Tidak banyak kemajuan yang dicatat pasukan gabungan Irak sepekan setelah dimulainya operasi pembebasan Mosul. Mereka mendapat perlawanan sengit dari gerilayawan Islamic State.
Iklan
Sepekan sejak dilancarkannya operasi militer buat merebut kota Mosul dari kelompok teror Islamic State, pasukan gabungan Irak perlahan mendekat dari arah utara, timur dan selatan. Melewati desa dan kota mati yang disulap jadi ladang ranjau, militer Irak mendapat perlawanan sengit dari IS.
Kelompok teror tersebut dikabarkan melancarkan bom truk, roket dan senjata mortar. Selain itu IS juga melancarkan serangan terhadap kota Kirkuk yang berjarak 170 kilometer dan menewaskan 80 orang. Serangan yang berlangsung selama dua hari itu diyakini sebagai upaya IS mengalihkan perhatian militer.
Saat ini pasukan Irak telah menduduki Bartella, sebuah desa Kristen yang terletak 15 kilometer dari Mosul, dan berusaha membebaskan kota Hamdaniyah. Sementara pasukan Kurdi sukses mengusir IS dari beberapa desa dan kini mengepung kota Bashiqa.
Namun begitu pasukan gabungan Irak tidak mencatat banyak kemajuan di selatan Mosul. Hingga saat ini militer baru mampu mendekat sejauh 50 kilometer dari bibir kota. Kemajuan mereka terhadang manuver IS membakar pabrik belerang yang menghasilkan asap beracun. Selain itu kelompok militan itu juga membakar ladang minyak untuk menghambat pergerakan pasukan Irak.
Sementara itu operasi militer di Mosul memicu ketegangan diplomatik antara Turki dan Irak. Pasalnya Ankara menempatkan 500 pasukan di sebuah kamp militer di dekat kota Bashiqa. Di sana Turki melatih gerilayawan untuk ikut bertempur merebut Mosul.
Namun Baghdad menilai gerilayawan bentukan Turki tidak memiliki izin dan meminta Ankara menarik pasukannya. Namun Turki menolak dan bersikeras gerilayawan tersebut ikut berperan membebaskan Mosul.Irak Lancarkan Operasi Pembebasan Mosul.
Cantik dan Mematikan: Prajurit Perempuan Pelumat ISIS
Mereka cantik, tetapi juga mematikan. Buat melumat ancaman kelompok teror Islamic State, perempuan Kurdi tidak segan mengangkat senjata. Keberadaan mereka di garda terdepan mengusik sikap anti perempuan kelompok radikal.
Foto: Reuters/A. Jadallah
Ditakuti dan Dibenci
Sejak beberapa tahun terakhir pasukan bersenjata Kurdi, Peshmerga, menerjunkan kaum perempuan buat bertempur di garda terdepan dalam perang melawan Islamic State. Mereka ditakuti, tutur Kolonel Nahida Ahmad Rashid, komandan batalyon perempuan Peshmerga, "karena pejuang IS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga."
Foto: Getty Images/AFP/S. Hamed
Berbayar Nyawa
Kekhawatiran terbesar prajurit perempuan Peshmerga adalah ditangkap oleh gerilayawan IS. Menurut berbagai laporan, mereka biasanya disiksa dan diperkosa sebelum dibunuh. Oleh pimpinan Peshmerga setiap serdadu perempuan diperintahkan menyisakan satu butir peluru buat melumat nyawa sendiri sebelum ditangkap.
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Uluran Tangan Barat
Batalyon kedua Pesherga saat ini berkekuatan 500 serdadu yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Satuan tempur ini berbasis di Sulaymaniyah, Kurdistan, dan terletak tidak jauh dari perbatasan Iran. Lantaran kiprahnya dalam perang melawan IS, Peshmerga sering mendapat bantuan militer dari negara-negara barat. termasuk diantaranya program pelatihan buat perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Persamaan Gender di Jantung Kekuasaan IS
Prajurit perempuan Peshmerga ikut memanggul beban tugas yang sama seperti kaum lelaki. Mereka dikirim dalam misi pengintaian, berpatroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit. "Satu-satunya perbedaan," kata Kolonel Rashid, sang komandan, "adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat."
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Perempuan di Akar Tradisi
Peshmerga yang dalam bahasa Kurdi berarti "mereka yang menatap mata kematian," aktif sejak akhir Perang Dunia I. Sejak dulu sayap militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintahan Irak. Sejak jatuhnya rejim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi. Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Foto: Reuters/Ahmed Jadallah
Ekspresi Kebebasan Perempuan Kurdi
Peshmerga pertamakali merekrut prajurit perempuan sekitar 20 tahun lalu. Selain Peshmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lain seperti Partai Buruh Kurdi, PKK, atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa. Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan. "Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Perjuangan demi Kebebasan
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rejim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh Islamic State. "Kami disini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid.