Ombudsman: Jangan Ada Lagi Misi Luar Negeri Untuk Marinir
12 Februari 2018
Ombudsman Militer di parlemen Jerman Hans-Peter Bartels mendesak agar Angkatan Laut Jerman berhenti mengerahkan kapal-kapal perang ke misi NATO, Uni Eropa dan PBB.
Iklan
Jerman harus menimbang baik-baik sebelum menyetujui misi maritim baru dengan NATO, Uni Eropa atau Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Ombudsman militer di parlemen, Hans-Peter Bartels.
Dalam wawancara yang diterbitkan di tabloid Minggu Bild am Sonntag, Bartels menyalahkan birokrasi dan salah urus karena kurangnya fregat yang ada.
"Angkatan laut akan segera kehabisan kapal operasional," kata anggota SPD Hans-Peter Bartels.
Suku cadang kurang
Bartels mengatakan, kurangnya suku cadang untuk kapal angkatan laut Jerman kemungkinan akan menyebabkan masa perbaikan kapal di galangan jadi lebih lama.
"Ada terlalu banyak tanggung jawab administratif, staf kurang, dan kadang-kadang perusahaan reparasi memang ingin menahan (kapal) selama mungkin," dia mengingatkan.
Bild am Sonntag melaporkan bahwa satu dari tiga kapal terbesar di angkatan laut Jerman, kapal bantuan tempur "EGV Berlin," bersama dengan kapal pasokan "EGV Bonn," tidak dapat diooperasikan untuk waktu lebih lama dari perkiraan semula.
Menurut laporan internal angkatan laut, perbaikan kedua kapal di sebuah galangan kapal di Hamburg bisa makan waktu sampai 18 bulan. Perbaikan kapal yang dimulai tahun lalu itu saat ini sedang tertunda karena kekurangan suku cadang.
Fregat baru belum datang
Bartels mengatakan, sebenarnya perbaikan kedua kapal angkatan laut yang sudah tua itu berjalan sesuai rencana. Yang jadi masalah bagi marinir adalah banyaknya kapal tua yang seharusnya sudah pensiun, tapi kedatangan kapal pengganti masih tertunda.
Begini Bentuk Kapal Induk Baru Jepang
Jepang meluncurkan kapal induk helikopter kedua yang diberi nama "Kaga." Bersama kapal induk serupa, "Izumo," Jepang kini memiliki dua kapal perang yang menggandakan daya tempur negeri pasifis tersebut.
Foto: Reuters/T. Hanai
Alat Perang Pasifisme
Raksasa samudera sepanjang 248 meter ini diluncurkan dari sebuah galangan kapal di Yokohama. Setidaknya 520 serdadu akan ditempatkan pada kapal induk helikopter tersebut. Sejak Perang Dunia II konstitusi Jepang yang menganut ideologi Pasifisme sebenarnya melarang keberadaan angkatan bersenjata. Sebab itu militer Jepang menyebut diri sebagai "Angkatan Pertahanan."
Foto: Reuters/T. Hanai
Duet Kaga dan Izumo
Proses pengerjaan kapal "Kaga" dan "Izumo" berlangsung selama delapan tahun. Kedua kapal induk helikopter itu digerakkan oleh mesin Diesel. Menurut media pemerintah di Tokyo membayar 1,2 miliar Dollar AS atau sekitar 16 triliun Rupiah. "Kaga" diambil dari nama provinsi Jepang di pulau Honshu.
Foto: Reuters/T. Hanai
Kapal Perang buat Tujuan "Kemanusiaan"
Dengan dua kapal induk tersebut Jepang mengaku ingin meningkatkan kapasitas dan daya angkut personal atau barang bantuan kemanusiaan, seperti untuk bencana alam. "Kami bisa menyumbang lebih banyak untuk kegiatan humaniter," kata Menteri Pertahanan Takayuki Kobayashi.
Foto: Reuters/T. Hanai
Kapal Multiguna
Landasan pacu Kaga memungkinkan lima helikopter untuk mendarat atau terbang pada waktu yang bersamaan. Meski berstatus kapal induk helikopter, sejumlah pakar militer meyakini landasan pacu Kaga juga didesain agar bisa menampung jet tempur termutakhir.
Foto: Reuters/T. Hanai
Ancaman Cina
Kaga dan Izumo masing-masing bisa menampung 28 helikopter berukuran sedang atau 14 helikopter berukuran besar. Termasuk dalam sistem pertahanan adalah 7 helikopter yang didesain khusus untuk menghancurkan kapal selam. Fitur tersebut dianggap mendesak untuk mendeteksi kapal selam Cina dengan lebih efektif.
Foto: Reuters/T. Hanai
Berdesain Ganda
Tahun 2010 Forecast International melaporkan sejumlah fitur desain Kaga mampu menampung pesawat tiltrotor sayap tinggi V-22 Osprey atau bahkan jet tempur generasi kelima AS, F-35 Lightning II. Sifatnya yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang dan mampu mendarat secara vertikal membuat F-35 cocok untuk dioperasikan di atas Kaga.
