Termakan Api
UNESCO terutama memilih kota tua Aleppo sebagai kota warisan budaya karena adanya Souk, pasar terbesar di kawasan tersebut. Dengan lahan seluas 350 hektar, pasar itu mencakup sejumlah besar jalan yang jadi pusat perbelanjaan dan ratusan kaki lima. Memang pusat kota dilindungi tembok sepanjang lima kilometer. Tetapi 2012 Souk dibakar.
Foto: AFP/Getty Images
Benteng Aleppo Diduduki
Selama perang saudara, situs warisan budaya disalahgunakan karena strategis. Misalnya benteng Aleppo, sebuah benteng bersejarah di atas bukit di tengah kota tua Aleppo. Kekaisaran Seleukia, dinasti setelah Iskandar Agung, mendirikan benteng itu tahun empat Sebelum Masehi. Juga orang Yunani, Roma, Persia, Bizantinum dan Osmania membangun tempat pemujaan di atas bukit itu.
Foto: picture alliance/Bildagentur Huber pixel
Bom di Kota Tua Damaskus
Kota tua Damaskus yang sudah dihuni sejak 4.000 tahun lalu juga bagian dari warisan budaya UNESCO. Sebelum mulainya perlawanan terhadap Bashar al Assad, kota tua ini termasuk atraksi wisatawan dengan pasar-pasar, rumah makan, gereja dan mesjid. 2013 kota tua menjadi sasaran bom.
Foto: REUTERS
Palmyra Ditembaki
Kota oase Palmyra juga terancam. Gapura kemenangan masih berdiri, tetapi beberapa lokasi arkeologis sudah dirampoki. Palmyra menjadi simbol asitektonis Suriah. Jalan utama dengan pilar-pilar Korintus, gapura kemenangan dinasti Severus dan tembok pelindung kuil dewa Baal tampak jadi sasaran tembakan.
Foto: Louai Beshara/AFP/Getty Images
Krak des Chevaliers Jadi Markas Militer
Bangunan bersejarah yang dulunya benteng tentara Eropa yang ikut Perang Salib ini juga ada di daerah perang. Tahun 1099 tentara Perang Salib untuk pertamanya tiba di puri itu dalam perjalanan ke Yerusalem. Kondisi puri itu saat ini kurang jelas. Menurut pemberontak puri dibom angkatan udara Suriah. Kabarnya puri itu digunakan Pasukan Pembebasan Suriah.
Foto: Fotolia/Facundo
Reruntuhan Amfiteater di Bosra
Laporan penghancuran semakin bertambah. Di samping Aleppo dan Damaskus, kota tua Bosra juga terancam. Amfiteater selama ini dianggap salah satu teater Roma yang paling baik kondisinya. Teater ini diubah menjadi benteng Arab di abad ke-12. Musisi dan orkestra dari seluruh dunia memuji akustiknya.
Foto: Fotolia/waj
Kota Mati di Daftar Merah
Situs yang dikenal sebagai "Kota Mati" juga tercantum dalam daftar merah. Di Jerada, di pemukiman seperti desa di Suriah utara ini berdiri banyak rumah dari masa Bizantinum. Reruntuhan bangunan antik di Jerada dalam kondisi sangat baik sebelum perang saudara mulai. Sejak bentrokan terjadi, sebagian terbakar dan sebagian dirampoki.
Foto: Creative Commons/Bertramz
Musium Dirampok
Situasi musium-musium Suriah juga dramatis. Banyak di antaranya berlokasi di daerah tempur, misalnya musium di Idlib, yang menyimpan sejumlah besar lempengan batu bertulisan dari Ebla yang tak ternilai harganya. Sejak 2011 sejumlah lempengan batu itu dipindahkan dari musium di Damaskus dan Aleppo ke tempat penyimpanan di bank negara.