KTT Paris: Tak Akan Ada Perbaikan Iklim Tanpa Biodiversitas
12 Januari 2021
Pertemuan puncak One Planet Summit di Paris hari Senin (11/01) luncurkan agenda “30-30” untuk menghentikan kerusakan alam dan keanekaragaman hayati sebagai upaya meredam perubahan iklim.
Iklan
Pemimpin politik, wakil organisasi internasional dan pelaku ekonomi dari lebih 50 negara ikut serta dalam One Planet Summit yang digelar Prancis dengan dukungan PBB. Mereka berjanji untuk menciptakan kawasan lindung yang mencakup 30 persen daratan dan lautan dunia.
Apa yang disebut inisiatif "30-30" di maksudkan untuk menjadi landasan bagi pertemuan keanekaragaman hayati di Kunming, Cina, yang ditunda tahun lalu karena pandemi virus corona. Namun Beijing hingga saat ini belum mengumumkan tanggal yang baru untuk konferensi internasional itu. Sebuah sumber yang terlibat dalam persiapan tersebut mengatakan kepada kantor berita AFP, kemungkinan itu akan berlangsung pada awal Oktober.
"Sampai sekarang, kita terus menghancurkan planet kita, menyalahgunakannya seolah-olah kita memiliki planet cadangan," kata Sekjen PBB Antonio Guterres pada One Planet Summit di Paris melalui tautan video dari New York.
"Kita telah meracuni udara, tanah dan air, dan mengisi lautan kita dengan plastik. Dan sekarang alam menyerang balik," katanya menunjuk pada krisis pandemi corona sebagai contoh kasus.
Sebuah laporan penting PBB tahun 2019 memperingatkan bahwa satu juta spesies, sekitar satu dari delapan, terancam, sebagian besar karena hilangnya habitat dan nafsu makan manusia yang terus berkembang.
Biodiversitas penting untuk redam perubahan iklim
Dampak perubahan iklim baru-baru ini mulai terasa. Rata-rata lahan seluas satu lapangan sepak bola di hutan tropis alami ditebang atau dibakar setiap enam detik, kata Antonio Guterres. Target keanekaragaman hayati yang ditetapkan satu dekade lalu oleh negara-negara di dunia semuanya tidak berhasil dicapai, tambahnya. Melindungi alam adalah faktor penting untuk memerangi perubahan iklim.
Iklan
"Jelas tepat untuk fokus pada perubahan iklim (dalam pertemuan ini)," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak iklim di Glasgow pada November mendatang. "Tapi kita tidak akan mencapai keseimbangan nyata, kecuali kita juga melindungi," tambahnya, berbicara dari London.
Pertemuan One Planet di Paris menghasilkan pengumpulan dana US$ 10 miliar dolar yang akan dialoasikan untuk penghijauan di Afrika, yang dikenal sebagai proyek (delapan juta euro) dialokasikan untuk Great Green Wall , sebuah proyek untuk memulihkan lahan terdegradasi di kawasan Sahel pada jalur sepanjang 8.000 kilometer dari Atlantik ke Laut Merah. Proyek yang diluncurkan tahun 2007 itu terhenti karena kekurangan dana.
Kritik kelompok lingkungan dan aktivis iklim
Beberapa kelompok lingkungan mengatakan, agenda 30-30 saja tidak cukup untuk meredam kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Sementara kelompok masyarakat lain mengingatkan potensi pelanggaran hak-hak warga, khususnya masyarakat adat yang sering terusit dari tanah leluhur mereka dalam proyek-proyek perluasan kawasan. "Ekspansi kawasan lindung dulu sering berarti pelanggaran hak asasi manusia," kata Joji Carino, penasehat senior dari kelompok Forest Peoples Programme, kepada AFP.
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg juga mengeritik seringnya seruan deklarasi tanpa langkah konkret. Di Twitter dia menulis: "Bla bla alam, Bla bla penting, Bla bla ambisius, Bla bla investasi, Bla bla peluang, Bla bla pertumbuhan hijau ..."