Foto: Reuters/T. Hanai
Bayang Gelap Sejarah
Namun begitu pemilihan nama "Kaga" dianggap kontoversial. Pasalnya nama serupa pernah digunakan untuk kapal induk Jepang yang mulai aktif sejak 1928 dan terlibat dalam serangan Pearl Harbor. Kapal tersebut dikaramkan militer AS pada Perang Midway, Juni 1942.
Foto: Getty Images/Keystone
7 foto1 | 7
"Enam dari 15 kapal tanker yang lama sudah berhenti beroperasi, namun belum satu pun kapal frigat F125 yang baru selesai dan diserahkan ke angkatan laut," katanya.
Angkatan Laut Jerman saat i i terlibat dalam beberapa misi internasional, antara lain di Laut Tengah, Afrika utara dan sejak Mei 2015 di Eropa sebagai bagian dari operasi "Sophia". Misi ini akan berjalan sampai akhir 2018. Selain itu, kapal Jerman juga dilibatkan dalam misi NATO di Laut Aegea.
Dengan armada yang terdiri dari hampir 100 kapal, angkatan laut Jerman memainkan peran kunci dalam misi-misi NATO dan PBB di berbagai bagian dunia.
USS Gerald Ford: Kapal Induk Paling Mahal Sejagad
Amerika Serikat memiliki mesin perang baru berupa kapal induk paling mahal dalam sejarah, USS Gerald Ford. Apa saja keunggulannya?
Foto: Getty Images/U.S. Navy
Termahal Sejagad
Militer Amerika Serikat merayakan kapal induk paling mahal di dunia, USS Gerald Ford. Dibaptis dengan nama presiden ke 38, kapal induk seharga 13 milyar Dollar AS atau sekitar 65 trilyun Rupiah itu memiliki panjang 300 meter, lebar 40 meter dan berbobot 100.000 ton.
Foto: Getty Images/U.S. Navy
Kelas Baru Kapal Induk AS
USS Gerald Ford mewakili kelas baru kapal induk setelah era Nimitz yang telah digunakan sejak 40 tahun dan berakhir dengan peluncuran USS George H. W. Bush 2009 lalu. Kapal induk baru ini merupakan kapal induk bertenaga nuklir ke 12 yang dimiliki Amerika Serikat. Salah satu keunggulan teknologi USS Gerald Ford adalah sistem ketapel yang bertenaga elektromagnetik dan bukan lagi digerakkan oleh uap.
Foto: Getty Images/U.S. Navy/C.Delano
Satu Dekade Tanpa Bahan Bakar
Selain bertenaga nuklir, USS Gerald Ford juga memiliki sistem kendali digital sehingga bisa dikendalikan dengan layar sentuh. "Kapal ini adalah seni kerajinan tangan Amerika Serikat dalam kesempurnaan," kata Presiden Donald Trump saat meresmikan kapal induk anyar tersebut. "Ford" bisa melaut selama satu dekade tanpa perlu mengisi bahan bakar.
Foto: Imago
Efisiensi Personal
Uniknya kapal induk Gerald Ford tidak membutuhkan jumlah awak kapal sebanyak kapal induk AS yang lain, yakni 2628 awak atau 600 awak lebih sedikit ketimbang pendahulunya. Sebanyak 90 pesawat tempur dan helikopter bisa ditampung di geladak dan lambung kapal. USS Gerald Ford direncanakan bakal memiliki masa bakti selama 50 tahun.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Dua Menyusul
USS Gerald Ford juga dianggap sebagai prototip jenis kapal induk baru yang akan mendominasi armada angkatan laut AS di masa depan. Saat ini pemerintah AS telah merencanakan pembangunan dua kapal induk tipe Ford, yakni USS John F. Kennedy dan USS Enterprise. Meski sudah melaut, kapal Induk Gerald Ford baru akan menjalani misi pertama pada tahun 2020.
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS.com/Y. Bogu
Mahal Tapi Hemat
Meski tercatat sebagai kapal induk paling mahal dalam sejarah, militer AS diyakini bakal menghemat biaya oeprasional sebesar 4 milyar Dollar AS selama 50 tahun masa bakti USS Gerald Ford. Hal tersebut bisa dicapai melalui efisiensi teknologi yang mengurangi beban personal dan biaya perawatan.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Handal dan Cepat
Seberapa handal kapal induk teranyar AS ini di lapangan, bisa disimak dari jawaban Huntungton Ingalls, perusahaan kapal yang ikut membangun USS Gerald Ford. "Kapal ini lebih otomatis, lebih mudah dirawat dan mampu melancarkan misi militer jauh lebih cepat ketimbang kapal induk lain."