1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Wakili Generasi Baru Gerakkan Reformasi di AS

as5 Juni 2008

Dalam pemilu presiden mendatang, generasi muda akan tampil menantang generasi tua. Obama harus berjuang keras mewujudkan mimpinya yang juga ditunggu jutaan warga Amerika dan masyarakat dunia.

Barack Obama dengan mengusung program reformasi dan visi ke depan hendak melaju ke Gedung Putih.Foto: AP

Kemenangan Barack Obama dalam pemilu awal partai Demokrat tetap menjadi tema komentar sejumlah harian internasional terkemuka.

Harian Perancis Liberation yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar :


Kunci sukses Barack Obama justru berada di kantor kepresidenan penguasa Gedung Putih saat ini. Obama dapat mempertahankan wawasannya mengenai masa depan yang lebih baik, karena presiden Bush meninggalkan negaranya terpuruk dan terpecah gara-gara sengketa perang Irak. Hillary Clinton meremehkan kehausan warga Amerika akan sebuah perubahan. Tapi tentu saja John McCain tidak akan menghadiahkan kemenangan kepada Obama. Sebab setan-setan tua dari Amerika tidak lenyap begitu saja.


Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar :


Barack Obama, adalah kandidat generasi baru, yang tampil mengusung program perubahan, menantang generasi tua John McCain yang ingin melanjutkan warisan masalalu Amerika. Jika Obama mampu menanamkan citra, bahwa perjuangannya menuju Gedung Putih, adalah gerakan generasi baru yang hendak menentukan sendiri masa depannya, maka dipastikan ia dapat sampai ke sasaran. Tapi jika Obama tetap menonjolkan warna kulitnya, untuk melawan generasi tua yang bersifat rasialis, maka ia akan kalah.


Sementara harian Belanda Trouw yang terbit di Den Haag, mengomentari kemenangan Obama atas Clinton dalam pemilu awal partai Demokrat.


Kekalahan Clinton terutama merupakan bukti kekuatan Obama. Obama mampu memberikan perasaan kepada pendukungnya, bahwa mereka merupakan bagian dari sebuah gerakan baru. Belum pernah sebelumnya, keikutsertaan pemilu awal partai Demokrat sedemikian besarnya. Obama juga dapat menarik para pemilih baru. Tapi Obama jangan melakukan kesalahan yang sama seperti Clinton, dan menganggap pertempuran melawan McCain dapat dimenangkan dengan mudah. Barack Obama harus terus meningkatkan kemampuannya, merangkul semua lapisan masyarakat, baik di dalam partai Demokratnya sendiri maupun dalam lingkup Amerika Serikat. Setelah delapan tahun pemerintahan George W.Bush, AS dan dunia sangat memerlukan kemampuan ini.


Juga harian Spanyol El Mundo yang terbit di Madrid menulis komentar bernada serupa :


Dalam perjuangan menuju Gedung Putih, Barack Obama tidak hanya diharuskan menyusun program kampanye, melainkan juga harus mengatasi perpecahan di dalam tubuh partai Demokrat. Ia harus memiliki kemampuan melakukan rekonsiliasi. Sekaligus harus berani memutuskan, peranan apa yang akan dimainkan Hillary Clinton di masa depan. Obama juga tahu persis, bayangnya nyonya Clinton amat panjang dan dapat menghalangi karir politiknya. Dari keputusan Obama, kini tergantung apakah kubu Demokrat dapat mengalami perujukan yang sebenarnya.


Terakhir harian Inggris Times yang terbit di London berkomentar :

Pemilu presiden AS memasuki babak selanjutnya. Obama kini harus memilih programnya dengan tepat, antara liberalisme pasar bebas atau politik intervensi dan subsidi. Obama memiliki karisma, sementara lawannya dari kubu Republik, McCain memiliki biografi yang mengagumkan. Akan tetapi rakyat Amerika dan juga masyarakat internasional memerlukan lebih dari sekedar tokoh. Melainkan program politik yang punya wawasan global.