1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obor Olimpiade Tiba di Puncak Everest

8 Mei 2008

Kamis (8/5) obor Olimpiade tiba di puncak gunung tertinggi dunia Mount Everest, tepat tiga bulan sebelum pembukaan pesta olah raga akbar Olimpiade di Beijing, Cina.

Obor Olimpiade dinyalakan Kamis (8/5) pukul 9:12 waktu setempat di puncak Gunung Everest
Obor Olimpiade dinyalakan Kamis (8/5) pukul 9:12 waktu setempat di puncak Gunung EverestFoto: picture-alliance / dpa

Para pendaki gunung bersorak gembira - api obor Olimpiade tetap menyala saat tiba di puncak Gunung Everest, walau berulang kali dihempas angin keras. Momen penting ini dapat disaksikan seluruh rakyat Cina karena disiarkan langsung oleh stasiun TV negara.

Selamat datang ke Olimpiade di Cina! itu seruan para pendaki yang tampak lelah. Obor Olimpiade dibawa oleh empat pendaki terakhir dalam tim. Tiga di antaranya adalah warga Tibet, suatu fakta yang sangat penting bagi pemerintah Cina.

Satu dunia - satu mimpi, kepala tim Nima Ciren, seorang warga Tibet yang membawa obor Olimpiade meneriakkan slogan pesta olah raga akbar di Beijing. Para pendaki memulai perjalanan mereka dari ketinggian 8.300 meter empat jam sebelum matahari terbit. Selama pendakian ke puncak, api Olimpiade dibawa dengan lampion khusus. Obor Olimpiade baru dinyalakan delapan meter sebelum titik tertinggi. Cina menggunakan teknologi riset angkasa luar untuk menjamin api Olimpiade tetap menyala di puncak Everest yang tipis lapisan oksigennya. Umbul-umbul Tibet menghiasi jalan setapak menuju puncak. Warnanya melambangkan keragaman di dunia. Sama seperti lingkaran warna-warni yang merupakan simbol Olimpiade. Seorang presenter televisi Cina menjelaskan:

"Zaman dulu, penyalaan obor mengingatkan manusia untuk berhenti berperang dan berdamai. Detik ini obor Olimpiade dinyalakan di puncak Gunung Everest sebagai ungkapan selamat datang ke Beijing. Semoga semua tamu yang tiba di sini merasa bahagia dan damai."

Perjalanan obor Olimpiade ke puncak Gunung Everest direncanakan secara matang oleh Pemerintah Cina. Nepal menutup semua rute pendakian ke puncak untuk mengantisipasi demonstrasi pro-Tibet. Sementara, wartawan asing yang berencana meliput penyalaan obir Olimpiade tertahan di posko pendakian di kaki Gunung Everest.

"Sepertinya kami baru akan diberi-tahu bila api Olimpiade sudah tiba di puncak. Kami tidak melihat langsung obor Olimpiade, kami tidak tahu detil perjalanan ke puncak, kami tidak mendapat informasi apa-apa. Memang ada jumpa pers setiap hari, tapi tiap kali kami mengajukan pertanyaan, jawabannya selalu sama, kami sendiri tidak tahu jadi kami tidak dapat memberi informasi itu pada Anda."

Demikian diungkap Ariane Reimers, reporter stasiun siaran Jerman ARD. Padahal sebelumnya, presiden Komite Olimpiade Jacques Rogge menegaskan, ia akan mengupayakan agar media dapat bebas meliput perjalanan obor Olimpiade. Karena penyalaan obor bukan suatu simbol Cina tapi lambang pesta olah raga akbar Olimpade. (zer)