Pertemuan One Planet Summit juga diikuti Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
hp/rzn (afp, ap, rtr)
Hewan-Hewan Yang Bisa Kembali dari Kepunahan
Biodiversitas bisa hilang sekejap. Ilmuwan menyebut kepunahan masal ke-6 di dunia ini setara punahnya dinosaurus. Tapi bisakah kemampuan merusak milik manusia diimbangi kekuatan untuk bangkitkan hewan-hewan ini kembali?
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Tidak usah takut t-rex
Film.film Jurassic Park menyebabkan orang membayangkan harus berhadapan dengan dinosaurus berbahaya. Tapi fantasi membangkitkan dinosaurus dari DNA milik seekor nyamuk purba yang terperangkap dalam resin pohon sangat jauh dari kenyataan. Menggunakan materi genetik yang berusia jutaan tahun tidak bisa dilakukan. Demikian pakar kebangkitan spesies punah.
Foto: picture-alliance/United Archiv/IFTN
Kemudian ada dua ekor...
Sejak meninggalnya Sudan, badak putih utara jantan yang terakhir dalam usia 45 tahun dua badak jantan betina, Najon dan Fatu, adalah yang terakhir dari spesies itu. Tapi ilmuwan berharap, embrio yang dibekukan nantinya bisa mengembalikan spesies itu dari jurang kepunahan. Embrio itu hasil penyatuan sperma Sudan dan telur dari badak putih selatan, spesies yang hampir serupa.
Foto: DW/Andrew Wasike
Rupanya tidak "terlalu punah"?
Ketika burung dodo hilang dari Mauritius di abad ke -17, hanya sedikit orang yang percaya, manusia bisa menyebabkan kepunahan seluruh spesies. Baru abad ke-19, ilmuwan Georges Cuvier membuktikan itu benar. Sejak itu dodo jadi simbol kekuatan destruktif manusia. Sekarang dicari DNA dodo dengan harapan, manusia bisa membuktikan kemampuan untuk membangkitkan spesies dari kepunahan.
Foto: Imago/StockTrek Images/D. Eskridge
Hidup rentan bahaya
Ketika Celia, ibex Pirenea terakhir meninggal tahun 2000, ilmuwan sudah kumpulkan dan bekukan sel-sel jaringannya. Tiga tahun kemudian, seekor kambing lahirkan klone Celia, yang diciptkan dengan menempatkan DNA Celia ke sebuah telur kambing. Sebenarnya, pembuahan dilakukan pada puluhan. Hanya 7 kambing hamil dan hanya seekor tidak keguguran. Klone Celia hanya hidup beberapa menit setelah lahir.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/C. Wermter
Jalan dari masa lalu
Ini Martha, merpati penumpang terakhir yang mati 1914. Mereka punah karena dimakan, perburuan ilegal dan deforestasi. Organisasi Revive & Restore, yang mempromosikan kebangkitan dari kepunahan, menilai merpati jenis ini jadi model sempurna untuk proyek model yang menunjukkan potensi kebangkitan spesies.
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
Ibu numbat
Warga Eropa yang datang ke Australia meyebabkan kepunahan thylacine, atau harimau Tasmania. Hewan terakhir dari spesies ini mati di kebun binatang Hobart tahun 1936. Sekarang ilmuwan telah mengkungkap kode genetik hwan ini dan berharap bisa menyisipkan gennya ke DNA milik spesies "saudara terdekatnya," yang disebut numbat.
Foto: Getty Images/AFP/T. Blackwood
Kebangkitan mamut
Spesies paling menarik yang mungkin bisa bangkit adalah mamut berambut lebat. "Saudara terdekat" spesies ini adalah gajah Asia. Ilmuwan di Universitas Harvard mengatakan, spesies ini bisa berperan dalam memperlambat pelumeran permafrostdan memperlambat perubahan iklim. Tapi untuk konsep yang disebut "Pleistocene Park" diperlukan sekitar 80.000 hewan supaya ada manfaatnya.
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Sapi istimewa
Spesies yang disebut auroch dulunya hidup di kawasan Eurasia. Mereka punah 400 tahun lalu akibat kehilangan habitat. Tapi keturunan mereka, yaitu sapi, terus hidup. Sejauh ini sudah ada program-program untuk "kembali membiakkan" auroch. Upaya yang dilakukan di Jerman membuahkan spesies yang disebut sapi Heck. Penulis: Ruby Russell (ml/ap)