1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ojek Perempuan Mendobrak Dominasi Pria

30 Desember 2015

Pengojek perempuan kini mulai mendobrak dominasi pria di sektor jasa transportasi ini. Terutama layanan ditujukan bagi penumpang perempuan yang rawan jadi korban kejahatan pelecehan seksual.

Foto: ojeksyari.com

Layanan ojek dengan pengemudi perempuan kini marak merambah pasar jasa transportasi ini. Tukang ojek perempuan terutama muncul di tengah kekhawatiran ancaman keamanan yang meningkat, menyusul banyaknya laporan serangan kejahatan dan pelecehan terhadap penumpang perempuan yang dilakukan pengemudi ojek pria.

"Kebutuhan transportasi bagi perempuan sangat besar, terutama di kota-kota besar di mana tingkat kejahatan dan pelecehan seksual sangat tinggi," ujar Evilita Adriani, salah satu pendiri perusahaan taksi sepeda motor Ojek Syari.

Dikenal dengan julukan "Ojesy", layanan ojek khusus untuk penumpang perempuan ini dimulai di Surabaya dan kemudian meluas. Ojesy terutama menonjolkan layanan jasa transpotasi ojek oleh kaum Muslimah yang berjilbab.

Nurlaila, seorang ibu rumah tangga di Surabaya menilai: "Saya merasa lebih nyaman berbagi tumpangan dengan sesama perempuan Muslim. " Dia menggunakan layanan ini untuk mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah . Perusahaan mengatakan bisnis yang dimulai bulan Maret tahun 2015 ini kini sudah memiliki sekitar 350 tukang ojek perempuan.

LadyJek juga mempromosikan layanan ojek khusus oleh dan untuk perempuanFoto: ladyjek.com

Perusahaan ojek lain juga tak ketinggalan ikut berlomba memasuki pasar dengan target konsumen perempuan. Di antaranya layanan berbasis aplikasi LadyJek, yang pengemudinya berpakaian jaket seragaam dan helm berwarna pink, dan Sister-Ojek, sebuah start-up yang mulai beroperasi dengan modal hanya sekitar 1,5 juta rupiah.

Tren baru dan langkah keamanan

Layanan ojek khusus perempuan ini tarifnya memang sedikit lebih mahal, dibanding ojek biasa. Tapi mereka menjanjikan keamanan yang lebih baik. Pengemudi ojek LadyJek misalnya, mereka dapat mengaktifkan alarm yang sangat keras jika mereka diserang atau merasa terancam, sementara Ojesy dan Suster-Ojek hanya beroperasi pada waktu antara matahari terbit dan terbenam.

Layanan semacam ini juga memungkinkan banyak perempuan bekerja paruh waktu dengan menjadi pengemudi ojek berbasis online. Seorang ibu rumah tangga, Endang Kartini, menceritakan, ia bekerja untuk Ojesy paruh waktu dan kini ia bisa membeli kosmetik sendiri dan memberikan uang saku kepada anak-anaknya, tanpa harus mengganggu kegiatan lainnya."Saya masih bisa tetap aktif menghadiri pengajian," tukasnya.

ap/as(afp, twitter)